RiderTua.com – Jorge Martin dan Pramac yakin mereka bisa membuat sejarah sebagai tim satelit pertama yang bisa juara dunia di era MotoGP modern saat ini, yang netizen menyebutnya era ‘seribu sese’. Martin dan tim Pramac tetap percaya diri menghadapi Bagnaia. Kekecewaan yang terjadi belakangan ini tidak melemahkan semangat tempur mereka.
Dua balapan terakhir tidak berjalan seperti yang diimpikan Jorge Martin, namun satu fakta tetap ada: dialah yang tercepat. Di Indonesia dia melakukan kesalahan dan terjatuh, di Australia dia salah memilih ban dan di lap terakhir dia naik dari posisi pertama ke posisi keenam. Tertinggal 27 poin dari Francesco Bagnaia bukanlah kendala yang tidak dapat diatasi dan di Thailand, pembalap Spanyol itu akan berusaha memperbaiki situasi peringkatnya. Impian meraih gelar juara bersama tim satelit tetap ada.
Usai akhir pekan di Phillip Island, pembalap tim Prima Pramac Racing itu berada di Sydney bersama rekannya dan mengunggah beberapa foto di profil Instagram resminya. Dalam salah satu gambar tersebut dia berpose di depan tembok yang bertuliskan ” No risk, no story “, yang diartikan ” Tanpa Risiko, Tak ada Cerita atau Sejarah “. Mungkin merujuk pada keputusannya baru-baru ini di balapan Australia dan pendekatannya dengan memilih ban berbeda.
Setelah kesalahan yang dilakukannya, dia menyatakan bahwa pada balapan berikutnya dia akan membuat pilihan yang lebih sesuai dengan rivalnya dalam hal ban, dan menghindari risiko yang tidak bijaksana. Namun, terkadang mengambil risiko untuk mencoba menang adalah hal yang wajar. Belum terbiasa memperebutkan gelar juara MotoGP, apa yang terjadi di Phillip Island akan berguna baginya di masa depan.
Mengenai pilihan ban belakang soft, Martin mengaku itu adalah pilihannya dan mungkin dia ingin ada yang lebih meyakinkan sehingga bisa berubah pikiran. Bagaimanapun, baik dia maupun tim Pramac tidak mengalami demoralisasi. Fonsi Nieto (rider performance director) berujar: “Dia yakin dengan pilihan yang dia buat dan tim mendukungnya. Ketika kita menang, kita semua menang, dan ketika kita kalah, kita semua kalah. Kami yakin itu adalah pilihan yang bagus. Dia menjalani balapan yang hebat. Ketika Anda berada di batasnya dan Anda berada di sana untuk menang, berjuang seperti dia, Anda tidak bisa menyalahkannya atas apa pun. Apakah itu berisiko? Ya, tapi jika ingin memulihkan poin di MotoGP, ada risikonya. Dalam olahraga ini tidak ada risiko nol.”
Nieto yakin dengan akhir pekan di Buriram dan akhir musim secara umum Martin akan menang, “Sekarang kami akan menghadapi cuaca panas, di trek yang disukai Jorge. 148 poin lagi, masih banyak yang harus dilakukan. Kita harus terus mempercayainya, sambil bersenang-senang. Bagi kami seperti Pramac yang bukan tim resmi, kami harus angkat topi atas musim yang kami jalani dan yang dialami Jorge, baik kami menang atau tidak. “
RiderTua.com - Enea Bastianini dan Ducati dikatakan menuju perpisahan.. finish di posisi ke-4 di Le Mans, hasil tersebut belum cukup…
RiderTua.com - KTM, pabrikan asal Austria itu baru saja menampilkan sebuah teaser tampak ada superbike baru yang akan segera diluncurkan.…
RiderTua.com - Suzuki sempat menampilkan Swift generasi terbaru di Jepang beberapa bulan lalu. Mobil hatchback ini tampil dengan desain yang…
RiderTua.com - Citroen mungkin baru saja kembali hadir di Indonesia setelah sempat absen selama beberapa tahun. Tapi tidak seperti sebelumnya,…
RiderTua.com - Sebelumnya Chery mengumumkan penarikan terhadap Omoda 5 di Malaysia beberapa hari lalu. Ini dilakukan setelah terjadi dua kali…
RiderTua.com - Subaru dan Toyota sudah lama melakukan kerja sama dalam mengembangkan mobil. Dari Solterra-bZ4X hingga BRZ-GR 86, semua modelnya…
Leave a Comment