RiderTua.com – Lagu evergreen identik dengan lagu lama, namun masih tetap enak didengar sampai saat ini.. Sama halnya dengan Valentino Rossi yang masih populer meskipun semua pembalap MotoGP dari generasi balapnya sudah gantung helm, bahkan yang lebih muda darinya… Kini The Doctor mendapat semangat baru dengan David Munoz yang terbukti memberikan perubahan.. Valentino Rossi ‘The Evergreen’ dan kilikan manjur Yamaha M1 David Munoz
Rossi membuktikan dengan podium Jerez bahwa “obat” yang diracik David Munoz terbukti bekerja dan manjur pada tunggangannya Yamaha M1. Bahkan Alex Criville meyakinkan semua orang bahwa jangan pernah melupakan dia di antara favorit sebagai pemenang dalam setiap balapan..
Ketika karirinya terlihat bagai matahari sore jelang terbenam, Valentino Rossi tahu bagaimana caranya untuk ‘menang’. Dengan posisi ketiga di Jerez dia menunjukkan bahwa dia masih bisa bermain dengan yang termuda untuk naik podium MotoGP (18 pembalap muda dibelakang Rossi)…
Namun tetap butuh usaha besar untuk meyakinkan para insinyur Jepang untuk melakukan perubahan. Podiumnya bukanlah kemenangan tetapi dorongan kepercayaan diri, adalah sebuah cara dia menunjukkan bahwa apa yang dilakukan David Munoz berhasil. Di Brno mereka perlu mencoba lagi, selama di dalam garasinya mereka tahu bagaimana menemukan solusi untuk ban belakang yang mulai sirna di lap terakhir di Andalusia.
Cengkeraman ban hilang terlalu banyak pada sudut kemiringan maksimum. Tapi hal itu sesuatu yang bisa diperbaiki dengan sedikit penyesuaian setingan. Valentino Rossi adalah seorang “Evergreen”, dia tidak perlu membuktikan apa-apa tetapi dia masih memiliki motivasi. “Valentino Rossi sangat brilian di Jerez. Saya pikir dia masih memiliki sisa bensin, meskipun menjadi yang tertua di grid dengan usia 41 tahun,” kata Alex Crivillè.
“Dia melakukan balapan yang hebat di Jerez. Dia bisa mengulangnya di Brno dan berada di sana bersama mereka. Rossi tidak bisa dikesampingkan karena jelas dia adalah pembalap yang harus selalu bisa diandalkan di MotoGP,” tambah Crivillè.
Dia mungkin tidak memiliki kecepatan Fabio Quartararo, tetapi dengan pengaturan baru yang revolusioner, dia bertarung setara dengan sesama pembalap muda seperti Maverick Vinales. Jika Razlan Razali sempat ragu, kini dia menepisnya, kedatangan Valentino Rossi bukan sekadar pekerjaan pemasaran atau pemaksaan dari Yamaha. Memang diakui Rossi sudah kehilangan kekuatan pengambilan keputusan di Yamaha dalam menghadapi kemajuan pembalap Yamaha yang lebih muda. Tetapi tidak perlu banyak waktu bagi Rossi untuk kembali ke puncak.
Podium Jerez, memperpanjang masa ke”podium”an dari pertama dan terakhir di kelas utama menjadi 20 tahun dan 87 hari. Itu dia ukir dalam 71 tahun sejarah Kejuaraan Dunia balap motor, tidak ada pembalap lain yang bisa mendekati pencapaian rentang 20 tahun itu saat ini. Alex Barros bahkan hanya mampu 14 tahun 341 hari di posisi kedua … Tidak ada yang sepertinya.
This post was last modified on 7 Agustus 2020 07:55
RiderTua.com - Salah satu skutik Yamaha yang berkolaborasi dengan FILA yakni sebuah brand fashion terkenal, menghasilkan edisi spesial dari Fazzio…
RiderTua.com - Marc Marquez mengukuhkan dirinya sebagai pembalap GP23 tercepat pada 3 seri pertama MotoGP musim 2024. CEO Ducati Claudio…
RiderTua.com - Akhirnya Neta dapat memulai perakitan mobil listriknya di Indonesia setelah memulai penjualannya sejak tahun lalu. Walau mereka baru…
RiderTua.com - Walau Citroen mengimpor seluruh mobilnya dari luar negeri, modelnya dapat dijual dengan harga cukup terjangkau. Tentunya dengan kualitasnya…
RiderTua.com - Fabio Quartararo memilih tetap bertahan dengan Yamaha meski performa M1 sangat mengecewakannya. Aleix Espargaro ikut mengomentari hal ini, pembalap…
RiderTua.com - Sejauh ini penjualan mobil listrik di seluruh dunia masih cukup bagus, walau dengan adanya penurunan tren di Eropa…
Leave a Comment