Categories: MotoGP

Pecco Sosok Pembalap yang Diremehkan

RiderTua.com – Pecco Bagnaia dari awalnya selisih -91 poin (GP Jerman) dan menjadi -2 poin dari Quartararo dalam 7 seri kemudian. Dengan kondisi ini kita bisa melihat bahwa: Hanya motor terbaik yang pantas menang, tekad yang kuat yang bisa merubah hal yang tidak mungkin menjadi mungkin, terlalu banyak kesalahan akan membuyarkan impian dan  pelajaran lain: Hari ini hanya motor terbaik yang diperlukan sebagai modal untuk juara, imobilitas Yamaha yang membuat pembalapnya kesulitan bersaing, team order itu ada dan memang begitu adanya, Pecco terlalu banyak membuat kesalahan di awal musim (meskipun karena GP22 yang belum stabil dalam masa pengembangan).

Di GP Thailand, Johann Zarco terlihat dengan sengaja menghindari menyalip Pecco Bagnaia yang menurutnya menghindari risiko crash. Sebuah langkah yang menimbulkan kontroversi di media sosial, dan netizen seolah meremehkan prestasi pembalap pabrikan Ducati itu dan mengejek perilaku bos balap Ducati. Seperti kehadiran Davide Tardozzi di garasi Gresini di Motegi, atau kunjungan Gigi Dall’Igna di garasi Pramac untuk mengucapkan terima kasih secara pribadi kepada Zarco. Kita tidak boleh lupa bahwa kesulitan Yamaha dan Fabio Quartararo dalam beberapa balapan terakhir juga membuat perjalanan Pecco lebih mudah. Sebaliknya di paruh pertama kejuaraan MotoGP, Bagnaia juga banyak melakukan kesalahan. Tapi dia tidak pernah menyerah dan mengumpulkan enam kemenangan, tidak ada yang menang sebanyak itu pada tahun 2022.

Kapan Perjuangan Pecco akan Diakui?

Kembalinya Pecco Bagnaia yang luar biasa di peringkat dunia hampir berakhir, dengan hanya dua poin untuk memisahkannya dari Quartararo. Usaha yang tidak terpikirkan jika kita melihat kesenjangan awalnya 91 poin setelah Sachsenring… Pecco tidak pernah sedekat ini dengan Fabio tahun ini!

Final kejuaraan dunia 2022 adalah di antara yang paling menegangkan: selisih dua poin, atau kurang, dengan tiga balapan tersisa, hanya terjadi 4 kali dalam sejarah. Yang pertama adalah dari tahun 1953. Tahun itu Reg Armstrong memimpin dengan 1 poin atas Geoff Duke, yang kemudian menjadi juara. Kemudian tahun 1975, 10 balapan. Phil Read memimpin dengan 2 poin atas Giacomo Agostini, yang merebut gelar pada akhir tahun. 4 tahun berlalu dan di sini pada tahun 1979, selama 12 seri, dengan tiga seri tersisa ada 2 poin antara juara masa depan Kenny Roberts dan Virginio Ferrari.

Jadi jika sekarang Pecco bisa membuktikan mampu menang atas Quartararo mereka ini adalah para pembalap tangguh dalam sejarah baru MotoGP.. Quartararo bahkan Pecco jangan dianggap remeh.. Mengejar poin dari -91 poin menjadi -2 bukan perkara mudah…

ridertua

Leave a Comment

Recent Posts

Kolaborasi Yamaha dengan FILA, Luncurkan Fazzio Edisi Spesial

RiderTua.com - Salah satu skutik Yamaha yang berkolaborasi dengan FILA yakni sebuah brand fashion terkenal, menghasilkan edisi spesial dari Fazzio…

25 April 2024

CEO Ducati : Performa Marc Marquez Tidak Bisa Disamakan dengan Pembalap GP24

RiderTua.com - Marc Marquez mengukuhkan dirinya sebagai pembalap GP23 tercepat pada 3 seri pertama MotoGP musim 2024. CEO Ducati Claudio…

25 April 2024

Neta Memulai Produksi Mobil Listriknya di Indonesia

RiderTua.com - Akhirnya Neta dapat memulai perakitan mobil listriknya di Indonesia setelah memulai penjualannya sejak tahun lalu. Walau mereka baru…

25 April 2024

Citroen e-C3 Siap Diproduksi di Indonesia!

RiderTua.com - Walau Citroen mengimpor seluruh mobilnya dari luar negeri, modelnya dapat dijual dengan harga cukup terjangkau. Tentunya dengan kualitasnya…

25 April 2024

Aleix Espargaro : Fabio Quartararo Bertahan di Yamaha Bukan Hanya Karena Uang

RiderTua.com - Fabio Quartararo memilih tetap bertahan dengan Yamaha meski performa M1 sangat mengecewakannya. Aleix Espargaro ikut mengomentari hal ini, pembalap…

25 April 2024

Penjualan Mobil Listrik Ditargetkan Bisa Mencapai 17 Juta Unit?

RiderTua.com - Sejauh ini penjualan mobil listrik di seluruh dunia masih cukup bagus, walau dengan adanya penurunan tren di Eropa…

25 April 2024