RiderTua.com – Dalam beberapa hari lagi Marc Marquez akan menyegel gelar dunia MotoGP ke-6 nya. Ibarat pertandingan Marc kini dalam posisi “match point”. Andrea Dovizioso berada 98 poin di belakang pembalap Spanyol itu sebelum lima balapan akhir Musim ini. Kegagalannya bukan saja karena performa-nya, namun akibat kurang beruntung terlibat crash di Barcelona dan Silverstone. Namun dia juga diuntungkan dengan jatuhnya Marquez di Austin. Langganan Runner-up Apakah Dovizioso Kudu Agresif Seperti Marquez?
Dovi sering dianggap sebagai pembalap yang tidak cukup agresif, namun dia membantah. “Kebanyakan penonton tidak mengerti ini, gaya balap saya halus dan tidak menunjukkan agresivitas. Setiap pembalap memiliki gaya balap yang berbeda dan melakukan berbagai hal dengan cara yang berbeda, bukan berarti tidak memberikan penampilan 100 persen. ”
Pembalap asal Forlimpopoli, Italy itu menambahkan, jika seorang pembalap tidak memiliki kecepatan bertarung di depan, maka bukan berarti dengan agresivitas dapat mempengaruhi hasilnya. Namun soal agresivitas Dovi juga bisa mencoba sesuatu yang ‘gila’ dan berhasil, saat manuver menyalip Marquez di tikungan terakhir Red Bull Ring Spielberg, Austria.
Ketika ditanya haruskah Dovi mengambil lebih banyak risiko?. Dovi berujar bahwa bisa saja melakukan sesuatu, tetapi pada saat-saat tertentu. Dengan mengambil risiko lebih tidak akan membuat pembalap lebih cepat atau memenangkan Gelar Dunia. Menurutnya pembalap harus mengambil risiko pada saat-saat yang tepat, tetapi untuk melakukan sesuatu yang ‘gila’ jarang berhasil. Oleh karena itu, pembalap tidak dapat berkomitmen untuk mendapatkan hasil dengan cara ini. Dan juga karena mengambil risiko adalah tentang momen singkat dalam manuver tertentu. Pembalap tidak dapat mengambil risiko lebih untuk seluruh balapan. Orang-orang memiliki persepsi yang agak menyimpang dari itu ” kata Dovi dilansir La Gazzetta dello Sport.
Ketika membandingkan gaya balapnya dengan Marquez Dovi berujar, “Seperti di Austria, ada dua gaya balap yang berbeda, sejauh menyangkut pembalap dan motor. Pembalap tidak perlu melakukan hal-hal seperti Marc untuk melakukan sesuatu yang luar biasa. Mungkin manuver menyalip akan mengubah persepsi kita, ” kata pembalap Italia itu. Satu hal yang menarik diungkapkan Dovi tentang duel-duelnya dengan Marc. Marc tahu bahwa dalam duel, sulit untuk mengalahkan Dovi, karena rider Italia itu tidak agresif, tetapi mencari solusi dengan cara yang berbeda. Agresif bukan satu cara untuk menang… Alon-alon tapi kencang gitu to?
RiderTua.com - Marc Marquez mengukuhkan dirinya sebagai pembalap GP23 tercepat pada 3 seri pertama MotoGP musim 2024. CEO Ducati Claudio…
RiderTua.com - Akhirnya Neta dapat memulai perakitan mobil listriknya di Indonesia setelah memulai penjualannya sejak tahun lalu. Walau mereka baru…
RiderTua.com - Walau Citroen mengimpor seluruh mobilnya dari luar negeri, modelnya dapat dijual dengan harga cukup terjangkau. Tentunya dengan kualitasnya…
RiderTua.com - Fabio Quartararo memilih tetap bertahan dengan Yamaha meski performa M1 sangat mengecewakannya. Aleix Espargaro ikut mengomentari hal ini, pembalap…
RiderTua.com - Sejauh ini penjualan mobil listrik di seluruh dunia masih cukup bagus, walau dengan adanya penurunan tren di Eropa…
RiderTua.com - Citroen kini menghadirkan varian baru lainnya dari C3 di Indonesia, yaitu Aircross. Layaknya C5 Aircross yang sebelumnya dirilis,…
Leave a Comment