Quartararo: Racing Line Pecco Sangat Presisi!

RiderTua.com – Pemimpin klasemen Fabio Quartararo masih unggul 48 poin dari pemenang GP San Marino Pecco Bagnaia.. El Diablo mengatakan.. “Saya pikir, itu adalah balapan terbaik saya musim ini. Tentu saja, sebuah kemenangan selalu terasa lebih manis, tapi saya sangat senang dengan posisi kedua. Mengejar pecco adalah satu hal sulit. Pecco melaju di lap terakhir balapan seperti ‘time attack’ saat kualifikasi. Untuk menyalipnya menjadi cerita yang berbeda. Dia mengarahkan racing line-nya dengan sangat presisi. Aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk melawannya,” kata Quartararo. Sebuah proses menjinakkan Ducati yang baru ditemukan di dua seri terakhir oleh Pecco, mungkin El Diablo akan dapat lawan sulit di klasemen jika Bagnaia mulai gacor di awal musim…

Quartararo: Racing Line Pecco Sangat Presisi!

Tahun ini Fabio Quartararo menunjukkan bagaimana dia bertransformasi. Dia start dari barisan depan untuk ke-13 kalinya di seri ke-14 di Misano, dia telah memenangkan 5 balapan, dia naik podium 9 kali tahun ini dan mengalahkan semua rekan Yamahanya. El Diablo juga kehilangan rekan setimnya yang bikin jengkel Yamaha, Maverick Vinales yang kemudian pindah ke Aprilia.

Pada musim semi yang lalu, mantan juara dunia asal Jerman Dieter Braun menyimpulkan keunggulan Quartararo. Dia berkata, “Fabio secepat Marc Marquez, tapi dia crash jauh lebih sedikit.”

Dengan panjang lebar Quartararo menjelaskan, “Saya pikir, itu adalah balapan terbaik saya musim ini. Tentu saja, sebuah kemenangan selalu terasa lebih manis, tapi saya tidak pernah begitu senang dengan posisi kedua. Bukan karena situasi Kejuaraan Dunia, tetapi karena saya memberikan segalanya. Bahkan di tahap awal pertarungan melawan Jack (Miller) dan (Jorge) Martin. Saya melawan mereka seperti kami berada di lap terakhir. Saya menyalip Jack pada titik di mana saya tidak pernah berpikir saya bisa menyalip seseorang di sana.”

“Pada akhirnya saya agak terlalu jauh dari Pecco karena dia jauh lebih cepat dari saya dan Jack di tikungan 4 dan 5. Saya ingin menyerangnya di tikungan 6. Tapi saya terlalu jauh. Roda saya terlalu banyak slip. Di sektor ketiga, Pecco melaju di lap terakhir balapan seperti ‘time attack’ untuk kualifikasi. Keberpihakannya pada tikungan 12 sangat menakutkan. Saya berpikir, ‘Sekaranglah saatnya saya harus tetap tenang dan membawa pulang 20 poin’. Itu balapan yang sangat bagus. Sejauh ini saya belum pernah menikmati Kejuaraan Dunia berjalan lebih dari yang satu ini.”

Sulit Melibas Pecco

Baru-baru ini Jorge Lorenzo mengatakan sangat sulit untuk mengelola keunggulan poin yang jelas di Kejuaraan Dunia dengan benar. “Ya, saya setuju dengannya. Saya hampir jatuh 3 atau 4 kali hari ini. Saya benar-benar kehilangan kendali dengan roda depan. Pecco mengambil keuntungan dari ini dan sangat meningkatkan keunggulannya. Tetapi ketika saya ingin mengikuti Pecco di Tikungan 2, 3 dan 13, saya benar-benar mencapai limit (hampir jatuh),” ungkap Quartararo.

“Ketika saya mengejar Pecco, tim memberi saya informasi yang sangat baik. Gapnya berubah dari 0,7 detik menjadi 0,6 detik dan menjadi 0,3 detik di belakang. Itu memotivasi saya! Tapi mengejar pecco adalah satu hal sulit. Untuk menyalipnya menjadi cerita yang berbeda. Dia mengarahkan racing line-nya dengan sangat presisi. Aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk melawannya.”