Categories: MotoGP

Jadi Sorotan: Davide Brivio Dulunya Wartawan Otomotif

RiderTua.com – Jadi sorotan setelah Suzuki Juara dunia, Davide Brivio ternyata dulunya wartawan otomotif paruh waktu. Saat usia 15 tahun pernah ditolak kerja, bahkan hanya ingin jadi tukang cuci motor balap Gilera. Dia meninggalkan perusahaan pribadi Valentino Rossi dan gabung Suzuki.. BTW, keberhasilan Suzuki meraih gelar juara dunia pembalap MotoGP 2020 bersama Joan Mir, tidak lepas dari peran besar seorang Davide Brivio, Manajer Tim Suzuki Ecstar. Bagaimana jejak karir pria asal Italia itu hingga menjadi seorang manajer top MotoGP?.. Ikuti kisah menariknya, siapkan tissue sebelum anda menangis..

Jadi Sorotan: Davide Brivio Dulunya Wartawan Otomotif

Davide Brivio adalah arsitek di balik keberhasilan Suzuki, merebut gelar kampiun Kejuaraan Dunia Balap Motor MotoGP untuk kali pertama dalam 20 tahun terakhir. Kegemilangan Suzuki itu juga karena peran besar dua orang asal Jepang, yaitu Shinchi Sahara (team director) dan Ken Kawauchi (technical manager). Kolaborasi 3 pria hebat ini, sukses membawa Suzuki meraih kemenangan yang sudah lama diimpikan.

Namun, Brivio-lah yang paling disorot karena kepiawaiannya mencetak jawara MotoGP. Semua tahu, sebelum Mir, Brivio adalah aktor di balik kesuksesan bintang Valentino Rossi bersama Yamaha di awal hingga pertengahan era 2000-an.

Dalam sebuah podcast MotoGP, Brivio mengaku kecintaannya pada otomotif/ motor sejak masih kanak-kanak. Namun, karena sepak bola jauh lebih digemari di lingkungannya, dia pun tidak memiliki banyak teman.

Ketertarikan Brivio berawal dari motocross. Dia pun mencari semua informasi tentang motocross dengan membeli majalah atau koran. Brivio kecil juga sering melihat para crosser Italia turun atau berlatih di sirkuit yang tak jauh dari rumahnya.

Brivio kecil juga bercita-cita ingin turun di balapan. “Aku sempat berpikir untuk mencari sponsor dari perusahaan, kemudian membeli sepeda motor sendiri dan ikut dalam balapan. Tapi semua itu tidak pernah terwujud,” ujarnya.

Jadi Sorotan: Davide Brivio Dulunya Wartawan Otomotif

Ditolak Gilera

Kebetulan rumah Brivio dekat dengan pabrikan motor Gilera. Kondisi ini membuat dia tertarik untuk menyalurkan rasa keingintahuannya terhadap mesin. Ditambah lagi, saat itu Gilera juga memiliki tim motocross.

“Cerita ini sebetulnya agak lucu. Pada usia 14 atau 15 tahun, aku mengirim surat kepada mereka (Gilera). Aku menawarkan diri bekerja di tim balap mereka sebagai pembantu mekanik, meski tidak digaji. Saya bisa mengganti ban, mengisi bahan bakar, atau mencuci motor,” kenang Brivio.

Brivio yang malang, Gilera menolak lamarannya itu. Tak patah arang, Brivio tetap berusaha bagaimana cara agar bisa selalu dekat dan terlibat dengan olahraga balap motor.

“Saya juga mencoba ikut beberapa lomba motocross. Tapi, saya tidak cukup cepat. Mulai dari situ aku berpikir tidak akan bisa menjadi pembalap, dan harus memikirkan pekerjaan lain,” kata pria asal Italia itu.

Foto hanya pemanis

Dulunya Wartawan Otomotif Paruh Waktu

Pekerjaan awal Davide Brivio adalah sebagai karyawan sebuah majalah otomotif sedang. Tugasnya mengikuti di berbagai lomba motocross lokal di Italia. yaitu dengan menulis artikel dan mengambil foto.

“Terlalu tinggi jika disebut sebagai wartawan. Mungkin, lebih tepat dibilang mirip. Aku bekerja di majalah tersebut pada hari Minggu saja. Karena pada hari biasa saya ada pekerjaan lain. Di majalah itu memang hanya paruh waktu namun menyenangkan.”

Dari pekerjaannya sebagai wartawan paruh waktu itu, Brivio menemukan hal-hal menarik yang tidak bisa dia temukan sebelumnya. Saat mewawancarai narasumber, dia bisa bertanya semua hal yang ingin diketahuinya.

“Saya sempat mewawancarai Giovanni Castiglioni, pendiri Cagiva. Yang pada saat itu akan merayakan ultah ke-10. Ada juga Giorgio Saporiti, perancang trek motocross terkemuka dari Italia,” akat Brivio.

Berkat wawancara dengan orang-orang di paddock seperti Castiglioni dan Saporiti itulah, Brivio mengaku bisa tahu lebih banyak tentang dunia balap, bahkan tidak hanya balap motocross saja.

Berada di Paddock Seperti Berada di Disneyland, Mengasyikkan

Dalam kerjanya sebagai wartawan paruh waktu itulah, Brivio bertemu dengan salah satu sponsor pendukung dari Fabrizio Pirovano, pembalap Italia yang turun di Kejuaraan Dunia Superbike (WorldSBK).

Sekitar tahun 1990, secara mengejutkan sponsor itu meminta Brivio mengikuti Pirovano berlomba dan menuliskan laporannya. “Mungkin, pekerjaan saya saat itu seperti press officer di tim-tim MotoGP sekarang. Itu pekerjaan yang sulit bagi saya, karena harus menulis laporan dalam bahasa Inggris,” kata Brivio sambil tertawa.

“Saya masih mengingat tugas pertama kali saya, yaitu pergi ke Sirkuit Jerez (Spanyol). Bertemu pembalap di paddock membuat saya seperti anak kecil diajak ke Disneyland. Karena selama ini para pembalap WorldSBK itu hanya bisa saya lihat di majalah atau koran.”

Pada 1992, berkat keuletannya bekerja, kepandaian, serta relasinya yang bagus di paddock, membuatnya dipercaya menjalankan sebuah tim di WorldSBK, Belgarda Yamaha Racing Division. Noriyuki Haga, Colin Edwards, Scott Russell merupakansebagian rider yang pernah ditangani oleh Brivio di kejuaraan WorldSBK.

Pada musim balap 2001, Davide mengikuti Haga ke MotoGP (500 cc), Di mana saat itu Yamaha memintanya untuk membantu rider asal Jepang itu. “Pada tahun 2002, aku ditunjuk sebagai Team Director Marlboro Yamaha (mirip posisi Lin Jarvis saat ini). Tim resmi Yamaha, saat itu diperkuat oleh Max Biaggi dan Carlos Checa,” kata Brivio. Davide ternyata punya cara sendiri, untuk memoles rider menjadi selevel bintang di MotoGP.

“Pada saat di MotoGP, aku sering berdiskusi dengan Fiorenzo Fanali. Dia merupakan mekanik yang pernah menangani Giacomo Agostini, Eddie Lawson, dan sejumlah pembalap top lain. Aku meminta nasehat dan informasi dimana intinya aku ingin berkembang dan belajar dari mana saja,” kenang Brivio.

Mulai 2002, Davide sebenarnya telah memikirkan bagaimana cara untuk dongkrak performa Yamaha. Dia teringat, pada peristiwa 2005, saat Yamaha merayakan 50 tahun di MotoGP. Pabrikan Yamaha inginkan sesuatu yang sangat besar.

Jadi Sorotan: Davide Brivio Dulunya Wartawan Otomotif

Meninggalkan Perusahaan Rossi dan Bergabung ke Suzuki

Disaat membela tim Suzuki, Brivio berfikir bahwa Suzuki sudah berpengalaman dalam balapan ( Suzuki 60 tahun di dunia balap). Pada saat itu ada kesmpatan di Suzuki, sia masih bekerja pada perusahaan milik Valentino. Tim Jepang saat itu ingin menata ulang organisasi di timnya. Brivio sangat senang dengan job itu karena sebuah tantangan, meskipun sangat berat meninggalkan Valentino Rossi… kata Brivio.

Bagi Brivio, di Suzuki dia berkarya membenahi tim mulai dari nol. Setelah undur diri dari kejuaraan dunia MotoGP pada penghujung 2011, sekitar setahun setelah itu atau diakhir 2012, Suzuki mulai berkomunikasi dengan Brivio.

“Saya mulai kerja pada tahun 2013. Tetapi Suzuki mengatakan mereka tak mempunyai peralatan, truk, bengkel, dan sebagainya. Saya kaget tetapi menjadikan itu sebuah tantangan,” kata Brivio lagi.

Brivio pun menegaskan, setuju dengan filosofi dari tim Jepang itu yang lebih memprioritaskan rider muda. Suzuki dan Brivio sadar betul, banyak rider akan pergi jika mereka sudah matang. Tetapi, mendidik rider muda sangatlah sulit. Ditambah, Suzuki tidak memiliki tim satelit untuk menggembleng para calon rider muda.

Proyek pembalap muda Suzuki ini sebetulnya sudah dimulai saat merekrut Maverick Vinales. Saat it, dia baru setahun di Moto2 sehingga banyak yang bilang kami terlalu cepat.

“Setelah Vinales pergi, kami mengambil Alex Rins. Kami pun harus mengulang program dengan Rins. Setelah hasil dengan Alex Rins baik, kami mendapatkan Mir. Ingat, dia baru 4 tahun turun di Kejuaraan Dunia Balap Motor saat kami rekrut (2019),” kata Brivio.

This post was last modified on 29 Desember 2020 11:20

ridertua

Leave a Comment

Recent Posts

Pecco Bagnaia : Di Jerez Masalah Getaran Hilang Tapi akan Dicoba di Barcelona yang Gripnya Kurang

RiderTua.com - Setelah kemenangan sensasionalnya di GP Spanyol, Pecco Bagnaia menjalani tes hari Senin dengan relatif tenang di Jerez. Rider Ducati…

1 Mei 2024

Miguel Oliveira : Cara Menyalip Marc Marquez Membahayakan Rider Lain

RiderTua.com - Setelah Jorge Martin (Pramac Ducati) crash, Miguel Oliveira sempat berada di posisi ke-6 pada race hari Minggu di Jerez.…

1 Mei 2024

Wuling Membuka Pemesanan Cloud EV di Indonesia!

RiderTua.com - Wuling telah menampilkan mobil listrik ketiganya di Indonesia, yaitu Cloud EV. Hanya saja tidak seperti Air EV dan…

1 Mei 2024

Chery Umumkan Recall Omoda E5… di Malaysia

RiderTua.com - Chery Omoda E5 (atau hanya dikenal sebagai Omoda E5) kini dijual di sejumlah negara di seluruh dunia, tak…

1 Mei 2024

Mitsubishi Mulai Daftarkan Xpander HEV di Indonesia?

RiderTua.com - Mitsubishi telah meluncurkan varian ramah lingkungan dari Xpander, baik model low MPV maupun low SUV di Thailand beberapa…

1 Mei 2024

Aleix Espargaro : Bereksperimen Menyesuaikan Posisi Tubuh di Atas Motor

RiderTua.com - Aleix Espargaro menjalani balapan yang mengecewakan di Jerez. Usai tes resmi hari Senin, rider Aprilia itu bercerita mengenai detail…

1 Mei 2024