RiderTua MotoGP – Di Qatar Maverick Vinales menunjukkan waktu kualifikasi terbaik dan start dari posisi terdepan. Membuat tim tersenyum bahwa motor Yamaha M1 kembali ke performa baiknya. Namun hasil balapan bertolak belakang. Jika dipakai untuk balapan, teknik Maverick Vinales tidak bekerja. Saat balapan sendirian. Vinales dapat membuat catatan waktu yang baik, tetapi ketika terjebak dalam rombongan, dia alami kesulitan. Maverick harus membalap secara berbeda. Dia harus mengambil ‘race line’ lain dan dia tidak bisa lebih cepat daripada ketika dia membalap sendiri. Dan ternyata Yamaha M1 2019 lemah jika dipakai untuk Stop and Go !
Ternyata Yamaha M1 2019 Lemah Jika Dipakai untuk Stop and Go
Ketika berhadapan bersama pembalap lain, Vinales harus melakukan stop and go yang sangat menekan ban. Racing line ideal dia adalah mengerem ke kanan, memanfaatkan kemiringan motor untuk melewati tikungan dengan cepat. Dengan cara ini akan lebih baik untuk mengelola keausan ban. Dia bisa melakukan ini sesuai dengan racing line idealnya di lintasan. Tetapi ketika bertarung dengan pembalap lain, dan harus melindungi racing line, dia harus melakukan sebaliknya. Harus rem lagi dan berakselerasi lebih awal dan lebih kuat. Itulah yang membuat sulit di akhir lomba.
Belajar dari pengalaman di Qatar. Untuk seri Argentina, penting untuk mensimulasikan lintasan balap saat berkendara dengan pembalap lain. Vinales tahu Yamaha cepat hanya di satu lap dengan menyendiri di trek. Langkah selanjutnya adalah fokus dalam kondisi pertempuran berkelompok.