RiderTua.com – MotoGP Tech: Fungsi tonjolan sayap di tangki motor MotoGP… G-force adalah gaya gravitasi yang dialami pembalap akibat kekuatan akselerasi. Besaran G-force diukur dengan menggunakan alat akselerometer dengan satuan G. Dimana 1 G = gaya gravitasi di permukaan bumi (9,8 meter per detik). Pembalap MotoGP menderita gaya ini hingga 1,9 G (pada fase pengereman). Sebagai perbandingan mobil balap F1 mendapat hentakan gaya ini hingga 5 G. Tetapi seorang pembalap F1 diikatkan ke mobilnya dengan sabuk pengaman (safety belt) 7 titik, mirip pilot jet pesawat tempur. Bandingkan saja dengan seorang pembalap MotoGP hanya memiliki tangan yang menempel di setang untuk menahan gaya ini…!
Selain tangan pembalap menggunakan paha, kaki dan punggung agar tetap “melekat” ke motor, menekan tangki dengan lutut, menekan kaki di pijakan kaki.. Hal ini yang menjelaskan kenapa evolusi pembalap terhadap kecepatan motor yang makin meningkat terjadi.. Salah satu contoh evolusi ini adalah munculnya tangki ber”sayap”di motor prototipe MotoGP. Idenya adalah untuk meningkatkan cengkeraman lutut di area sekitar tangki selama pengereman kuat ( Hard Braking). Sekedar informasi saja kondisi ini terjadi sekitar 170 kali selama balapan dalam durasi race rata-rata 40 menit.
Jorge Lorenzo memperjelas ide “tonjolan” di tangki ini pada motor Ducatinya, kemudian di terlihat di motor Honda HRC. Dia ingin tangki yang lebih tipis untuk meningkatkan kemampuan manuver, dan tonjolan di atas pahanya yang menahannya terlempar ke depan. Johan Zarco juga meminta modifikasi ini pada motor KTM-nya..
Secara teori, alasan utama tonjolan atau sayap di tangki adalah kekuatan pengereman yang mengesankan. Dimana merupakan konsekuensi dari dukungan aerodinamis yang diciptakan oleh winglet di MotoGP, dan kecepatan yang semakin meningkat yang dicapai oleh motor-motor prototipe modern ini..
“Batas kekuatan pada rem adalah cengkeraman ban. Aerodinamika baru meningkatkan downforce pada ban sebelum dan selama pengereman, yang memberi ban lebih banyak grip, yang berarti bahwa pembalap dapat mengerem lebih cepat dan lebih kuat,” kata Andrea Pellegrini, teknisi rem Brembo.
Saat ini di MotoGP, pengereman merupakan aspek yang paling menuntut secara fisik saat mengendarai motor MotoGP. Cal Crutchlow dengan berat badan 66 kg ditambah baju balap, helm, sepatu berbobot sekitar 11 kilo, sehingga total berat pembalap sekitar 77 kilo. Seandainya dia menahan 60% dari beban ini melalui pergelangan tangannya setiap kali dia melakukan pengereman, sisanya didistribusikan ke paha, kaki, dan bokongnya. Ini berarti bahwa pergelangan tangannya menopang beban 80 kilo saat mengerem. Di Catalunya, setidaknya ada tujuh titik pengereman utama, jadi selama balapan, Crutchlow telah menahan 80 kilo sekitar 170 kali. Belum lagi saat di dalam tikungan dan berakselerasi.
Hal ini pula yang menjelaskan detak jantung pembalap naik begitu cepat, karena mereka menukik bebas di zona pengereman, mirip angkat barbel,” kata Crutchlow. “Kondisi Anda sangat tegang dan tahan napas selama tiga, empat atau lima detik, lalu Anda bernafas selama di tikungan, tetapi di tikungan berikutnya anda juga bernafas tiga atau empat detik lagiu, jadi Anda harus mengulangi hal yang sama berulang-ulang . “
Pembalap meregangkan seluruh tubuhnya saat menginjak rem dan tidak tahu kapan mulai bernapas lagi, tetapi mereka harus melakukannya. Di Catalunya, pembalap menikung dan tidak berpikir kapan akan mulai bernapas lagi sampai keluar dari tikungan kedua, karena ketika pembalap mengubah arah antara 2 tikungan, mereka sama tegangnya dengan saat mengerem.
Crutchlow dan rekan setim LCR-nya Takaaki Nakagami sama-sama memiliki bentuk khusus di tangki mereka, begitu pula Jack Miller dan pembalap Ducati lainnya. Jack Miller menjelaskan, “Ketika Anda mengerem, Anda menggunakan kaki dan lutut Anda, itu sebabnya kami memiliki support pada tank kami, hanya untuk menggantung lutut kami”.
Ketika pembalap mengerem, dia mendorong footrest (pijakan) dengan kakinya dan mendorong lutut ke dalam tangki dan menggunakannya sebagai titik penguncian untuk punggung bagian bawah tubuh pembalap. Kemudian tangan menahan beban tubuh bagian atas, bukan berat seluruh tubuh.
Perancang mesin menciptakan mesin yang lebih kuat, sehingga teknisi ban membuat ban dengan lebih banyak cengkeraman, dan kemudian insinyur sasis merancang frame dan swingarm dengan lebih banyak kekakuan.. Semakin cepat motor, semakin banyak cara pembalap untuk beradaptasi agar tidak terlempar dari motor kencang ini.. Salah satu tekniknya adalah membuat alat bantu “cantolan” kaki bagian atas, di tangki motor tadi..
This post was last modified on 4 Maret 2021 14:23
RiderTua.com - Marc Marquez sepertinya menginginkan tim pabrikan Ducati di musim MotoGP 2025 mendatang. Bahkan dikabarkan dia siap merelakan sponsor…
RiderTua.com - Bersama Toprak Razgatlioglu, BMW mengawali Superbike musim 2024 dengan hasil yang sangat memuaskan. Ini berarti sebuah langkah bisa…
RiderTua.com - Siapa yang akan terpilih menjadi rekan setim Pecco Bagnaia untuk musim 2025? Enea Bastianini, Jorge Martin atau Marc…
RiderTua.com - Luca Marini tak mampu mencapai banyak kemajuan pada tes hari Senin di Jerez. Rider Repsol Honda itu mengatakan, "Tapi…
RiderTua.com - Usai crash dalam sprint dan finis ke-2 (podium ke-102 di kelas utama) pada balapan utama di Jerez, Marc…
RiderTua.com, Le mans — Hasil Latihan (Practice) MotoGP Prancis 2024 : Jumat (10/5/2024), Jorge Martin menjadi rider tercepat dari latihan…
Leave a Comment