Fabio Di Giannantonio, Terancam Tony Arbolino?

RiderTua.com – Rumornya, Tony Arbolino menjadi kandidat nomor satu pengganti Fabio di Giannantonio di MotoGP 2024. Posisi Fabio di Giannantonio di MotoGP musim depan dikabarkan terancam oleh Arbolino. Bagaimana performa Fabio Di Giannantonio tahun ini yang dikatakan semakin dekat dengan puncak, yang dibuktikan dengan finis di posisi ke-8 di Le Mans. Dia harus berpacu dengan waktu sebelum benar-benar tidak tertolong dan harus mencari ‘pekerjaan baru’. Meskipun hingga saat ini dia tertolong oleh tim. Dan kepala kru barunya Frankie Carchedi juga terbukti menjadi anugerah baginya. “Dalam beberapa balapan terakhir, saya sudah sangat memahami karena tim telah menjelaskan dengan sangat detail kepada saya bagaimana mengendarai motor MotoGP. Sekarang saya mengerti bagaimana mendapatkan hasil maksimal dari motor. Tahun lalu saya hanya mencoba untuk ngepush,” ungkap pembalap Gresini Racing itu usai GP Prancis.

Finis ke-8 di GP Prancis adalah hasil terbaik Di Giannantonio musim ini. Dia mampu mengulangi performa kuatnya dari Sachsenring tahun lalu, di mana Diggia finis di posisi 10 besar untuk pertama kalinya dalam balapan MotoGP. Setelah tahun pertama yang sulit sebagai rookie, rider berusia 24 tahun ini mencari terobosan terakhirnya bersama Frankie Carchedi (mantan kepala kru Joan Mir di Suzuki).

Fabio Di Giannantonio : Finis Tidak Jauh dari Posisi Teratas

Meskipun duo Gresini yang baru tersebut telah membuat kemajuan, Diggia masih kesulitan dengan masalah start pada musim 2023. Sebagaimana dibuktikan dengan peringkat 15 dan mencetak 25 poin di klasemen, 16 poin di belakang rekan setim barunya Alex Marquez (peringkat 12) dan terpaut 69 poin di belakang pemimpin klasemen Francesco Bagnaia.

Sejauh musim ini bergulir, Desmosedici GP terbukti menjadi motor yang harus dikalahkan, hal ini terpampang nyata dengan dua kemenangan yang diraih Pecco Bagnaia maupun para pembalap tim satelit lainnya. Di sisi lain, Diggia adalah satu-satunya pembalap Ducati (kecuali Enea Bastianini yang cedera) yang belum pernah naik podium tetapi masih bisa konsisten finis di sekitar 10 besar.

Namun yang tidak diperhitungkan oleh angka-angka itu adalah perasaan pembalap yang semakin yakin bahwa dia berada di jalur yang benar. “Jujur, sejauh ini semuanya berjalan baik,” kata Fabio setelah finis di posisi ke-8 di Le Mans.

Pembalap asal Italia itu melanjutkan, “Itu adalah salah satu penampilan terbaik saya di MotoGP. Gap ke posisi pertama lebih kecil dari sebelumnya, hanya 15 detik, sedangkan podium hanya berjarak 10 detik. Itu berarti kita hanya berjarak kurang lebih 2 atau 3 detik per 10 lap. Itu berarti kita meningkat dan semakin dekat.”

Diggia senang tidak finis terlalu jauh di belakang Fabio Quartararo dan Brad Binder, yang finis di posisi ke-7 dan ke-6 masing-masing dengan selisih 0,8 dan 2,2 detik. Dan rider berusia 24 tahun itu yakin bahwa dengan hanya berada di posisi ke-15 di Q1 sangatlah mustahil meraih hasil yang lebih baik.

“Ketika kita start dari belakang di MotoGP, sulit untuk mengejar dan pada saat yang sama harus berhati-hati dengan ban dan menemukan ritme yang bagus. Tapi saya pikir saya melakoni balapan yang bagus. Kami masih harus membenahi beberapa hal dari bagian elektronik, misalnya engine brake. Set-upnya sempurna tetapi pada akhirnya motornya masih tidak dapat diprediksi. Kami membuat kemajuan dan kami bisa lebih maju di balapan berikutnya. Kami hanya harus meningkat di sesi kualifikasi, di mana kami selalu sedikit gagal,” pungkas Diggia.