Davide Brivio Gantikan Alberto Puig?

RiderTua.com – Davide Brivio gantikan Alberto Puig? HRC (Honda Racing Corporation) sedang berbenah. Apakah kini Alberto Puig harus mengkhawatirkan posisinya sebagai manajer tim Repsol Honda?  Saat Davide Brivio datang sebagai tamu di GP Catalunya di Barcelona pada 2022, dirumorkan bahwa dia akan menggantikan Alberto Puig. Namun kabar tersebut ternyata hanya omong kosong, karena Brivio telah menandatangani kontrak 3 tahun dengan bayaran tinggi di Formula 1 (2021 hingga akhir 2023) bersama Alpine (tim penerus Renault).

Namun kini restrukturisasi besar-besaran sedang dilakukan di HRC. Setahun yang lalu, direktur teknis Takeo Yokoyama dipecat dan kemudian mantan manajer teknis Suzuki Ken Kawauchi dipekerjakan, yang tampak tidak berdaya sejak hari pertama. General Manager HRC Tetsuhiro Kuwata rupanya juga akan dipromosikan hingga pensiun pada bulan Maret.

Di GP Jepang terlihat jelas bahwa Shinichi Kokubu selaku General Manager HRC (MotoGP & WSBK) yang terkenal sangat pemarah, harus bertanggung jawab. Antara lain, dia bertanggung jawab atas fakta bahwa komunikasi dengan pembalap, teknisi, dan tim satelit LCR sangat mengecewakan dan banyak kesalahan telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk dalam pemilihan pembalap dan pengembangan lebih lanjut dari RC213V.

Davide Brivio Gantikan Alberto Puig?

Bos pemasaran Repsol Honda, Hector Martin kini pindah ke klub sepak bola RCD Mallorca dan kini menjabat sebagai direktur komunikasi dan media. Marc Marquez juga memutuskan meninggalkan Honda dan membawa spesialis ban Javier Ortiz bersamanya ke tim Gresini Ducati. Jose Manuel Escamez (Koordinator Logistik Teknis HRC) juga meninggalkan departemen MotoGP dan akan menggantikan Leon Camier sebagai manajer tim baru di tim pabrikan Honda Superbike dengan pembalap Iker Lecuona dan Xavi Vierge. Puig suka memasang pembalap Spanyol di titik peralihan yang penting.

Pada hari Kamis (23/11/23), di paddock Sirkuit Ricardo Tormo di Valencia terdengar rumor bahwa kini manajer tim Repsol-Honda Alberto Puig juga harus mengkhawatirkan posisinya setelah rentetan kegagalan dalam beberapa tahun terakhir dan perpisahan Marc Marquez.

Davide Brivio yang pernah menjadi manajer tim MotoGP sukses di Suzuki Ecstar mulai dari 2014 hingga akhir 2020, dikabarkan akan menggantikan Puig setelah musim 2023. Pria asal Italia itu menghadiri GP Misano pada bulan September, sehingga memicu rumor dia akan kembali ke MotoGP.

Ketika Puig ditanya, apakah spekulasi tersebut benar? “Saya punya kontrak untuk tahun 2024. Anda harus bertanya kepada mereka di atas sana,” jawabnya sambil menunjuk ke lantai pertama truk kantor HRC, tempat para manajer puncak HRC Jepang berkumpul.

Karena para petinggi HRC telah melakukan komunikasi ‘bawah tanah’ selama bertahun-tahun dan bertindak seolah-olah proyek MotoGP yang menelan biaya setidaknya 70 juta euro (Rp 1,2 triliun) adalah murni target itu sendiri dan bukan platform global untuk iklan, maka diskusi dengan pihak Jepang hanyalah buang-buang waktu.

Jika melihat klasemen Kejuaraan Dunia, akan membuat para petinggi HRC terdiam. Peringkat terakhir di Kejuaraan Dunia Pabrikan, backbencher di Kejuaraan Dunia tim, di peringkat 14 Marc Marquez sebagai pembalap Honda terbaik di Kejuaraan Dunia Pembalap dan Repsol Honda belum pernah menang dalam 2 tahun.

Sebagai informasi, Davide Brivio datang ke Alpine sebagai pencetak juara dunia yang cemerlang. Namun dia tidak pernah mendapatkan pengaruh di level manajemen tertinggi di Prancis (bekas tim pabrikan Renault) seperti yang dijanjikan kepadanya. Sementara itu, dia ditipu dengan jabatan ‘Direktur Proyek Ekspansi Balapan’ dan diturunkan ke posisi ‘samping’.

Kedua pembalap Prancis, Pierre Gasly dan Esteban Ocon membalap untuk tim F1 Alpine pada tahun 2023. Brivio sebagai direktur olahraga dan Marcin Budkowski seharusnya berbagi tugas manajemen operasional dan melapor kepada CEO Alpine Laurent Rossi, yang melapor langsung ke CEO Renault Luca de Meo. Namun Rossi kini digantikan oleh CEO baru Philippe Knief.

Hati Brivio terpaku pada MotoGP. Di Honda dia dapat membantu, pertama membawa motor kompetitif kembali ke trek balap pada tahun 2024 dan kedua mendapatkan posisi yang lebih baik dalam hal staf pembalap di masa depan. Dengan Joan Mir dan Luca Marini (Repsol) dan Johann Zarco serta Taka Nakagami (di LCR), bisa dibilang line-up HRC 2024 tidak memiliki jajaran pembalap yang luar biasa.

Di saat yang sama, terus muncul rumor bahwa Brivio mendapat tawaran dari HRC dan kemungkinan akan menjadi manajer tim Repsol-Honda. Hal itu pasti membuat Joan Mir bahagia, yang menjadi juara dunia di Suzuki Ecstar bersama Brivio pada tahun 2020 tapi gagal total di HRC (peringkat 22 di klasemen).

Baru-baru ini terdengar bahwa Puig telah memohon kontrak 1 tahun untuk Fabio Di Giannantonio untuk menggantikan Marc Marquez dan pihak Jepang tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan ketika mereka menyetujui kontrak 2 tahun untuk Luca Marini.

Namun Puig telah diberi banyak kekuasaan oleh HRC dan bahkan memiliki infrastruktur yang dia sewakan ke HRC, termasuk di Kejuaraan Dunia Superbike.

“Lebih mudah bagi pemerintah Inggris untuk menyingkirkan Boris Johnson ketimbang HRC berpisah dengan Puig,” kata ‘orang dalam’ Honda.

Namun rumor lain mengklaim kepergian Puig adalah sebuah fakta, itulah satu-satunya alasan Valentino Rossi menyetujui kepindahan Luca Marini ke Repsol. Pasalnya Brivio juga pernah bekerja untuk VR46, bahkan sebagai manajer Rossi. Dan putra Davide, Luca Brivio sibuk di lingkungan VR46 sebagai koordinator tim di tim Mooney VR46 MotoGP.