RiderTua.com – Karena ide memiliki tim satelit MotoGP semakin kecil kemungkinannya, apakah paling tidak Suzuki bisa mendukung sebuah tim di Moto2. Sebagai pembibitan pembalap mereka di MotoGP di masa depan (punya stok pembalap sendiri seperti KTM).. Livio Suppo mengatakan bahwa itu menarik.. Manajer tim baru tersebut tidak menutup kemungkinan Suzuki akan hadir di kelas bawah. Tak dipungkiri bahwa, kini semakin banyak tim kelas utama ambil bagian di kelas yang lebih rendah. Pertama adalah KTM dengan Red Bull Ajo. Dimana salah satu talenta terbaiknya di Moto3 dan Moto2 menjadi Juara Dunia pada tahun 2021, dengan Pedro Acosta dan Remy Gardner. Honda juga terjun di kelas bawah, berkat Honda Team Asia yang memberi kesempatan pembalap Asia untuk memperkuat pasar di penjuru belahan dunia ini. Sejak tahun ini, Yamaha juga bergabung dengan debutnya di kategori menengah berkat Valentino Rossi dan timnya.
Tidak diragukan lagi bahwa, kelas kecil sangat bagus untuk pembalap yang nantinya akan berada di kelas utama. Bagi Livio Suppo selaku Manajer Tim Suzuki, tentu ini sebuah ide yang masuk akal.
“Saya pikir KTM telah melakukan pekerjaan yang sangat baik di Moto3, Moto2 dan MotoGP dalam beberapa tahun terakhir. Akan sangat menarik jika para pembalap dilatih setidaknya dari Moto2. Kalau Moto3 akan sulit bagi kami,” jelas mantan manajer Ducati dan Honda itu.
Proyek lain yang masih dalam pengembangan adalah membuat tim satelit. Suzuki adalah satu-satunya yang tidak memiliki tim satelit, saat ini tampaknya akan terus seperti ini. “Kami tahu bahwa tim satelit Suzuki telah menunggu di paddock selama beberapa tahun. Tapi masih banyak yang harus kita lakukan sebelum kita bisa memikirkannya. Selama bertahun-tahun, situasi ideal bagi Carmelo (Ezpeleta) adalah 6 pabrikan harus melengkapi masing-masing 4 pembalap. Jelas kita membutuhkan 6 merek yang bersedia membalap dengan motor ini,” imbuh Livio Suppo.
Manajer asal Italia itu menambahkan, “Motornya juga harus kompetitif. Akan sangat sulit untuk meminta tim satelit untuk membalap dengan motor non-kompetitif. Hari ini kita semakin berada dalam situasi teknis di mana ide itu memungkinkan. Pertama, kami harus senang bahwa ada 24 motor di grid dan semuanya kompetitif.”
“Bahkan motor dari tahun lalu masih sangat kompetitif. Menurut saya, lebih baik bagi seorang rookie ketika motornya sudah berkembang. Top speed Ducati jelas sangat kuat. Para pembalap merasa khawatir. Jika kita memiliki masalah di kualifikasi dan kita start di belakang, itu sangat sulit bagi para pembalap. Di sisi lain, bersaing melawan 8 motor Ducati lebih baik ketimbang melawan banyak motor yang tidak kompetitif,” pungkas Suppo.
RiderTua.com - Aleix Espargaro salah satu dari pembalap senior yang memuji setinggi langit penampilan pembalap baru dari negaranya, Spanyol.. Pedro…
RiderTua.com - Pekerjaan pengembangan Honda di MotoGP mengalami kesulitan. Seperti di Qatar, pada balapan akhir pekan Portugal, tidak banyak yang…
RiderTua.com - Penjualan mobil listrik Hyundai masih cukup bagus di Indonesia meski dengan kondisi pasarnya selama bulan lalu. Tapi setidaknya…
RiderTua.com - Hyundai mungkin memiliki divisi mobil mewahnya sendiri, yaitu Genesis. Tapi bukan berarti mereka hanya mengandalkan divisinya saja di…
RiderTua.com - BMW telah meluncurkan i5 di Indonesia sebagai model baru untuk menambah lebih banyak line-up mobil ramah lingkungannya. Mobil…
RiderTua.com - Mercedes-Benz telah meluncurkan dua mobil baru di Indonesia, yaitu GLA Facelift dan GLE model terbaru. Meskipun begitu, mereka…
Leave a Comment