Semua pengguna Jalan mempunyai persamaan “Hak Pakai Jalan” kala menggunakan Jalan raya … tidak ada ketentuan “yang kaya boleh Jalan ditengah” atau “motor yang kecil harus minggir”… itulah kenapa dibuat peraturan Lalu Lintas… Aturan dibuat dimana salah satu tujuannya untuk memperlancar arus lalu lintas… kecuali dalam keadaan tertentu harus ngikut aturan petugas… contohnya kala kepadatan yang memuncak fungsi lampu lalu lintas diambil alih oleh petugas… maka fungsi lampu akan digantikan oleh petugas…
Kembali ke persamaan hak tadi… kelancaran lalu lintas diawali dengan tertibnya “ritme” jalannya kendaraan itu sendiri.. contohnya bisa kita lihat di Jalan tol..jalur untuk kendaraan cepat paling kanan,kemudian seterusnya kekiri adalah yang lebih lambat… dari situ bisa di ambil system kerjanya lalu lintas yang lancar akan mempunyai jalur tersendiri..sehabis nyalip kalau kita pilih kecepatan sedang yang di jalur tengah..kalau mau lebih pelan lagi di pinggir/paling ,kiri…
Untuk jalan raya pada umumnya pun bisa diterapkan system itu..kadang kita jumpai bapak-bapak atau perempuan yang riding lambat di jalur tengah.. diklakson gak bergeming…?? jadi akhirnya kecepatan motor kita ngikuti speed mereka 45 kpj !!! weleh-weleh…. bukan berarti kita dengan arogan dihalalkan “membentak” mereka untuk minggir segera..tapi kalau pelan mbok yao dipinggir to pak…!!! khan motor yang mau menepi atau berhenti urutannya: sein-ambil jalur kiri-kurangi kecepatan-menepi-berhenti…. artinya yang lebih lambat ambil lajur kiri…yang lebih cepat (bukan kencang lohh ) di sebelah tengah /kanan…
Walau hal ini terlihat sepele kalau lalu lintas agak ramai, ikut menyumbang kemacetan kan.. sama ketika kita lihat di jalur luar kota kemacetan berderet-deret..karena kita riding maka bisa jalan disela-sela/sebelah mobil yang macet..dan kadang kita jumpai yang jadi biang keroknya truk tua dengan muatan yang “overload” diluar kemampuan truk ‘reot’ itu berjalan terseok-seok sehingga yang dibelakang ikut pelan dan bisa dipastikan kemacetan mengular…
Any Questions ? 🙂
ok
ok juga
siplah
sip apane M*k to … ?? 🙂
kesuwen… ditenggel ae…
gimana mau ninggal wong di blok wkwkwk 🙂
Parah itu
http://wahyuvixi.wordpress.com
emang mas bro..bikin macet yang ginian…
Klo aq, ta barengi jalan disamping kanannya, tp agak didepannya dikit. Terus pelan2 tak giring biar agak kepinggiran dikit. Setelah itu baru lanjutkan perjalanan… Tp klo lg jengkel, tak salip dr sisi kanan tp agak dipepetin sambil tekan klakson tanpa henti… Ben kuapoookk…!!
woh… esmoni mas bro 🙂
Paling stres mmg liat rider pelan tapi di tengah.. Jelas kurang cerdas dia..
Mestinya dia tau diri..
http://learningfromlives.wordpress.com/
hmmm.. harus sekolah lagi…
Tau tuh… Pada bikin sim dimana sich…!!! Di pohon bambu kali…
hehehehe..
setuju sekali……
woke biar lebih lancar…
Wah…..sering…
Mben dina ding
http://maskurblog.wordpress.com/2012/01/10/test-riding-ngalay-naik-motor-sambil-mendengarkan-musik/
bukan pak de maskur loh
ati2 kesrudukj
http://pertamax7.wordpress.com/2012/01/09/riding-wear-gloves-sarung-tangan/
Oye
benar tuh, setuja…….. biasanya cewek2 n ibu2 banyak nggak ngerti hal ini.
kalau cewek cantik riding gak maw nyalip ya bro kita … 😆
Ya saya setuju dgn tulisan ini, jalan lambat di lajur kanan karena sesuai dengan pengalaman, di klakson atau di kasih lampu ga minggir. Entah mereka paham atau tidak kaidah/system lajur kanan utk kendaraan lebih cepat/mendahului. Parah jika mereka paham namun tidak mematuhi.
Ada “alasan” mengapa mereka berjalan di lajur kanan menurut pengamatan saya:
lajur paling kiri: banyak kendaraan umum berhenti dan cenderung lbh banyak ranjau paku
lajur kanan: banyak lubang
begitulah.
sip setuja 🙂
begitulah bro.. klo smua sabar ,taat, dan sadar berlalu lintas.. jalanan akan terasa indah..
Keminggiren kecemplung gOt Kang. . .!!! 😀
pancen ngesuhi… -_-
g minggir Dhe pak…
dhe pak=pak dhe 🙂