RiderTua.com – Lagi-lagi, rider tim pabrikan Ducati Pecco Bagnaia gagal menunjukkan performa kuatnya dalam balapan akhir pekan di MotoGP Prancis. Di kualifikasi rider asal Italia itu hanya menempati posisi ke-6 di grid. Tren negatif ini berlanjut pada sprint race pada Sabtu sore, dimana Pecco crash di tikungan ‘Dunlop’ sirkuit Bugatti.
Di saat rekan setimnya Marc Marquez merayakan kemenangan sprint keenamnya berturut-turut, Pecco justru tidak bisa berkutik dengan masalah pada Desmosedici GP25 miliknya yang sudah dikeluhkannya sejak awal musim. Dalam 11 balapan juara dunia MotoGP dua kali itu hanya 1 kali menang, itu pun karena Marquez crash saat memimpin di GP Amerika.
Tamparan Keras Buat Ducati, Pecco Bagnaia Sebut Ducati GP25 Sebuah Langkah Mundur

Francesco Bagnaia mengeluh bahwa motornya tidak memberinya feeling yang dia butuhkan untuk tampil maksimal. Davide Tardozzi (Manajer tim Ducati Lenovo) juga tidak menutup kemungkinan bahwa situasi sulit saat ini memberi tekanan besar pada mentalitas Pecco, lebih dari yang dia akui secara terbuka.
Usai start, Pecco mengawali balapan dengan kuat. Rider berusia 28 tahun itu mampu menyalip beberapa pembalap namun kembali merosot ke posisi ke-4. Tak lama kemudian, balapannya berakhir setelah crash di tikungan 3.

Dengan panjang lebar Pecco menjelaskan, “Masalah ini terus berulang sejak awal musim. Feeling saya kurang dan crash seperti ini bisa saja terjadi. Saya lebih lambat dan tidak terlalu miring dari biasanya, tetapi roda depan saya tetap saja selip. Saya tidak bisa melakukan apa yang ingin saya lakukan.”
“Saya punya feeling yang bagus, saya siap untuk bertarung memperebutkan posisi dua teratas. Tetapi kemudian tiba-tiba roda depan saya selip. Dulu, tikungan 3 selalu menjadi kelemahan saya. Tahun ini, seperti sulap karena saya lebih baik saat melibas tikungan kiri. Sekarang saya mengendarai motor dengan sedikit berbeda dan itu berhasil dengan baik.”
“Saya berlatih terus-menerus dan sekarang lebih banyak menggunakan rem belakang, tetapi saya belum selevel dengan Marc Marquez. Selain itu saya tidak bisa merasakan ban depan musim ini. Begitu saya memacu lalu mengerem dengan kecepatan tinggi di tikungan, roda depan selalu terasa akan selip. Itu sangat membatasi saya. Kami akan mencoba mencari solusi untuk race hari Minggu,” lanjut murid legenda MotoGP Valentino Rossi itu.

Di sisi lain, Alex Marquez dan rookie Fermin Aldeguer yang menggunakan GP24 tahun lalu tampil kuat di Le Mans. Dua pembalap tim Gresini itu bahkan naik podium bersama untuk pertama kalinya dengan finis ke-2 dan ke-3 pada sprint race.
Apakah Pecco Bagnaia merindukan GP24? “Masalahnya, Marc memiliki feeling yang luar biasa. Sebelumnya dia mengendarai GP23, motor ini cepat tetapi memiliki beberapa kelemahan. Sekarang dia mengendarai motor yang lebih baik dan dia belum pernah mengendarai GP24. Dia tidak tahu rasanya. Hanya saja dia mengalami banyak peningkatan. Bagi saya, motor saat ini bukanlah kemajuan karena saya tidak lagi memiliki feeling untuk ban depan,” tegas Pecco.
Suami Domizia Castagnini itu menegaskan, “Selain itu, bahkan jika Marc mengendarai traktor dia akan tetap kompetitif. Bagi saya, itu berbeda karena saya membutuhkan feeling tertentu pada motor terutama untuk ban depan. Ketika saya melihat data dari Alex Marquez dan Fermin, mereka melakukan hal yang persis sama seperti yang saya lakukan tahun lalu. Saya mengamati semua data dengan saksama dan mencoba mereproduksi hal-hal seperti keseimbangan dari tahun lalu.”
Memang beda secara mental dan kualitas mana yang juara sejati mana yang juara karena keberuntungan.
Marr memang begitu. Dia membuat motor yang hanya bisa dikendarai oleh nya sendiri. Memang itu cara kerjanya. saat pertama tiba di Honda yang saat itu dani Pedrosa yang menjadi pusat pengembangan. Marc datang dengan moto kawan setim mu adalah musuh utama mu. Dia mati Matian menjadi nomer 1 di Honda walaupun sering crash dan terkadang melewati limit dengan harapan dia menjadi pusat utama pengembangan motor. Akhirnya dia membuat motor yang hanya bisa dikendarai olehnya sendiri walaupun harus menjalani langkah mundur. Lihat Honda saat ini, jauh tertinggal.
Betul
setuju bang, dan sudah diakui sendiri oleh MM di film dokumenter Amazon.
yang di kutip sbb :
Dokumenter Amazon Ungkap Kelicikan Marquez Curangi Motor Pedrosa
Pembalap asal Spanyol, Marc Marquez mengaku sendiri jika dia sering bermain curang di tim Repsol Honda, demi mengalahkan sang tandem, Dani Pedrosa.
Aturan di Honda bahwa pembalap terkuat adalah yang menjadi pemimpin, yang awalnya dipegang Pedrosa, kemudian berpindah ke tangan Marquez.
Ketika Marquez memimpin tim, seringkali saat menguji part-part motor, dia memberikan penilaian bohong agar part tersebut menguntungkan dirinya sendiri.
Bahkan Marquez seringkali memerintahkan untuk melarang memberikan part yang sama ke Pedrosa.
Hal ini diakui langsung oleh Marquez sendiri, kala berbicara dalam serial dokumenter Amazon MARC MARQUEZ: ALL IN.
Mendengar pernyataan tersebut, Pedrosa membenarkan permainan Marquez.
Dia menegaskan bahwa hanya Marquez yang melakukan hal semacam itu, rekan setim sebelumnya, Casey Stoner tidak pernah melakukannya.
Pedrosa sendiri tak pernah perpikir untuk melakukan permainan seperti Marquez, karena Pedrosa lebih mengutamakan tim dari pada mementingkan diri sendiri.
“Segalanya seperti yang mereka dengar, karena memang benar,” kata Pedrosa kepada GPOne.com.
“Setidaknya di HRC, tim tempat kami balapan bersama, bekerja seperti ini; pembalap tercepat adalah No. 1, orang yang memilih part motor untuk digunakan dalam balapan dan pengembangan terpandu.
Ketika Marc tiba, saya berada di posisi itu, memenangkan balapan dan kejuaraan dunia, dia mengambil peran dan memutuskan bagaimana melanjutkan dengan caranya sendiri,” akui Pedrosa.
Menurut Pedrosa, ada perbedaan mencolok dalam pendekatan antara keduanya dalam peran mereka sebagai pemimpin HRC.
“Ketika saya mencoba beberapa pengembangan untuk motor, saya memiliki part-part baru di awal, tapi saya tidak pernah berpikir seperti yang dilakukan Marc.
Bagi saya, hal terbaik yang harus dilakukan adalah selalu memikirkan yang terbaik untuk tim.
Saya selalu berpikir tentang apa yang akan terjadi.
Part terbaik untuk membuat motor lebih cepat untuk semua orang, saya tidak pernah menganggap rekan setim saya sebagai saingan, saya memikirkan orang-orang di Yamaha, di Ducati (sebagai saingan).
Singkatnya, musuh adalah (pabrikan) yang lain, karena saya selalu menganggap diri saya bagian dari pabrikan yang sama bela, dia berperilaku berbeda dari saya,” tegas Pedrosa.
Pedrosa juga menceritakan kalau Stoner tak pernah seperti Marquez.
“Sebelum Marquez bergabung dengan tim, Stoner pun tak pernah bermain seperti itu,” demikian Pedrosa menjabarkan. (rs/gp)
Percayalah hasil pengembangan GP25 2025 ducati akan sulit di kendarai tim satelit tahun depan jika tidak mengikuti pengembangan Pecco, karena Marc bisa menutupi kelemahan motor ducati. Jika Marc pindah tim jangan sampai ducati menyesal seperti honda.
Sama seperti di honda,waktu honda kiblatnya Marc semua pembalat satelit honda kesulitan krn motor ikut setteingan Marc
Betul,.liat saja, tinggal tunggu waktu,.ducati akan mengalami hal yg sama dengan Honda..
Tahun 2027 semua pabrikan dari nol nggak ngaruh
Brati Alex lebih baik dr pecco soal adaptasi motor? Atau pecco hanya tertekan karna rekan setim dg Marq?
alex GP24 (sudah fix).. pecco gp25(dalam pengembangan)
MM mana perduli dengan pengembangan motor, yang penting dia bisa juara dunia beberapa kali dengan motor yg lagi bagus2nya, trus motor hancur dia pergi seperti ketika di honda 😀
Yg komen ini ternyata orang yg ketinggalan jauh dari perkembangan MotoGP. Yg ada di otaknya cuma murid Rossi tim Rossi coba klo yg crash itu Marquez beda lagi beritanya. Msh kental kebencian kalian sama Marquez
Selalu ada aja yg salah dari Marquez, emang kalian siapa sok bisa menilai seorang raider MotoGP. Ingat kita Negeri Konoha blm ada pembalap MotoGP lantas tau dari mana kalian bisa bilang Marquez begini bgtu..
Hal ini diakui langsung oleh Marquez sendiri, kala berbicara dalam serial dokumenter Amazon MARC MARQUEZ: ALL IN.
alex itu pakai gp 24 yg sdh disempurnakan oleh pecco, makanya enak bnget dan sempurna sudah tinggal pakek.. tapi kalao gp 25 belum memiliki data apa2 karn msih baru belum ada data2 dari pembalap, dan ducati tidak mau mendengarkan masukan pecco karna bos2nya sdh kecele sama pesona markes yg tidak memberikan masukan apa apa buat pengembangan,, melainkan cuma minta ini itu sesuai gaya balapnya. kedepannya pembalap2 ducati lainnya akan kesulitan karna semua hanya untuk markes.
Kalo GP 24 lebih enak dan sempurna daripada GP 25, kenapa Alex masih kalah dg marc. Kenapa Marc masih bisa kompetitif dibandingkan pecco, itu dg motor yg sama.
GP25 Bisa di tutupi oleh skillnya Marquez makanya Alex masih kalah dengan Marq, tetapi untuk pembalap lain GP25 tidak lebih baik dari GP24, ini juga terjadi di Honda, dimana Honda menjadi motor yang sulit dikendarai. karena para insinyur Honda tidak mendengarkan masukan pembalap lain (pedrosa, lorenzo), rumornya pecco akan di ambil oleh Yamaha untuk tandem dengan fabio, untuk pengembangan motor yamaha, kemungkinan pecco akan pindah ke yamaha jika ducati sudah tidak mau mendengar masukan dari pecco malah pecco disarankan untuk mengubah gaya balapnya. (masalah front end motor dan pengereman yang menjadi kekuatan pecco).
Rossi juga pernah masuk tim Ducati dan settingan motor disesuaikan dengan selera Rossi tetapi ternyata dia gagal di Ducati.
Era Rossi belum ada mbah Gigi Dall’Igna… coba sampai sekarang gak ada Gigi… Ducati sekelas Aprilia 🤭
marc itu bukan pembalap bagus cuma kebetulan aja menang sprint 6x, gp25 itu masih perlu pengembangan buktinya pecco jarang menang, menang sekali cuma hibah, gws pecco jadilah pembalap yang adaptif biar makin rame motogp,kami merindukan yang tiap weekend sembunyi di goa🤣