Zarco: Kasus Saya di KTM Beda dengan Vinales di Yamaha

RiderTua.com – Johann Zarco menilai bahwa perpisahan Vinales-Yamaha dibandingkan dengan Zarco-KTM, adalah dua kasus berbeda. “Motor KTM RC-16 saat itu tidak selevel dengan Yamaha M1,” kata pembalap asal Prancis itu menjelaskan alasannya. Faktanya Maverick Vinales membuat keputusan berhenti dan banyak pembalap yang siap untuk menggantikannya. Menyerahkan kontrak setahun yang belum dijalani dengan gaji sekitar 6 juta euro (Rp 103 M) dan meninggalkan motor sekompetitif Yamaha M1 adalah hal yang jarang dilakukan semua pembalap. Namun ada sedikit kesamaan diantara keduanya: mereka membuat tim Yamaha dan KTM tersinggung.. Zarco pernah mengatakan motor KTM (sasis dan mesin) saat itu “Payah” yang membuat suasana garasi KTM memanas saat GP Spanyol 2019… Sementara Vinales mengatakan “Dia membuat keputusan kontrak yang salah” yang membuat pihak Yamaha tersinggung, meskipun sudah diklarifikasi Vinales bahwa itu bukan mengacu pada kontrak Yamaha..

Zarco: Kasus Saya di KTM Beda dengan Vinales di Yamaha

Pembalap Spanyol itu tidak lagi bahagia di tim Monster Energy dan merasa tidak nyaman saat mengendarai M1, dua hal ini yang dia fikirkan saat membuat pilihan. Bahkan tanpa kesepakatan dengan tim lain setelah keluar dari Yamaha, dengan risiko menganggur.

Di antara pembalap yang membuat pilihan serupa dengan Vinales adalah Johann Zarco, yang pada musim 2019 dia memulai petualangannya di KTM dengan kontrak dua tahun yang sepertinya baik-baik saja, dia akan mendapat dukungan maksimal dari KTM.

Saat wawancara dengan media Motosprint, Zarco mengomentari perpisahan Vinales dengan Yamaha, menyoroti bahwa kasusnya berbeda dengan yang dia alami… “Saya tidak berada di posisi yang sama dengannya (Vinales). Saya tidak bisa mendapatkan pole position, saya tidak berada di podium dan motor tidak berada di level yang seperti sekarang ini. Dan bahkan tidak selevel dengan Yamaha, yang bisa melaju cepat hampir di sirkuit mana saja. Saya tidak akan menjelaskan secara detail, ini masalah Maverick. Perpisahannya adalah kejutan,” kata pembalap Prancis itu.

Memang, situasi performa motor KTM saat Zarco memutuskan kontrak lebih cepat tidak bisa dibandingkan dengan kondisi Vinales, di mana dia tidak memiliki perasaan nyaman dengan motornya. Mungkin Zarco juga bisa lebih sabar dan berusaha lebih keras, tetapi dia merasa tidak ada kesempatan untuk membuat kemajuan yang signifikan dan lebih memilih untuk minggir. Harus dikatakan bahwa niatnya adalah untuk mencapai setidaknya akhir musim, namun KTM selanjutnya berbicara tentang perpisahan, mungkin juga karena kata-kata kasar yang dilontarkan Zarco membuat tim merasa tidak nyaman.

Vinales memiliki motor Yamaha yang dengannya dia sudah memenangkan balapan perdana musim ini di Qatar, menempati posisi kedua di Assen dan memperoleh dua finis di 5 besar. Fabio Quartararo membuktikan bahwa M1 adalah motor pemenang, tetapi Maverick tidak bisa konsisten dan finis paling buncit di Sachsenring adalah pukulan yang mematahkan semangatnya. Dia akan menutup tahun kerja bersama pabrikan Iwata lebih cepat, kemudian kita akan melihat di mana karirnya akan berlanjut.