Diremehkan, Pecco Membalas: Marquez Mulai Lancarkan Psywar… Perang Mic!

RiderTua.com – Pecco Bagnaia (Lenovo Ducati Team) mulai merasa ada ‘permainan kecil’ yang dilancarkan seseorang dan membalas ucapan Marquez beberapa hari yang  lalu, sebagai sebuah kompetisi tidak hanya pertempuran di trek yang terjadi, tapi ‘perang mic’ sudah lumrah bin wajar terjadi… “Marc sudah mulai memainkan permainan psikologisnya,” kata rider akademi VR46 itu.. apakah tanda-tanda mulai perang mikrofon..? Bagi juara MotoGP Pecco Bagnaia, saat ini belum waktunya untuk liburan sepenuhnya, karena harus menghadiri beberapa acara dan setelah itu baru bisa full liburan.

Setelah mencapai impian di kelas utama, langkah selanjutnya adalah mencoba mempertahankan kemenangan. Desmosedici GP23 yang diuji di Valencia memberikan kesan yang sangat baik, namun konfirmasinya ditunggu pada tes selanjutnya di Malaysia dan Portugal. Namun persaingan menjanjikan akan sengit, bahkan di timnya sendiri dengan kedatangan rekan senegaranya Enea Bastianini.

Dengan berakhirnya musim 2022, sudah waktunya untuk memikirkan masa depan. Berbagi garasi dan data dengan Enea Bastianini, dengan empat kemenangan dia adalah pembalap tersukses kedua di kejuaraan sekarang di belakangnya. Harapannya adalah persaingan yang konstruktif, sportif dan sehat, yang bertujuan untuk mendorong keduanya ke atas. “Dari sudut pandang media, Enea dan aku akan menjadi sorotan utama,” kata Pecco.

Desmosedici GP23 lahir dengan sebuah pelajaran berharga, para insinyur Ducati tidak akan pernah melakukan kesalahan yang sama lagi dan motor tidak membutuhkan revolusi. Paruh pertama muism 2022 adalah sebuah kesalahan meracik GP22.. Pecco Bagnaia tahu daftar lawan tangguh akan bertambah selain Marquez dia juga ingin menambahkan Miguel Oliveira, yang bisa menjadi lawan yang berbahaya dan akan mengendarai Aprilia yang sangat kompetitif.

Tidak ada tekanan menjadi pembalap nomor satu, setidaknya untuk saat ini. Kita lihat saja di awal musim MotoGP berikutnya, saat kita mulai lagi dari seri Portimao di bulan Maret. “Menjadi lawan nomor satu bisa menjadi pedang bermata dua. Jika Ducati bekerja sebaik tahun ini, mereka semua harus memperhitungkan saya,” tambah Bagnaia.

Perang Mental

Ada yang mengatakan bahwa Pecco menang dengan mudah, berkat motor yang jelas lebih unggul dari para pesaingnya, seolah mengabaikan bakatnya. Namun faktanya buka Pecco saja yang memakai Ducati, ada delapan Ducati di lintasan dan dia finis di depan semua orang. Marc Marquez menyatakan bahwa Fabio Quartararo kalah melawan motor yang lebih baik… “Artinya Marc sudah mulai memainkan permainan psikologisnya,” balas Bagnaia.

Pecco melanjutkan, “Selama setahun penuh mereka mengatakan saya menang karena saya memiliki motor terbaik, tetapi pada akhirnya saya yang bisa juara dengan motor itu,” katanya..

Dengan kompetitifnya Ducati Desmosedici ini, pertama-tama kita perlu melihat persaingan internal, bukan hanya Enea Bastianini. Pasalnya, sahabat VR46 Academy, Luca Marini dan Marco Bezzecchi, bisa meledak kapan saja. Tanpa melupakan Franco Morbidelli, jika dia menemukan perasaan dengan Yamaha M1 lagi, setelah musim 2022 yang membawa bencana.