RiderTua.com – Dalam kesempatan berbeda, Carmelo Ezpeleta membela MotoGP bahwa mereka bukan Ducati Cup (Piala Ducati) dan juga bukan kejuaraan dunia sepeda motor yang mirip dengan balap mobil Formula 1.. Salah satu komentar yang paling banyak didengar tahun ini, tidak hanya dari para netizen, tetapi juga oleh pembalap terkenal di paddock, sehubungan dengan monopoli Ducati, seperti Marc Marquez yang menyebutnya lebih mirip ‘Ducati Cup’ daripada MotoGP.. Delapan motor Borgo Panigale bukanlah ide yang disetujui semua orang. Bahkan pihak Ducati pun (Paolo Ciabatti) seperti masih mempertanyakannya (mungkin akan segera berkurang tim satelit Ducati setelah menghabiskan kontrak 2023-2024).
Meskipun pertarungan perebutan gelar MotoGP dengan Bagnaia dan Quartararo terjadi hingga akhir musim yang menunjukkan betapa ketatnya persaingan, namun tak luput dari opini negatif publik. Sementara di F1 semua terjadi di kuartal pertama musim. Banyak kritik tentang ituMotoGP: delapan Ducati di grid terlalu banyak, perbandingan yang tidak adil, Dorna melakukan kesalahan di MotoGP…
Namun, Ezpeleta tetap teguh dalam pemikirannya tentang masalah ini, dan memberi contoh masa lalu di kompetisi, “MotoGP seperti masa lalu di era Rossi atau Marquez. MotoGP memiliki regulasi yang sama dan kemungkinan menang yang sama (dengan yang dulu),” bantah bos Dorna terkait hal ini.
Sepertinya pernyataan itu juga mengungkapkan bahwa yang berada di balik keputusan kenapa ada 8 Ducati dan hanya 2 Yamaha itu bukan hanya kemauan Yamaha, Rossi, atau Ducati. Di luar tim satelit bebas memilih motor yang kompetitif, FIM dan Dorna tampaknya ingin memberikan dorongan yang diperlukan untuk mengakhiri monopoli Ducati ini. Bahkan pernyataan Paolo Ciabatti setuju bahwa situasi ideal dalam jangka menengah atau panjang tampaknya bukan dengan delapan motor Ducati di grid. Teka-teki itu cocok.
Argumen lain yang paling banyak digunakan untuk mengkritik MotoGP adalah banyaknya balapan apalagi ditambah Sprint Race dan balapan utama yang berjumlah 21 atau bahkan menjadi 22 seri..
“F1 dan MotoGP kami cukup dekat dalam batas jumlah seri. Impian kami adalah memiliki 22 seri dalam semusim. Di F1 malah ada 23 seri karena kemungkinan pembalap yang cedera lebih sedikit daripada di MotoGP (jadi tidak akan bisa sama)”, bantah manajer asal Spanyol itu.
Namun Ezpeleta mengaku dia juga meniru F1 seperti dalam balapan Sprint, “F1 adalah ajang balap nomor satu di dunia, tidak ada salahnya saya mengakuinya, kami saling melengkapi. Semua yang saya lihat dilakukan Stefano (Bos F1) dan saya bisa melakukannya, saya juga akan melakukannya,” katanya merujuk pada balapan sprint yang akan menjadi bagian dari kalender pada 2023.
RiderTua.com - Toyota Fortuner masih menjadi andalannya di segmen SUV ladder frame di Indonesia sampai sekarang. Hanya saja model ini…
RiderTua.com - Ketika rekan setimnya di GasGas Tech3 Pedro Acosta merayakan podium (finis ke-2) di COTA, Augusto Fernandez hanya mampu…
RiderTua.com - Enea Bastianini menemukan kecepatannya kembali setelah finis ketiga di Texas, dia merasa berada di jalur yang benar, tahun…
RiderTua.com - Ducati harus memberi Pecco motor terbaik untuk meng-KO Jorge Martin... Kejuaraan dunia MotoGP 2024 dimulai dengan penuh kejutan…
RiderTua.com - Secara kontrak KTM dapat menukar pembalap antar timnya di tengah musim, tetapi pabrikan asal Austria itu tidak berencana…
RiderTua.com - Wuling masih menjadi pemimpin penjualan mobil listrik di Indonesia pada Maret lalu. Binguo yang mampu menjadi model BEV…
Leave a Comment