Toyota: Merakit Pikap D-Cab Secara Lokal Tidak Semudah Itu

RiderTua.com – Toyota dan Mitsubishi sempat disarankan untuk memproduksi mobil pikap double cabin-nya di Indonesia oleh pemerintah. Dengan ini, modelnya dapat diekspor ke luar negeri, sehingga dapat meningkatkan penjualannya. Toyota mengaku kalau mobil pikap d-cab memang cukup populer di Asia Tenggara. Tapi untuk merakitnya secara lokal bukan hal yang mudah.

Toyota Soal Potensi Merakit Hilux di Indonesia

Penjualan mobil pikap double cabin di Indonesia masih terpantau cukup bagus, dengan Toyota Hilux masih memimpin penjualan sejauh ini. Bahkan dengan persaingannya yang ketat, Hilux tetap memegang posisi teratas di segmennya dari Mitsubishi Triton dan Isuzu D-Max. Meskipun model ini tidak diproduksi lokal, melainkan didatangkan langsung dari Thailand.

Sementara itu, pemerintah Indonesia menyarankan kepada Toyota, Mitsubishi, dan Isuzu untuk merakit mobil pikap d-cab yang dijualnya disini. Toyota sendiri sudah mengetahui akan hal tersebut, namun mereka belum dapat memastikan apakah Hilux bisa dirakit lokal. Tentunya memproduksinya bukan hal yang mudah melihat pasarnya yang tidak memiliki permintaan setinggi segmen lainnya.

Mobil 7-Seater

Toyota menegaskan kalau pusat produksi mobil pkap d-cab ini masih dipusatkan di Thailand, sedangkan Indonesia lebih difokuskan ke produksi mobil 7-seater, terutama model MPV dan SUV. Model seperti Avanza, Kijang Innova, sampai Fortuner dirakit disini dan mencatatkan hasil penjualan yang jauh lebih tinggi dari Hilux. Belum lagi dengan permintaan pasar di masing-masing segmen yang juga sangat tinggi.

Agar dapat merakit Hilux di Indonesia, Toyota membutuhkan jangkauan pasar global yang lebih luas lagi. Memang kedengarannya tidak begitu mudah, mengingat separuh dari Hilux yang diproduksi di seluruh dunia disumbangkan oleh Thailand. Selain Thailand, Amerika Serikat juga menjadi tempat produksi lainnya, walau mereka juga merakit model seperti Tacoma dan Tundra.

Layaknya model basisnya, Hilux Rangga juga didatangkan langsung dari luar negeri. Memang Toyota tidak ingin mengambil langkah yang salah dan beresiko mengurangi penjualannya.