Akhirnya Ducati Setuju dengan Format MotoGP yang Baru

Ridertua.com – Pada pertemuan MSMA di Assen-Belanda, Ducati Corse menentang format baru MotoGP. Format baru ini sedianya akan mulai berlaku dari GP Silverstone yakni, untuk masuk langsung ke Q2 hanya melalui sesi FP2 hari Jumat dan harus menganggap sesi FP1 hari Jumat sebagai ‘the real free practice’, di mana masing-masing pembalap dapat membiasakan diri dengan motor dan sirkuit dengan tenang setelah jeda panjang tanpa balapan (seperti sekarang libur musim panas di bulan Juli atau setelah cedera).

Tetapi Ducati tidak memerlukan sesi FP1 untuk mengerjakan set-up karena pabrikan asal Borgo Panigale itu punya 8 pembalap di lintasan, sementara rivalnya hanya 4 atau 2 (Yamaha) dan oleh karena itu dapat beberapa kali menjajal bahkan dalam kondisi yang berubah-ubah.

Pada saat yang sama, Dorna dan sebagian besar tim pabrikan ingin mengurangi sesi FP3 pada hari Sabtu dari 30 menit menjadi hanya 20 menit, dimana hal ini tidak diinginkan oleh Ducati.

Akhirnya Ducati Setuju dengan Format MotoGP yang Baru

Sejak TT Belanda, pabrikan-pabrikan di MotoGP telah berjuang untuk mencapai kompromi dengan format yang baru. Dan secara resmi, 6 hari lalu dikonfirmasi bahwa FP1 di hari Jumat tidak lagi memutuskan siapa yang akan lolos ke Q2, tetapi FP2 akan berlangsung selama 30 menit dan ingin mempersingkat sesi Fp3 menjadi 10 menit untuk meningkatkan umur mesin dan menghemat kilometer.

Sesi FP1 hari Jumat (sebutan baru: latihan bebas) akan tetap berdurasi 45 menit, sesi FP2 hari Jumat akan berlangasung hingga 60 menit dan sekarang hanya akan disebut ‘Latihan’. Jadi sebutan dari 3 sesi latihan pertama telah diubah dua kali dalam 10 bulan.

Pada tahun 2021, semua pabrikan MotoGP diizinkan untuk menggunakan 7 mesin 4-silinder 1000cc per musim, dan 9 mesin untuk tim Konsesi. KTM kehilangan hak konsesi untuk 2021 sementara Aprilia hanya untuk 2023. Regulasi ini berlaku saat kontrak pengerjaan dengan Dorna memungkinkan maksimal 20 grand prix per musim.

Sejak 2022 telah disepakati dengan tim MotoGP bahwa maksimal 22 Grand Prix. Akibatnya, regulasi teknis pun disesuaikan. Komisi Grand Prix (GPC) memutuskan untuk mengizinkan tim MotoGP menggunakan lebih banyak mesin per pembalap dan per musim.

Sejak musim 2022, tim diizinkan menggunakan 8 mesin MotoGP per pembalap untuk 21 atau lebih Grand Prix, sementara tim konsesi 10 mesin. Namun, tidak ada pabrikan yang mendapat keuntungan dari keistimewaan ini di tahun 2023, karena Aprilia kehilangan konsesi berkat kesuksesan dan podium setelah musim 2022.

BTW, hal terpentingnya adalah motor tambahan hanya boleh disegel pada seri ke-19, ke-20, atau ke-21.

Inilah perubahan aturannya:

• Jika digelar kurang dari 21 seri dalam jadwal balap saat kalender diumumkan sebelum balapan pertama musim, pekerjaan harus dilakukan dengan 7 mesin per pembalap dan tim konsesi 9 mesin.
• Jika direncanakan ada 21 atau lebih balapan MotoGP, pabrikan dapat mengalokasikan 8 mesin per pembalap dan per musim dan tim konsesi 10. Namun, mesin ke-8 (atau ke-10) hanya bisa digunakan setelah seri ke-19.

BTW, setelah pembatalan GP Finlandia, hanya 20 Grand Prix yang berlangsung pada tahun 2022. Dan karena GP Kazakhstan (7 hingga 9 Juli) di Sirkuit Sokol dibatalkan pada musim ini, jumlah balapan akan tetap 20 seri tahun ini meskipun ada 20 sprint race yang ditambahkan.

Tapi itu tidak membuat mesin menjadi ekstra kerja ketimbang sebelumnya, karena sekarang sesi FP3 berlangsung 30 menit bukan 45 menit seperti tahun lalu serta sesi pemanasan hanya membutuhkan waktu 10 menit bukan 20 menit seperti sebelumnya.