RiderTua.com – HRC dalam puncak tekanan, dituntut lakukan perubahan total pada Honda RC213V 2022. Ada dua kemungkinan, berhasil atau gagal.. Honda pernah gagal dalam hal revolusi motor ini : NR500 atau NSR 2-tak pertama tahun 1984, kemudian beberapa versi RCV seperti dari tahun 2016. Para pembalap HRC memiliki semua harapan yang disematkan pada motor baru yang dibawa Honda ke trek untuk musim MotoGP ini. Motor baru bukan pekerjaan sederhana yang merupakan desain ulang dari versi 2021, tetapi menurut insinyur Honda sendiri, itu adalah ‘perubahan dalam konsep’ yang diikuti sejauh ini. Dan itu dapat dibandingkan dalam balapan, dengan apa yang disebut sebagai revolusi.. Jadi taruhan Honda saat ini adalah motor baru (mengejar pengembangan Ducati) atau tidak sama sekali..!
Perubahan Total RC213V: HRC Dalam Puncak Tekanan!
Prinsip revolusi adalah membuat perubahan penting agar menjadi lebih baik. Perubahan yang terkadang berhasil diimplementasikan, namun seringkali gagal. Ada banyak contoh kegagalan seperti itu di kelas utama, dan Honda menjadi salah satu dari mereka. Daftarnya berkisar dari kegagalan bersejarah seperti NR500 atau NSR 2-tak pertama, mulai dari tahun 1984 hingga beberapa versi RCV seperti dari tahun 2016.
Faktanya, jika kita mengikuti apa yang dikatakan para pembalap saat itu, hanya ada dua RCV yang lahir sebagai motor pemenang dalam 20 tahun MotoGP. Yakni motor 2002 dan motor yang keluar di pertengahan musim 2014. Yang pertama berlangsung hingga 2006, yang kedua hingga pertengahan 2015. Dengan kata lain, sejak era MotoGP dimulai, HRC hanya ‘gagal’ dua kali.
Adapun RC213V untuk musim MotoGP 2022, sejauh ini sentimennya optimis. Pol Espargaro, Alex Marquez dan Takaaki Nakagami semuanya setuju bahwa prototipe yang diuji di Jerez mengatasi sebagian besar kekurangan motor 2021.
Sementara Marc Marquez terdengar kurang antusias dengan motor baru, dia jauh lebih berhati-hati. Mungkin karena pengalaman masa lalunya dan mungkin juga karena fokusnya lebih pada kondisi fisiknya sendiri ketimbang pada RC213V 2022.
Apapun masalahnya, HRC tidak punya pilihan selain memperbaikinya dengan motor baru. Dengan keunggulan yang ditunjukkan Ducati tahun lalu, mundur dengan proyek baru jika terjadi kegagalan, sangatlah tidak elok. Kita semua melihat bahwa mesin besutan Gigi Dall’Igna unggul satu, dua atau bahkan tiga langkah di paruh kedua musim 2021. Mundur bukanlah pilihan untuk kompetisi.
Biasanya ketika perubahan drastis dibuat seperti pada Honda 2022, strategi para insinyur adalah bekerja bersamaan membuat konsep baru dengan yang lama, untuk melihat jika konsep baru bukan jawaban yang tepat untuk masalah motor tahun sebelumnya.
Namun dalam kasus ini, strategi ini tidak berhasil karena konsep lama jelas sudah ketinggalan zaman dibandingkan dengan Ducati Desmosedici. Oleh karena itu, tekanan yang dihadapi HRC berada pada puncaknya.