RiderTua.com – Berkat unggul 21 poin, Pecco Bagnaia memiliki peluang terbaik dalam perebutan gelar sebelum balapan MotoGP terakhir di Valencia. Tapi Jorge Martin tampil lebih kuat pada hari Jumat. Juara dunia sekaligus pemimpin klasemen Pecco Bagnaia terdampar di posisi ke-15, tertinggal 0,659 detik dari pembalap tercepat Maverick Vinales (Aprilia). Pembalap asal Turin Italia itu terpaut 0,230 detik dari posisi ke-10.
Martin benar-benar berbeda. Pembalap Pramac Ducati itu berada di posisi ke-2 (+0,147 detik), melaju beberapa lap menguntit di belakang Bagnaia dan menjelaskan bahwa dia lebih cepat. Karena masih ada 12+25 poin yang bisa diperebutkan di sprint hari Sabtu dan Grand Prix di hari Minggu, apapun masih bisa terjadi di kejuaraan dunia.
Jorge Martin menjelaskan, “Semuanya berjalan baik, saya sangat cepat. Saya satu-satunya yang membalap dengan ban bekas, kecepatanku sangat kuat. Kami memilih taktik yang sedikit berbeda dan mulai berburu lebih awal untuk mencapai posisi teratas. Saya mengikuti Pecco untuk memahami pilihan jalurnya, melihat kekuatan dan kelemahannya. Saya dekat dengannya, itulah satu-satunya cara saya bisa memberikan tekanan padanya.”
“Saya ingin memberi tahu dia bahwa saya ada di sana dan melakukan perlawanan. Itu tidak baik bagiku dan biasanya aku tidak melakukan itu, tapi kali ini tidak ada cara lain. Dia sedikit lebih kuat dari saya di dua tikungan, jadi saya harus menjadi lebih baik di sana. Terkadang kami mengambil jalur yang sangat berbeda,” imbuh rider berusia 25 tahun itu.
Stewards FIM MotoGP menghukum Martin dengan denda sebesar 500 euro (Rp 8,5 juta) pada Jumat pagi karena berada tepat di depan lawan saat tes start di akhir FP1. Namun hal itu tidak lebih dari sekadar gangguan bagi pembalap asal Spanyol itu. “Saya memulai dengan baik di Qatar dalam 3 hari. Tiga start pertama di sini sempurna, kami dapat mengembangkannya,” ungkapnya.
Fakta bahwa Martin selalu membuntuti Bagnaia dalam latihan, tidak diterima dengan baik oleh tim pabrikan Ducati-Lenovo. Dan puncaknya adalah, manajer tim Davide Tardozzi dengan setengah hati menghalangi jalan Martin ketika dia turun ke trek untuk terakhir kalinya di akhir kualifikasi.
“Saya perhatikan mereka sedikit kesal. Tapi aku tidak punya pilihan lain. Bukannya saya mendorongnya keluar jalur atau semacamnya, saya hanya mengikutinya. Kami telah berkali-kali melihat musim ini bahwa seseorang mengikutiku atau Pecco dan mereka tidak mengatakan apa pun. Saya ingin mereka santai dan memahami situasiku. Saya seorang pembalap Ducati. Jika saya menang, itu bukan untuk tim saya, tapi juga untuk Ducati. Saya berharap mereka juga senang karena saya bisa menang,” tegas Martinator.
Apa strateginya dalam sprint race? “Saya harus menang atau setidaknya sampai garis finis sebelum Pecco. Saya akan memberikan segalanya untuk berada di depannya. Jumat adalah hari yang baik, hampir ideal. Tapi itu bukan kemenangan, bukan apa-apa,” pungkas Martin.
RiderTua.com - Marc Marquez meraih podium perdana (finis ke-2) di balapan utama untuk Ducati di GP Jerez. Sebenarnya kemenangan ada dalam…
RiderTua.com - Wuling sudah tidak bisa diragukan lagi jika berbicara soal penjualan mobil listriknya. Sebab dalam beberapa bulan terakhir, mereka…
RiderTua.com - Tesla mampu menjadi merek mobil listrik terlaris di dunia sepanjang kuartal pertama tahun ini. Walau mereka hadir di…
RiderTua.com - Toyota masih memiliki sedikit model BEV yang dijual di Indonesia, dengan bZ4X sebagai model yang dijualnya sejauh ini.…
RiderTua.com - Aleix Espargaro saat ini menjalani musim ke-20 di kejuaraan dunia balap motor. Di dua kelas kecil yang masing-masing…
RiderTua.com - Jumat (3/5/24) FIM, IRTA dan Dorna mengumumkan bahwa mereka terpaksa menunda balapan perdana GP Kazakhstan yang seharusnya berlangsung pada…
Leave a Comment