Categories: MotoGP

Luca Marini : Penalti Harus Jelas dan Konsisten

RiderTua.com – “Mamma mia,” itulah satu kata yang terucap dari bibir Luca Marini merujuk pada balapan akhir pekan yang penuh ‘drama’ di Jerez. Karena terjadi crash di tikungan 2 dalam sprint maupun balapan utama hari Minggu, red flag pun berkibar. Maka dilakukan restart pada balapan di kedua hari tersebut.

Apa yang bisa dilakukan terhadap kejadian seperti itu? “Yah… kami membutuhkan jarak yang lebih jauh, tapi saya tidak tahu,” lanjut rider Mooney VR46 itu.

Luca Marini : Penalti Harus Jelas dan Konsisten

Faktanya balapan di kelas kecil berjalan lebih mulus, tapi hal ini tidak mengejutkan Luca Marini. “Benar, tapi kepadatan power di Moto2 dan Moto3 tidak terlalu tinggi. Ada pembalap kuat di sana, tapi ada gap yang lebih besar di belakang. Sebaliknya di MotoGP, Quartararo dan Rins misalnya, yang memenangkan balapan dan berada di podium bersama saya (di Austin), start dari posisi ke-16 dan ke-18 di grid di Jerez. Tapi tentu saja mereka ingin mencoba lagi untuk mendapatkan hasil yang baik. Sulit, saya tidak tahu apa yang bisa kita lakukan. Ini akan menjadi musim yang sulit,” keluh pembalap asal Italia itu.

Namun hukuman yang dikeluarkan FIM MotoGP Stewards Panel memicu kontroversi. Di Jerez, lagi-lagi ada beberapa situasi yang dianggap oleh pengamat sebagai insiden balapan, tetapi akhirnya malah mendapatkan penalti.

Sebagai pengingat, Franco Morbidelli diganjar long lap penalti untuk crash pada sprint race yang melibatkan Alex Marquez dan Marco Bezzecchi. Sementara itu, Fabio Quartararo juga diberi penalti yang sama karena menabrak Miguel Oliveira sesaat setelah balapan utama dimulai. Pemenang GP Jerez Pecco Bagnaia sempat diturunkan satu posisi pada race hari Minggu, ketika dia ‘kontak’ dengan Jack Miller. Di sisi lain, manuver Miller melawan Jorge Martin tidak dikenakan hukuman.

Mengenai hukuman yang terkesan asal-asalan, Marini mengatakan, “Menurut saya, kita sedang berada dalam masa transisi. Di Le Mans kami juga akan berbicara dengan para steward di Safety Commission. Ini akan menarik karena setiap pembalap ingin mendapatkan gambaran yang jelas tentang situasinya. Bagi saya itu bukan ‘penalti ya atau tidak’, itu masalahnya. Itu adalah ‘garis’ yang harus mereka ikuti, jika seorang pembalap berperilaku seperti itu, itu akan berbuah penalti. Dan itu harus ditangani dengan cara yang sama setiap saat.”

Jadi saat ini pembalap tidak tahu apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak? “Tepat. Kita semua mengeluh bahwa tidak ada ‘garis’ yang konsisten,” tegas pembalap berusia 25 tahun itu, yang kemudian merujuk pada insiden dalam balapan ketika Pecco Bagnaia harus menyerahkan posisinya setelah bermanuver melawan Jack Miller.

Maro menambahkan, “Tidak tahu apakah benar dia harus mengembalikan posisi itu atau tidak. Bahkan aku tidak ingin berbicara tentang itu. Tetapi jika pembalap lain menyentuh seseorang, hukuman yang sama harus dikenakan lagi. Itulah yang kami tentang.”

Faktanya dalam kasus Bagnaia dan Miller, tidak ada kontak nyata di tikungan 6. “Ya, karena Miller langsung gercep memperbaiki posisi motornya. Jika Miller tidak melakukan itu, akan ada kontak. Ini bukan salah Pecco atau Miller. Hanya saja harus jelas. Jika seorang pembalap melakukan manuver ini, ini hukumannya atau tidak ada hukuman,” imbuh adik Valentino Rossi itu.

Marini sendiri roda depannya slip dalam sprint Portimao, ‘menyapu’ sesama rekan Ducatinya Enea Bastianini jatuh bersamanya, tetapi Maro lolos tanpa hukuman. “Tidak boleh ada penalti juga, kami tidak menginginkan lebih banyak penalti. Kami hanya ingin ada hukuman yang sama setiap saat. Steward harus menganalisis semua crash dan mencoba membuat peraturan yang tegas dan jelas. Jika itu terjadi, itulah hukumannya. Juga tidak boleh ada hukuman, hanya harus jelas dan sama untuk semua orang,” tegas murid VR46 Academy tersebut.

Apakah ketakutan akan kemungkinan penalti dalam balapan pernah menghentikannya dari manuver? “Pada saat itu, tidak. Kurasa tidak,” tegas Marini.

Karena pembalap kemudian ‘mematikan’ otak mereka? “Tidak, tidak. Otak terus bekerja, setidaknya untukku,” pungkas Luca Marini sambil tersenyum.

Mimi Carrasco

Leave a Comment

Recent Posts

Daihatsu Sigra yang Memimpin Penjualan Mobil LCGC Bulan Lalu

RiderTua.com - Tidak bisa dipungkiri kalau Daihatsu mampu menjadi salah satu merek mobil terlaris di Indonesia. Walau mereka lebih unggul…

18 April 2024

Dulu Maverick Vinales Mudah Menyerah dan Frustrasi Kini Berubah

RiderTua.com - Maverick Vinales mendapat banyak pujian karena dinilai sudah berubah dari dirinya yang dulu, yang banyak dikritik karena terlalu…

18 April 2024

Toyota Fortuner Ungguli Penjualan Mitsubishi Pajero Sport Bulan Lalu

RiderTua.com - Toyota memang cukup unggul di pasar mobil penumpang di Indonesia secara keseluruhan. Hanya saja tidak semua segmen bisa…

18 April 2024

Marc Marquez : Saat Berjabat Tangan dengan Pecco Saya Bilang Padanya ‘Saya Mengerti’

RiderTua.com - Pada balapan utama di Portimao, Marc Marquez 'dikirim' ke gravel oleh Pecco Bagnaia saat mereka terjadi kontak di…

18 April 2024

Maverick Vinales : Menang di 3 Pabrikan Berbeda, Tapi Bukan Rekor yang Bagus!

RiderTua.com - Maverick Vinales mencatatkan namanya dalam buku rekor sebagai pembalap pertama di era MotoGP yang meraih kemenangan bersama tiga…

18 April 2024

Skor Pembalap MotoGP di COTA: Marquez 5, Acosta 10

RiderTua.com - Penampilan memukau rookie Pedro Acosta di GP Amerika sungguh mengesankan. Bagaimana tidak, rider GasGas Tech3 itu dengan gagah…

18 April 2024