RiderTua.com – Hyundai kini memiliki pabrik produksinya sendiri di Indonesia, tidak seperti sebelumnya. Tentu ini dilakukan agar mereka tidak terlalu tergantung pada model impor, serta mengembangkan pasarnya lebih jauh lagi. Menariknya, Hyundai mengandalkan energi terbarukan untuk pabriknya ini. Semua ini tidak lepas dari kerja samanya dengan PLN.
Baca juga: Hyundai Bakal Produksi Baterai, Inden Ioniq 5 Bisa Lebih Cepat?
Hyundai Andalkan Energi Terbarukan Untuk Pabriknya
Sejauh ini mereka baru memproduksi sejumlah mobil di pabriknya tersebut, dari Creta, Ioniq 5, Stargazer, sampai Santa Fe. Sementara dua model lainnya yaitu Palisade dan Staria masih didatangkan dari kampung halamannya. Tapi setidaknya ini sudah cukup bagi Hyundai untuk mengembangkan usahanya disini.
Pabriknya ini memang masih terbilang baru, tapi Hyundai paham betul untuk memaksimalkan penggunaan energi terbarukan. Menggandeng PLN, mereka mendapatkan sertifikat energi terbarukan alias REC untuk mencapai target energi terbarukan 100 persen dalam program RE100. Target ini baru akan terealisasikan awal tahun 2023 mendatang.
Terus Kembangkan Model
Hyundai tidak main-main dalam menggunakan energi terbarukan ini, dengan mengandalkan tenaga surya serta tenaga panas bumi. Mungkin kedengarannya cukup asing, jelas karena ini pertama kalinya ada produsen otomotif yang mengandalkan tenaga dari alam untuk menghasilkan listrik di Indonesia. Sehingga Hyundai dapat memakai energi ramah lingkungan untuk memproduksi mobilnya.
Memang masih ada beberapa mobilnya yang menggunakan mesin konvensional. Tapi Hyundai menargetkan dapat melakukan elektrifikasi pada sejumlah produk yang dimilikinya. Mungkin ini akan memakan waktu lama, tapi itu akan menjadi sesuatu yang menarik dalam mengembangkan pasar mobil ramah lingkungan di Tanah Air.
Sepertinya Hyundai menjadi pionir dalam penggunaan energi terbarukan untuk pabriknya di Indonesia. Ke depannya mereka akan terus mengembangkan model untuk pasar roda empat.
