RiderTua.com – Lin Jarvis enggan membandingkan rider MotoGP saat ini dengan pembalap masa lalu. Bos balap Yamaha itu lebih suka menekankan bahwa Fabio Quartararo adalah talenta luar biasa. Namun El Diablo kalah dalam perebutan gelar melawan Pecco Bagnaia (Ducati) tahun lalu. Pembalap berusia 23 tahun itu kesulitan hingga balapan terakhir, dan akhirnya harus puas menjadi runner-up di Kejuaraan Dunia. Dibandingkan dengan pembalap Yamaha terbaik kedua (Morbi), dia tampil mengesankan karena Franco Morbidelli hanya menempati peringkat 19 di klasemen.
Di era MotoGP, hanya Valentino Rossi di Yamaha, Casey Stoner di Ducati, dan Marc Marquez di Honda yang sangat unggul dibandingkan rekan semerek mereka. Tetapi mereka tidak dapat menandingi dominasi Quartararo, yang menyelesaikan musim terpaut 17 posisi di depan rekan setimnya tahun lalu. NB: Artikel Ini Bukan untuk Youtube
Apakah Quartararo berada di tingkat yang sama? Direktur balap Yamaha itu menjawab, “Saya selalu sangat berhati-hati dalam membandingkan antara pembalap sekarang dan masa lalu. Saya masih ingat bahwa dulu ada 4 pembalap yang disebut ‘alien’ (Rossi, Stoner, Lorenzo dan Pedrosa) yang berada di level yang berbeda dan berbagi kemenangan di antara mereka sendiri.”
“Saat ini tidak lagi seperti itu. Sekarang mungkin ada 8 hingga 10 pembalap yang secara teratur bertarung di depan dan kami melihat banyak perbedaan pemenang balap. Saya pikir itu karena tenaga motor lebih besar,” imbuhnya.
Mengacu pada Quartararo, Jarvis mengatakan, “Selalu ada talenta luar biasa di MotoGP dan saya akan mengatakan bahwa Fabio adalah salah satunya. Dia memiliki sesuatu yang istimewa. Beberapa memilikinya, beberapa tidak. Bagi saya, Casey adalah pembalap spesial dan pembalap lain menegaskan hal itu bahkan Valentino juga mengatakannya saat itu. Ini tentang keberanian, keterampilan, waktu reaksi secepat kilat, pemahaman tentang motor. Ada banyak kualitas berbeda dan Fabio memilikinya.”
Bos asal Inggris itu memperingatkan bahwa seseorang juga tidak boleh melupakan kualitas di luar lintasan. “Saya akan mengatakan bahwa Fabio tidak hanya luar biasa saat dia mengendarai motor. Kita tidak dapat mengabaikannya. Beberapa pembalap memiliki kemampuan untuk menyatukan kelompok di sekitar mereka dan membuat mereka bekerja sebagai sebuah tim,” kata Jarvis.
“Menurut saya Rossi adalah contoh yang bagus untuk itu, begitu juga Marc Marquez. Jika kita melihat timnya di HRC, kita dapat melihat bahwa mereka bersatu dengan sangat baik. Fabio juga memiliki ini. Dia menjaga hubungan yang sangat baik dengan kru dan timnya, kerja sama didasarkan pada rasa saling percaya. Jadi ini semua tentang bekerja bersama untuk tujuan kolektif, menggunakan keterampilan unik pada motor. Ini adalah sesuatu yang sangat istimewa,” pungkas Jarvis.NB: Artikel Ini Bukan untuk Youtube
RiderTua.com - Wuling masih menjadi pemimpin penjualan mobil listrik di Indonesia pada Maret lalu. Binguo yang mampu menjadi model BEV…
RiderTua.com - Hyundai tidak hanya menghadirkan low MPV Stargazer di Indonesia, tetapi juga MPV mewah Staria. Nyatanya model ini hadir…
RiderTua.com - Marc Marquez kehilangan peluang meraih kemenangan di GP Amerika karena masalah pengereman, sehingga rider Gresini Ducati itu gagal…
RiderTua.com - Dirt Freak Jepang yang menyediakan banyak sparepart modifikasi, kini mereka mengenalkan Honda CB350 RS yang telah dimodifikasi menjadi…
RiderTua.com - Toyota memang cukup sukses dalam menjual mobil di Indonesia, terbukti dengan angka penjualannya yang tinggi selama ini. Bahkan…
RiderTua.com - Tidak bisa dipungkiri kalau Daihatsu mampu menjadi salah satu merek mobil terlaris di Indonesia. Walau mereka lebih unggul…
Leave a Comment