RiderTua.com – Pol Espargaro adalah salah satu pembalap MotoGP yang mengkritisi masalah aerodinamika dan perangkat seperti Ride Height Device dari sisi ekonomi. “Saya melihat timbul masalah baru dalam situasi yang kita hadapi saat ini. Ada dua lowongan untuk pabrikan baru. Tetapi pabrikan mana yang masuk ke MotoGP sekarang, dengan rear device dan aerodinamis? Bisakah kita bayangkan betapa sulitnya mengetahui winglet mana yang berfungsi dan bagaimana Ride Height Device bekerja? Atau bagaimana mengadaptasi elektronik dengan aerodinamika? Menjadi sangat rumit dan kritis untuk mengembangkan sepeda motor. Pabrikan baru yang sangat berani datang ke sini harus tajir alias punya banyak uang untuk dibelanjakan di wind tunnel (terowongan angin uji coba) dan untuk semua itu,” tegas rider Repsol Honda itu.
Kegunaan dari kelebihan aerodinamis dan Ride Height Device (bagian depan akan dilarang mulai tahun 2023) menjadi topik pembahasan yang banyak dibicarakan di paddock MotoGP akhir-akhir ini. Apa yang menurut Pol Espargaro harus dilarang jika dia punya pilihan dari dua hal itu? Dengan tegas dia menjawab, “Keduanya. Kenapa kita menggunakan semua ini? Hanya untuk lebih cepat. Itu saja. Tapi kenapa kita harus 3 detik lebih cepat per lap?”
“Tidak ada yang memberi tahu kami, kita harus mampu melaju lebih dari 350 km/jam di ujung lintasan lurus atau berbelok setengah detik lebih cepat di tikungan ini. Tidak ada yang benar-benar mendorong kami untuk melaju lebih cepat dengan menambahkan lebih banyak hal dan membuat motor menjadi lebih sulit,” kata pembalap rekan setim Marc Marquez itu.
Adik Aleix Espargaro (Aprilia) itu mempertanyakan kegunaan dari perkembangan ini, yang hampir tidak digunakan dalam motor yang dijual massal. “Berapa banyak aerodinamis dan winglet Ducati yang bisa kita lihat di jalan? Panigale hanya mempunyai dua winglet kecil, tetapi Desmosedici dipenuhi dengan winglet. Motor Ducati MotoGP sangat jauh dari sepeda motor di jalanan. Tapi saya tidak menentang Ducati, karena aturan mengizinkan semuanya saat ini. Itu membuat situasi menjadi sangat rumit dan saya pikir ini masalah besar bagi pabrikan baru,” lanjut Pol.
Suami Carlota Bertran itu menambahkan, “Apa gunanya semua ini? Kami mencoba membuat motor lebih baik untuk orang-orang di jalan. Apakah menurut Anda motor dengan winglet dan aerodinamis lebih mudah dikendarai orang? Apakah itu bantuan untuk seorang pria di jalan?”.. Meskipun faktanya pendapat Pol tidak cocok dalam beberapa aspek, balap MotoGP tidak membuat motor lebih baik, karena orientasinya adalah kecepatan, bukan kenyamanan..
“Kami telah meningkatkan elektronik, yang akan menyelamatkan nyawa atau mencegah tejadinya crash. Lalu ada rem, pengembangan tenaga yang lebih halus, cengkeraman yang lebih baik, dan stabilitas pengereman yang lebih baik. Semua hal ini berfungsi tetapi winglet? Apa gunanya itu di jalan? Menurut saya, itu hanya memperumit segalanya. Tapi pada akhirnya, ini adalah MotoGP dan motor prototipe. Tidak apa-apa dari sudut pandang itu,” pungkas Pol.
RiderTua.com - Salah satu skutik Yamaha yang berkolaborasi dengan FILA yakni sebuah brand fashion terkenal, menghasilkan edisi spesial dari Fazzio…
RiderTua.com - Marc Marquez mengukuhkan dirinya sebagai pembalap GP23 tercepat pada 3 seri pertama MotoGP musim 2024. CEO Ducati Claudio…
RiderTua.com - Akhirnya Neta dapat memulai perakitan mobil listriknya di Indonesia setelah memulai penjualannya sejak tahun lalu. Walau mereka baru…
RiderTua.com - Walau Citroen mengimpor seluruh mobilnya dari luar negeri, modelnya dapat dijual dengan harga cukup terjangkau. Tentunya dengan kualitasnya…
RiderTua.com - Fabio Quartararo memilih tetap bertahan dengan Yamaha meski performa M1 sangat mengecewakannya. Aleix Espargaro ikut mengomentari hal ini, pembalap…
RiderTua.com - Sejauh ini penjualan mobil listrik di seluruh dunia masih cukup bagus, walau dengan adanya penurunan tren di Eropa…
Leave a Comment