RiderTua.com – Siapa pembalap MotoGP terbaik musim 2022?.. Apakah Juara Dunia MotoGP baru Pecco Bagnaia? Fabio Quartararo?.. pembalap yang penampilannya musim ini mengejutkan, Aleix Espargaro? atau bahkan Marc Marquez.. Apakah selalu pembalap terbaik yang memenangkan gelar? Apakah Kejuaraan Dunia lebih dari sekadar permainan persentase yang hanya menghargai keandalan dan kecepatan? Dan cukup beruntung berada di atas motor tercepat?
Berikut ini sedikit petunjuk jika kamu memilih Pecco: 5 kali Nol poin dan masih bisa menjadi Juara Dunia, bagaimana kalau tidak jatuh? .. Jika kamu memilih Quartararo maka clue-nya adalah: Dia bertarung sendirian yang memang bersumber dari M1 yang hanya cepat ditangan pembalap Prancis itu, bahkan Morbi, Dovi dan Darryn tak berkutik.. Jika kamu memilih Aleix Espargaro yang luar biasa di Aprilia, hanya masalah teknis yang bisa menghentikannya. Dan jika kamu memilih Marc Marquez alasannya adalah karena Marc Marquez, bahkan setelah comeback dari cedera dan absen lama dia masih bisa podium (Australia) dan menjadi pembalap teratas di Honda di klasemen dunia mengalahkan Pol, adiknya dan Taka.
Jadi akan sulit untuk tidak menempatkan Marquez di daftar teratas. Dan tentunya yang pertama masuk daftar adalah Bagnaia, Quartararo dan Aleix.. Menurut kalian siapa yang pantas menyandang gelar sebagai pembalap MotoGP terbaik 2022?
Tahun ini adalah tahun yang berat. Kesalahan menentukan lebih banyak tentang Kejuaraan Dunia ketimbang mencetak poin yang solid dan teknik yang benar-benar andal untuk memenangkan gelar.
Pecco Bagnaia dinobatkan sebagai juara MotoGP 2022 di Valencia setelah membalik keadaan dari -91 ke +23 yang memecahkan rekor. Mengendarai Ducati Desmosedici GP22 yang menakjubkan, dia duduk di atas motor yang jelas-jelas unggul dan tantangan terbesarnya bukanlah untuk mengalahkan juara bertahan Yamaha, tetapi seluruh pembalap hebat lainnya dengan motor yang sama dari Borgo Panigale. Atau versi sebelumnya, yang hampir sama bagusnya.
Apakah Enea Bastianini membantunya? Apakah Bestia dengan GP21 di tim Gresini dua kali menahan diri (Misano dan Malaysia) dalam perebutan kemenangan? Kita tidak akan pernah tahu apakah dia benar-benar tidak bisa menyalip rekan mereknya atau apakah dia sengaja bersikap hati-hati demi pembalap pabrikan itu? Sesuatu yang tidak Bestia pedulikan di Le Mans dan Aragon.
Fabio Quartararo, bahkan dalam mimpi terliarnya pun tidak bisa mengandalkan dukungan dari rekan-rekan Yamaha-nya. Sepanjang tahun dia yang lebih banyak mengeluarkan potensi dari M1 2022 yang mengecewakan ketimbang siapa pun. Dia berada jauh di depan pembalap Yamaha lainnya, meskipun salah satunya adalah runner-up MotoGP 3 kali Andrea Dovizioso dan Franco Morbidelli yang mengungguli pembalap asal Prancis itu di Kejuaraan Dunia 2020. Dovi bahkan tidak menyelesaikan musim karena kurangnya hasil dan kurangnya potensi.
Lalu ada Aleix Espargaro yang luar biasa di Aprilia. Namun, setelah awal yang sangat kuat, kesalahan oleh pembalap (merayakan podium terlalu dini di GP Catalunya), kesalahan karena Quartararo (crash di Assen) dan kesalahan oleh tim ketika kecelakaan pemetaan di Motegi menyebabkan nol poin, mengurangi peluang mimpi untuk meraih gelar Dunia. Itu lebih dari 40 poin hilang, dengan pembalap Spanyol itu tiba di Valencia hanya terpaut 46 poin. Ironisnya, di final masalah teknis menyebabkan satu-satunya kegagalan musim ini dan peringkat 3 di Kejuaraan Dunia jatuh ke tangan Bastianini.
Tentu lebih mengagumkan bila hasil yang dicapai melebihi potensi motornya. Semua rider berada di pihak yang diunggulkan, bukan? Tapi ada pembalap lain yang melakukan lebih banyak lagi dalam balapan yang lebih sedikit ketimbang El Diablo, dengan motor yang sama tidak kompetitifnya dengan pembalap lain.
Tentu saja kita berbicara tentang Marc Marquez, dengan humerus yang sudah pulih dia kembali ke level tertingginya sejak comeback dan telah memungkinkan hasil yang jauh di atas pembalap Honda lainnya. Dua di antaranya, Alex Marquez dan Pol Espargaro memiliki setidaknya 3 gelar dunia bersama.
Di balapan luar Eropa, Marc meraih pole position di Jepang untuk pertama kalinya dalam 1071 hari. Kemudian dia mengakhiri paceklik Honda dengan podium pertama sejak tempat ke-3 Pol di balapan pembuka musim di Qatar sementara hanya kehilangan kemenangan di Australia. Total, dia mengumpulkan 53 poin dalam 4 balapan. Pada periode yang sama, Pecco mencetak 57 poin, Aleix Espargaro 18 dan Quartararo hanya 16 poin.
RiderTua.com - Marc Marquez mencoba rem jempol di stang kiri Ducati GP23 pada tes hari Senin di Jerez. Rider Gresini…
RiderTua.com - Semakin dekat pengumuman mengenai peraturan baru MotoGP, semakin terbuka perdebatan tentang teknologi di masa depan. Fabio Di Giannantonio dengan…
RiderTua.com - Pada tes MotoGP hari Senin di Jerez, 4 pembalap Honda Joan Mir, Luca Marini, Takaaki Nakagami, dan Johann…
RiderTua.com - Tesla telah memulai pengiriman Cybertruck di Amerika Serikat tahun lalu, meski untuk pasar global juga tengah dilakukan. Namun…
RiderTua.com - Tak ada yang menyangka, pendatang baru tim MT Helmets - MSI, Sergio Garcia (Boscoscuro) berhasil memimpin klasemen Kejuaraan…
RiderTua.com - Wuling Cloud EV kini sudah bisa dipesan oleh konsumen Indonesia beberapa bulan setelah modelnya diperkenalkan ke publik. Mobil…
Leave a Comment