RiderTua.com – Mantan pembalap MotoGP Danilo Petrucci berbicara tentang pertarungan gelar antara Pecco Bagnaia (Ducati) dan Fabio Quartararo (Yamaha). Menurutnya, rider asal Prancis itu berada di posisi yang kurang menguntungkan. “Pecco telah berubah dari mangsa menjadi pemangsa mengingat bagaimana musim dimulai dan bagaimana perkembangannya sekarang.. Sayangnya, Fabio telah berubah menjadi kelinci untuk diburu,” kata pembalap MotoAmerica itu.
Pada bulan Oktober Danilo Petrucci menjadi sorotan, karena di Thailand dia diizinkan menyelesaikan balapan di tim pabrikan Suzuki untuk menggantikan Joan Mir yang cedera. Meski hanya finis di posisi ke-20 dalam balapan, itu adalah mimpi yang menjadi kenyataan bagi Petrucci.
Selama balapan, dia langsung merasakan dominasi para pembalap Ducati. Pabrikan asal Bologna ini memiliki total 8 motor dalam balapan, 6 di antaranya telah berhasil naik ke podium MotoGP pada 2022.
Petrux teringat saat masih di tim pabrikan Ducati. “Ini semua berkat Gigi Dall’Igna. Andrea Dovizioso dan saya sering bingung tentang apa yang dia lakukan kepada kami, karena kami tidak mengerti apa gunanya. Tapi 0,001 detik di sini, 0,00… detik di sana, pada akhirnya kita menemukan 0,1 detik yang kita gunakan untuk memenangkan balapan di MotoGP sekarang,” tegas Petrux.
Selain motor, Pecco Bagnaia sulit dikalahkan. “Sepertinya Ducati sangat bagus, Pecco telah berubah dari mangsa menjadi pemangsa mengingat bagaimana musim dimulai dan bagaimana perkembangannya sekarang,” kata pembalap MotoAmerica itu.
“Sayangnya, Fabio telah berubah menjadi kelinci untuk diburu, ada Ducati di sekelilingnya. Tanpa ragu, saya tidak memperkirakan Pecco begitu bagus dan konsisten. Di paruh pertama musim, sepertinya semuanya sudah kalah,” jelas Petrucci.
“Saya juga menyukai Fabio karena saya seperti melihat David melawan Goliat. Sampai beberapa bulan lalu, tidak terpikirkan bagi seorang pembalap untuk bertarung melawan 7 pembalap Ducati. Ketika kita melihat bahwa kita kehilangan lebih banyak poin, kita memberikan segalanya, tetapi itu tidak cukup. Itu normal untuk merasa sedih,” pungkas Petrux.
BTW, pembalap berusia 32 tahun itu mengakhiri karir MotoGP-nya di Valencia 2021. Pembalap asal Italia itu kemudian menyelesaikan Reli Dakar dengan KTM pada bulan Januari, di mana bahkan dia berhasil meraih satu hari kemenangan. Jalan itu kemudian membawanya kembali ke Ducati. Petrux menjadi runner-up di kelas MotoAmerica Superbike di belakang pembalap Yamaha Jake Gagne.
RiderTua.com - Akhirnya Neta dapat memulai perakitan mobil listriknya di Indonesia setelah memulai penjualannya sejak tahun lalu. Walau mereka baru…
RiderTua.com - Walau Citroen mengimpor seluruh mobilnya dari luar negeri, modelnya dapat dijual dengan harga cukup terjangkau. Tentunya dengan kualitasnya…
RiderTua.com - Fabio Quartararo memilih tetap bertahan dengan Yamaha meski performa M1 sangat mengecewakannya. Aleix Espargaro ikut mengomentari hal ini, pembalap…
RiderTua.com - Sejauh ini penjualan mobil listrik di seluruh dunia masih cukup bagus, walau dengan adanya penurunan tren di Eropa…
RiderTua.com - Citroen kini menghadirkan varian baru lainnya dari C3 di Indonesia, yaitu Aircross. Layaknya C5 Aircross yang sebelumnya dirilis,…
RiderTua.com - Dari 3 sprint pertama musim 2024, duo rider VR46 Marco Bezzecchi dan Fabio di Giannantonio belum mencetak satu…
Leave a Comment