Gigi Dall'Igna - Paolo Ciabatti - Ducati
RiderTua.com – Setelah Ducati me’merahkan’ MotoGP dan WSBK, alih-alih mendapat apresiasi, mereka diremehkan oleh kompetitor, terutama di WSBK. 11 tahun setelah Carlos Checa, Ducati mampu memenangkan Kejuaraan Dunia Superbike lagi bersama Alvaro Bautista. Ducati adalah pabrikan paling sukses di Superbike saat ini, jarak dengan pabrikan lain sangat besar. 18 gelar konstruktor (Kawasaki 6), 15 gelar pembalap (Kawasaki 8) dan 392 kemenangan (Kawasaki 177) tidak diragukan. Kemenangan gelar yang menakjubkan dari Alvaro Bautista tahun ini adalah penyelamat.
“Dan sangat memuaskan. Kami belum pernah menang sejak 2011 ketika Checa menang dengan tim Althea 1098. Sekarang kami menang untuk pertama kalinya dengan mesin 4 silinder dan untuk pertama kalinya dalam sejarah kami, kami meraih gelar ganda dengan Kejuaraan Dunia MotoGP dan Superbike. Semua itu bersama-sama menjadikannya istimewa,” kata direktur olahraga Ducati Paolo Ciabatti.
Paolo Ciabatti menantikan apresiasi kompetitor atas kemenangan Ducati. “Ketika Jonathan Rea dan Kawasaki menang berulang kali, semua orang mengatakan mereka bagus dan memang demikian adanya. Hal yang sama terjadi dengan Toprak Razgatlioglu dan Yamaha tahun lalu. Sekarang Bautista menang dengan Ducati dan saya mendengar semua kritikan bahwa dia memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai pembalap berpostur ringan,” kata bos asal Italia itu kesal.
“Saya sedih karena hasil dari paket yang telah terbukti menjadi yang terbaik, diremehkan. Saya juga sedih membaca pernyataan kontroversial yang dilontarkan Scoot Redding, yang saya anggap teman. Setiap orang harus melihat motor mereka sendiri dan melihat bagaimana mereka dapat meningkat. Saya tidak berpikir masalah dengan BMW adalah bobot pembalapnya (Redding terlalu bongsor),” imbuh Ciabatti.
Sejak 2019, ketika Ducati membawa V4R, semua motor di Kejuaraan Dunia Superbike adalah 4 silinder dan 1000cc.
“Ketika Kawasaki menang, kami memahami bahwa mereka memiliki paket yang lebih baik dari kami. Alih-alih mengeluh, kami mengikuti peraturan untuk mencapai posisi kami sekarang. Saya pikir kompetitor harus mengakui bahwa ada orang lain yang lebih baik dari mereka,” tegas Ciabatti.
“Saya melihat kejuaraan di mana tiga pembalap bertarung dan saling mengalahkan. Sebaliknya, saya tidak berpikir pertunjukan itu hilang, dan bentrok dalam semua kontroversi tertentu ini. Sayangnya, kami sudah terbiasa. Karena di MotoGP juga, lawan kami mencoba mendorong perubahan peraturan ketika kami datang dengan ide baru atau sangat kompetitif,” pungkas Ciabatti.
RiderTua.com - Pada tahun 2019, BMW kembali ke Kejuaraan Dunia Superbike. Mereka merekrut Toprak Razgatlioglu, seorang Juara Dunia yang akan memperkuat…
RiderTua.com - Juara dunia MotoGP 2023 sudah ditentukan, namun Jorge Martin punya banyak cerita tentang sepak terjangnya merebut gelar.. Masalah…
RiderTua.com - Pasar otomotif di Indonesia bakal kedatangan BYD dari Negeri Tirai Bambu. Seperti produsen lainnya, mereka akan menghadirkan lini…
RiderTua.com - Yamaha tertinggal di Kejuaraan Dunia MotoGP dibandingkan pabrikan Eropa. Dalam sebuah wawancara, Lin Jarvis (Managing Director Yamaha Racing)…
RiderTua.com - Lini mobil Ferrari di Indonesia bertambah satu dengan dirilisnya Roma Spider. Mobil sport ini hadir sebagai model soft…
RiderTua.com - Jorge Martin menantang rekan semereknya sekaligus juara bertahan Pecco Bagnaia dalam laga Kejuaraan Dunia MotoGP 2023 hingga balapan final…