RiderTua.com – Di musim 2022 ini, Andrea Dovizioso melakoni musim ke-20 di kejuaraan dunia balap motor. Menurut pembalap Yamaha itu, dalam beberapa tahun terakhir MotoGP telah berubah. Honda berhasil memenangkan GP Sachsenring sejak 2010. Sementara bagi Ducati, sirkuit di Jerman yang berkelok-kelok ini bukanlah trek favorit mereka. Dovizioso meraih podium terakhir untuk tim The Reds asal Borgo Panigale itu pada 2016 disana. Selain itu, menurut Dovi kini tidak ada lagi satu trek cocok untuk satu pabrikan seperti dulu. Akibat campur tangan teknisi dari F1, MotoGP berubah, motornya dikendarai dengan cara berbeda sekarang..
Andrea Dovizioso: Keterlibatan Insinyur F1 Bikin MotoGP Berubah
Pembalap asal Forli-Italia itu mengatakan, “Sangat berubah dibandingkan dengan pengalaman saya atau ketika saya pertama datang ke trek. Dan tahu bahwa trek akan lebih cocok dengan motor ini atau motor itu. Itu tidak terjadi lagi. Selalu ada pembalap yang sama yang kuat, mereka yang membuat perbedaan dengan motor mereka sendiri dibandingkan dengan rekan semerek mereka. Di MotoGP hari ini, siapa pun yang berhasil mendorong hingga limit motor mereka sendiri, dialah yang membuat perbedaan.”
“Jika kita melihat, hanya Ducati yang kurang lebih mampu bersaing dengan 8 motor. Untuk semua merek lain, kita dapat melihat bahwa perwakilan pertama berada di posisi pertama dan berikutnya di urutan ke-8 atau ke-2 dan ke-10. Itu menunjukkan bahwa MotoGP telah berubah,” tegas rekan setim Darryn Binder itu.
Apakah karena ban Michelin saat ini? “Saya tidak punya jawaban pasti untuk itu. Hal ini telah banyak berubah sejak 2020 ketika ban ini keluar. Tetapi saya tidak akan menyalahkannya begitu saja. Menurut pendapat saya, hal-hal yang berbeda berubah, itulah sebabnya situasi ini muncul di MotoGP,” jawab Papanya Sara itu.
“Saya tidak lagi melihat trek yang cocok untuk motor. Ini lebih merupakan pembalap yang mempunyai feeling yang sangat baik tentang motor dan selalu berhasil menjadi kompetitif,” imbuhnya.
Dovi melihat ada 4 pembalap terdepan dalam hal ini yakni pemimpin klasemen Fabio Quartararo (Yamaha), runner-up Aleix Espargaro (Aprilia), Pecco Bagnaia dan Enea Bastianini (keduanya Ducati). “Dengan motor yang mempunyai karakteristik yang sangat berbeda, mereka bisa bersaing di balapan apapun,” lanjutnya.
Dari keempat pembalap ini, Dovi akan bertaruh 1 euro untuk siapa? “Kita bisa mengambil risiko 1 euro. Tetapi saya menjawab dengan cara saya sendiri. Fabio adalah yang paling stabil saat ini, baik secara mental maupun dalam hal pemahaman motor. Dialah yang juga bisa menjadi yang paling konsisten sepanjang musim. Jadi saya bertaruh 50 sen untuknya. Tapi saya melihat seorang Aleix dan Aprilia yang sadar bagaimana mereka bekerja dan perlu mendekati balapan akhir pekan untuk menjadi kompetitif. Itu sebabnya mereka berhasil naik podium. Konsistensi ada di sana dan saya berharap mereka terus seperti ini,” jawab pembalap berusia 36 tahun itu.
“Tapi saya pikir, Bastianini dan Pecco punya kecepatan lebih dari yang lain. Itu berarti mereka bisa mengejar poin dan memenangkan lebih banyak balapan. Tapi itu tidak berarti mereka bisa melakukannya. Tapi saya pikir mereka punya potensi untuk melakukannya,” tambah pemenang 15 kali MotoGP itu.
Dalam hal top speed, Quartararo punya harapan besar untuk masa depan dari konsultan mesin Yamaha yang baru Ing. Luca Marmorini, yang berasal dari Ferrari. Dimana Aprilia juga memperkuat diri dari balap Formula 1, dimulai dari bos balap Massimo Rivola.
“Ini adalah arah di mana MotoGP akan berubah selama bertahun-tahun. MotoGP telah banyak berubah dalam beberapa tahun terakhir dan menjadi jauh lebih direkayasa. Itu sebabnya insinyur sekaliber ini lebih dibutuhkan di MotoGP saat ini ketimbang di masa lalu. Itu juga mengapa saya mengatakan bahwa MotoGP telah berubah. Motornya dikendarai dengan cara berbeda sekarang, ada lebih banyak aspek berbeda yang membantu pembalap untuk mengendarai karena lebih banyak insinyur yang terlibat. Dan itu berhasil. Suka atau tidak, itulah MotoGP sekarang,” pungkas Dovi.