Categories: MotoGP

Aprilia Siap Melepas Hak Konsesi? Kisah Sebuah ‘Harga Diri’

RiderTua.com – Butuh ketekunan selama 7 tahun bagi Aprilia untuk mulai menunjukkan tajinya di MotoGP. Meskipun diwarnai serangkaian penghinaan, pada akhirnya mereka mampu membuktikan kerja kerasnya dengan kesuksesan di Termas de Rio Hondo Argentina. Pertanyaan selanjutnya, apakah mereka siap melepas hak sebagai tim konsesi? Dan bagaimana dengan pilihan pembalap, mengingat pada akhir musim ini kontrak Aleix Espargaro dan Maverick Vinales akan habis?.. Konsesi adalah ibarat bantuan bagi tim yang masih ‘lemah’, melepaskan bantuan bisa dibilang menaikkan harga diri sebuah pabrikan. Siap tidak siap lebel tim underdog itu harus segera dilepaskan, bahkan kemenangan sekali belum cukup..

Harus dikonfirmasi beberapa kali terutama dengan pembalap berbeda seperti Vinales.. Aprilia masih punya kesempatan untuk membuktikan mampu tanpa konsesi hingga batas waktu 29 Agustus 2023 dan hanya dengan tambahan 2 poin saja (podium 3 dua kali sudah ‘lunas’)..

Aprilia Mulai Menunjukkan Tajinya di MotoGP

Kemenangan Aleix Espargaro di GP Argentina merupakan kemenangan MotoGP pertama untuk merek asal Italia itu. Kemenangan perdananya datang pada akhir pekan yang dipersingkat hanya dalam 2 hari, ketika pembalap berusia 32 tahun itu mendominasi sesi latihan di RS-GP dan memberi Aprilia pole position pertamanya di era MotoGP. BTW, pole position Aprilia terakhir hingga saat ini adalah yang ditorehkan Jeremy McWilliams dengan 2000 500cc twin silinder 2 stroke di Phillip Island-Australia.

Bahkan setelah seri Red Bull Grand Prix of Americas di COTA trek yang ditakuti Aprilia, di mana Aleix crash 5 kali dalam satu akhir pekan di Oktober 2021, ujung tombak pabrikan asal Noale itu masih menempati peringkat 3 dalam klasemen.

Tak mudah bagi Aprilia, ini bisa digambarkan seperti mendaki bukit yang sangat terjal. Kelemahan mereka yang sangat jelas adalah, pabrikan dengan anggaran terkecil dengan hasil dari penjualan sepeda motor Aprilia yang sangat minim. Katakanlah dibandingkan dengan Honda, dan kurangnya sponsor utama. Tapi setelah meraih kemenangan, kemungkinan mereka semakin mudah mencari sponsor utama.

Hal lai yang semakin mempersulit adalah hilangnya ‘maha guru’ teknis yang telah membawa mereka ke dominasi besar-besaran di kelas 250cc, yang kemudian digantikan oleh Dorna dengan kelas Moto2 standar. Mereka muak dengan hasil curang ketika mesin yang lebih baik dikirim ke tim dan pembalap pilihan.

Arsitek dari kesuksesan ini tak lain adalah Gigi Dall’Igna, yang hengkang ke Ducati pada 2013. Di sana insinyur asal Italia itu membuktikan dirinya sebagai teknisi paling inovatif dari semua desainer, mulai dari winglet hingga sistem ketinggian kendara.

Di sisi lain Aprilia kesulitan, kurangnya tenaga yang berpengalaman dan pada saat yang sama mereka tidak mampu membeli pembalap papan atas. Namun, pengembangan paling terhambat karena direktur teknis Romano Albesiano juga bertanggung jawab atas manajemen. Jelas, terlalu banyak pekerjaan yang dilakukannya.

Siklus berbahaya itu terputus pada awal 2019, ketika Massimo Rivola (mantan direktur olahraga Ferrari di Formula 1) hengkang dari balapan bergengsi roda empat itu dan diangkat menjadi CEO Aprilia Racing. Masuknya Rivola membuat Albesiano bisa fokus pada pengembangan teknis, di mana akhirnya dia bisa mencapai potensi penuhnya.

Langkah selanjutnya diikuti pada tahun 2020. Peningkatan anggaran mendukung desain ulang mesin. Sampai saat itu, Aprilia telah menggunakan sudut silinder 72 derajat yang lebih sempit untuk mesin V4 mereka, seperti pada motor produksi mereka. Tapi sekarang mereka sudah beralih ke standar 90 derajat yang sudah digunakan oleh KTM, Honda dan Ducati. Ada juga sasis baru yang disesuaikan dengan desain mesin baru.

Kemalangan lain yang dialami Aprilia adalah, Andrea Iannone diganjar hukuman larangan balapan selama 4 tahunkarena kasus doping. Sementara itu Aleix Espargaro dan rekan setim cadangannya Bradley Smith, harus melatih kesabaran. Stabilitas adalah yang terakhir dalam daftar. Di musim pertama, putaran mesinnya terbatas begitu pula performanya.

Pada tahun 2021 RS-GP hampir siap. Stabilitas telah meningkat secara signifikan, meskipun PS ditingkatkan. Pembalap setianya Aleix Espargaro menyelesaikan 13 dari 18 balapan musim ini. Tetapi yang lebih berarti adalah hasil-hasilnya. Pembalap asal Spanyol itu mempersembahkan podium pertama untuk Aprilia di Silverstone dan finis di 10 besar di setiap balapan. Di kelas MotoGP yang super ketat hari ini, hasil yang mereka torehkan sungguh luar biasa.

Kemenangan GP pertama sekaligus pole position pertama Aprilia akhirnya diraih juga. Meskipun pabrikan asal Italia itu adalah satu-satunya yang masih menikmati hak istimewa sebagai tim konsesi, yang memungkinkan mereka mengembangkan mesin tanpa batas dan bebas tes. Bisa jadi, keuntungan ini akan segera hilang.

Kapan Hak Konsesi Aprilia akan Hilang?

Jika pabrikan mengumpulkan 6 poin konsesi (3 poin untuk kemenangan, 2 untuk finis di tempat ke-2, 1 untuk finis di tempat ke-3) dalam 2 tahun, maka status ini akan hilang. Podium pertama di Silverstone 2021 memberi 1 poin, kemenangan di Termas 3 poin, total sudah terkumpul 4 poin. Hanya perlu tambahan 2 poin lagi atau 2 kali finis di tempat ke-3 maka hak konsesi Aprilia akan hilang. Mereka memiliki waktu hingga 29 Agustus 2023 untuk melakukan ini.

Sukses secara alami mengarah pada kesuksesan lebih lanjut. Prestise baru Aprilia membuat RS-GP jauh lebih menarik bagi pembalap papan atas. Pasar transfer untuk 2023 lebih panas dari sebelumnya. Untuk menyebutkan satu saja, Fabio Quartararo belum menandatangani kontrak dan kekecewaannya pada kurangnya power Yamaha harus memainkan peran besar dalam keputusannya.

Aprilia akan punya pilihan, karena kontrak kedua pembalap akan habis. Espargaro juga tidak bisa menahan beberapa ‘sesumbarnya’ setelah kemenangannya, saat dia mengingat bahwa pembalap Moto2 dan calon rekan setim yang pernah dia dekati, sekarang akan menyesali keputusan mereka. Dia tidak menyebutkan nama siapa pun, tetapi pembalap asal Amerika Joe Roberts jelas salah satunya. Pada akhir 2020, dia memutuskan bahwa dia lebih suka tetap di Moto2, di mana dia melihat peluang untuk menang lebih besar.

Namun beberapa hari yang lalu, Aleix Espargaro mengungkapkan kekecewaannya dengan negosiasi pertama dengan Aprilia. Tetapi kesetiaannya dan peran kuncinya dalam pengembangan mungkin akan cukup untuk membuatnya tetap di Aprilia setelah 2022. Tetapi pertanyaan selanjutnya, seberapa aman pendatang baru Maverick Vinales di Aprilia?

This post was last modified on 17 April 2022 07:15

Rafie Satya Pradipta

Leave a Comment

Recent Posts

Kolaborasi Yamaha dengan FILA, Luncurkan Fazzio Edisi Spesial

RiderTua.com - Salah satu skutik Yamaha yang berkolaborasi dengan FILA yakni sebuah brand fashion terkenal, menghasilkan edisi spesial dari Fazzio…

25 April 2024

CEO Ducati : Performa Marc Marquez Tidak Bisa Disamakan dengan Pembalap GP24

RiderTua.com - Marc Marquez mengukuhkan dirinya sebagai pembalap GP23 tercepat pada 3 seri pertama MotoGP musim 2024. CEO Ducati Claudio…

25 April 2024

Neta Memulai Produksi Mobil Listriknya di Indonesia

RiderTua.com - Akhirnya Neta dapat memulai perakitan mobil listriknya di Indonesia setelah memulai penjualannya sejak tahun lalu. Walau mereka baru…

25 April 2024

Citroen e-C3 Siap Diproduksi di Indonesia!

RiderTua.com - Walau Citroen mengimpor seluruh mobilnya dari luar negeri, modelnya dapat dijual dengan harga cukup terjangkau. Tentunya dengan kualitasnya…

25 April 2024

Aleix Espargaro : Fabio Quartararo Bertahan di Yamaha Bukan Hanya Karena Uang

RiderTua.com - Fabio Quartararo memilih tetap bertahan dengan Yamaha meski performa M1 sangat mengecewakannya. Aleix Espargaro ikut mengomentari hal ini, pembalap…

25 April 2024

Penjualan Mobil Listrik Ditargetkan Bisa Mencapai 17 Juta Unit?

RiderTua.com - Sejauh ini penjualan mobil listrik di seluruh dunia masih cukup bagus, walau dengan adanya penurunan tren di Eropa…

25 April 2024