RiderTua.com – Mungkin hanya sedikit pembalap yang “tidak manja” (dalam hal teknis balap) seperti Casey Stoner. Karena dia punya prinsip saat aktif sebagai pembalap: “Saya tidak menjinakkan motor, saya membebaskan dan membiarkan motor bergerak”. Jika kita bandingkan dengan pembalap saat ini, banyak sekali teori yang menyebutkan sebelum mereka menunggangi motornya: pembalap beradaptasi dengan perilaku motornya atau para insinyur dan teknisi yang harus berusaha menyesuaikan karakteristik prototipenya dengan gaya balap.. Namun pendekatan Stoner berbeda, meskipun dia belum membuktikan satu hal: yaitu mencoba motor inline-4 Yamaha yang lebih lembut karakternya saat di tikungan, sementara Stoner identik dengan ‘power slide’..
(Artikel ini bukan untuk narasi konten Youtube..!)
Ada beberapa pembalap yang langsung nyetel dengan motornya.. Contoh saja Marquez dengan Honda, Quartararo dengan Yamaha.. namun keduanya belum teruji jika pindah pabrikan..
Karena banyak yang kesulitan beradaptasi ketika pindah motor merek lain, karena kebetulan karakter balapnya tidak sesuai dengan perilaku motornya, atau motor masih dalam pengembangan (Aprilia).. Seperti Valentino Rossi pada 2011 ketika mencoba merubah sasis Ducati, atau Jorge Lorenzo dan musim buruknya di Repsol Honda, ketika dia mulai kompetitif di Desmosedici, dan baru-baru ini Dovizioso dari Ducati ke Yamaha..
Pembalap lain yang telah menunjukkan kemampuan mengejutkan untuk beradaptasi dengan merek motor baru (pindah pabrikan) adalah Casey Stoner menunjukkan pada tahun 2007, ketika dia meninggalkan LCR Honda untuk tim Ducati, bahwa dia adalah salah satu dari sedikit pembalap yang dapat segera bersaing dengan motor merek apapun (meskipun belum terbukti di Inline-4: Yamaha, Suzuki).
Mantan pembalap Australia ini memiliki kesempatan untuk berbicara tentang kemampuannya untuk beradaptasi dengan prototipe apa pun dalam film dokumenter ‘Almas de Metal’, di DAZN.
Tidak Menjinakkan Motor
Berikut ini konsep yang digunakan Stoner dalam mengendalikan motornya:
- ‘Motor harus dikendarai sesuai dengan kemauan motornya, pembalap harus melakukan segala kemungkinan dengan set-up dan berkendara untuk beradaptasi dengan situasi. Saat saya kendarai motor dibiarkan bergerak bebas. Semua sensasi tubuh saya dibuat sedemikian rupa motor bisa bergerak sesuai keinginannya’.
Sementara beberapa pembalap lain berbicara tentang perlunya menjinakkan motor, Stoner justru sebaliknya:
- ‘Saya tidak menjinakkan motor, saya pikir saya melakukan yang sebaliknya.. Saya membiarkannya bebas, saya membiarkannya.. Saya pikir bagi banyak pembalap hal yang sulit adalah mereka mencari sesuatu yang bekerja persis seperti yang mereka inginkan, sementara saya selalu terbuka dan siap untuk beradaptasi.’
- ‘Saya tidak menginginkan motor untuk beradaptasi dengan saya, melainkan sebaliknya, saya berkata ‘oke, motor perlu dikendarai dengan cara ini, ini berbeda dari yang lain’, dan itu memungkinkan saya untuk beradaptasi dengan motor dan itu lebih mudah bagi saya untuk melakukannya’.
Sepertinya Stoner cocok menjadi pelatih balap nih..
(Artikel ini bukan untuk narasi konten Youtube..!)