RiderTua.com – Produksi mobil sejak awal tahun 2022 sudah cukup menganggu bagi beberapa produsen. Selain karena kondisi pasar yang belum memulih, krisis chip semi-konduktor makin memperparah keadaan. Akibatnya banyak produksi mobil yang terpangkas akibat krisis tersebut. Memang tak hanya produsen mobil yang membutuhkan komponen ini.
Baca juga: Penjualan Mobil Premium Pada Q1 2022 Tetap Dipimpin BMW!
Produksi Mobil yang Terpangkas Akibat Stok Chip Terbatas
Krisis chip ini terjadi secara global, dan Indonesia juga terkena dampak dari krisis tersebut. Akibatnya, produksi sejumlah mobil dari merek seperti Honda mengalami gangguan yang cukup serius. Bahkan Honda harus menyetop produksi Mobilio untuk sementara agar bisa memberi ruang untuk Brio dan BR-V.
Diketahui baru saja tercatat ada 87,5 ribu unit kendaraan di dunia yang terpangkas produksinya akibat dampak tersebut. Sehingga total ada 1,5 juta unit mobil yang dipangkas dari produksi global. Tapi jika tahun 2021 ikut dihitung, ternyata ada sekitar 12 juta unit mobil yang dipangkas produksinya, dan ini sudah angka yang cukup besar.
Bisa Berkepanjangan
Memang dengan pemangkasan produksi ini membuat penjualan mobil ikut terpengaruh karenanya. Penjualan pada kuartal pertama tahun 2022 masih cukup tinggi, meskipun sejumlah merek mencatat adanya sedikit penurunan. Tapi setidaknya penjualan mobil secara keseluruhan masih cukup stabil.
Yang ditakutkan yaitu krisis chip yang bisa berkepanjangan hingga beberapa tahun ke depan. Dengan kondisi pasar yang kurang menentu dapat memperparah keadaan tersebut, sehingga pemulihan pasar menjadi lebih lambat. Produsen seperti Toyota sempat terpikir untuk membuka produksi chip semi-konduktornya sendiri.
Walau dengan kondisi tak menentu seperti sekarang ini, produsen tentu sudah punya strategi dalam mengatasi dampak krisis chip tersebut. Meskipun terkadang mereka harus mengorbankan produksi model yang ada untuk merakit mobil lainnya.