Jack Miller : Banyak Manuver Dilakukan Karena Putus Asa

RiderTua.com – Daftar cedera di MotoGP sudah sangat mengkhawatirkan jauh sebelum seri ke-15 dari 20 Grand Prix musim ini. Jack Miller mengungkapkan perspektifnya tentang situasi saat ini di kelas premier, “Menurutku itu kombinasi. Ada banyak perubahan dalam 5 tahun terakhir dalam hal balapan, level dan intensitas balapan. Kejuaraan Dunia telah berubah.”

“Di awal musim kita tahu bahwa cedera adalah faktor yang dapat menentukan Kejuaraan Dunia dengan begitu banyak balapan di akhir pekan berturut-turut. Karena jika kita cedera, kita tidak akan melewatkan satu balapan melainkan 4 hingga 5 balapan. Ini tidak bisa dihindari,” ujar pembalap pabrikan Red Bull KTM itu.

Jack Miller : Banyak Manuver Dilakukan Karena Putus Asa

Menurut data, sebanyak 40 persen pembalap reguler MotoGP telah melewatkan satu atau lebih balapan musim ini. Pemeriksaan kebugaran pada hari Kamis atau paling lambat setelah sesi FP1 pada hari Jumat akan menunjukkan, apakah seluruh 22 pembalap akan berada di grid start GP Indonesia akhir pekan ini.

Seperti diketahui, pembalap VR46 Ducati Marco Bezzecchi masih membutuhkan persetujuan dari dokter MotoGP (hari Kamis) untuk bisa tampil di Mandalika. Pembalap asal Rimini-Italia itu menjalani operasi tulang selangka pada hari Minggu usai crash saat latihan di ranch. Namun pada hari Rabu, secara mengejutkan dia memutuskan untuk mencoba comeback lebih cepat dari perkiraan.

Pembalap LCR Honda Alex Rins melakukan upaya comeback keduanya setelah mengalami patah tulang tibia dan fibula di Mugello. Test rider Honda Stefan Bradl tersedia sebagai pembalap pengganti di mandalika, seperti yang dilakukannya terakhir kali di Motegi.

Jack Miller menambahkan, “Kami tidak beruntung musim ini karena pembalap seperti Rins misalnya, melewatkan hampir separuh musim dan pembalap lain seperti Marc mengalami cedera di awal musim. Tapi menurutku sebagian besar cedera disebabkan oleh crash terutama saat start atau di tikungan pertama. Itu ada hubungannya dengan Kejuaraan Dunia dan seberapa tinggi tekanannya.”

“Misalnya, jika kita melihat kesalahan seperti yang dilakukan Enea Bastianini di Barcelona. Dari sudut pandangku, itu bukan kesalahan atau semacamnya, itu lebih merupakan manuver karena putus asa. Dia memulai balapan dari grid belakang dan kita semua tahu bahwa jika kita start dari belakang maka balapan kita sudah selesai setengah.”

“Kita bisa mencoba bertarung sekuat tenaga menemukan jalan untuk melaju ke depan. Terkadang cara ini berhasil, namun tidak selalu berhasil. Itulah mengapa kita melihat banyak tindakan putus asa dan menurutku itu karena betapa intensnya Kejuaraan Dunia, seberapa dekat semuanya dan seberapa dekat semua motor dan pembalap bersama-sama.”

“Ini adalah puncak dari olahraga ini. Dan menurutku sekarang ini benar-benar terlihat, karena ada begitu banyak motor pemenang potensial dan begitu banyak pembalap luar biasa di lintasan. Ini adalah tempat meleburnya situasi yang tegang,” pungkas Jack Miller.