Categories: MotoGP

Winglet Simalakama, Slipstream Berbahaya, Hanya Marc Marquez yang Jago Melakukannya?

RiderTua.com – Slipstream ke turbulensi yang ditimbulkan dari winglet sangat berbahaya, namun sepertinya hanya Marc Marquez yang jago melakukannya, butuh nyali dan skill juga meskipun towing, gak sembarangan. Dan sumber utama bahaya turbulensi yang meningkat itu adalah sayap temuan Ducati, meskipun tujuan utama adalah menaikkan performa motor di trek lurus (downforce). Sementara Front Ride Height Device milik Ducati menjadi bahan perbincangan dan menimbulkan perdebatan semenjak awal musim MotoGP 2022. Kini beberapa orang menyoroti masalah winglet, yang menurut beberapa pendapat perangkat ini membuat balapan menjadi membosankan (karena sulit untuk menyalip akibat turbulensi udara di belakang motor saat menikung dan ban depan cepat panas di trek lurus saat slipstream)… itulah mengapa sebetulnya slipstream sangat berbahaya..

Selain itu, beberapa tim menyoroti masalah top speed yang sangat tinggi yang mudah digapai dengan winglet, keamanan dan bahaya dalam balapan yang diakibatkan dari penggunaan winglet. BTW, masalah perangkat FRHD Ducati telah selesai didiskusikan dan Asosiasi pabrikan MSMA memutuskan melarang penggunaannya untuk tahun 2023. Meskipun Aprilia masih ingin menggunakan perangkat ini di Mugello. Dimana tes ridernya Lorenzo Savadori mengujinya dalam balapan wildcard di Portimao dan Jerez. Lalu bagaimana nasib winglet? Lama-lama temuan Ducati dilarang semua? ?

Karena sejumlah alasan, pabrikan-pabrikan di MotoGP juga terus membicarakan kegunaan winglet dan aero body. Kedua alat ini jelas meningkatkan anggaran, mereka mengurangi wheelie sehingga dapat meningkatkan top speed. Tapi sisi negatifnya, sangat berbahaya jika terjadi crash.

Marc Marquez Slipstream Quartararo di Le Mans

Para pembalap juga berkali-kali mengangkat masalah ini di Komisi Keselamatan, yang pertemuannya diadakan pada Jumat malam di setiap balapan pada pukul 18:30 waktu setempat. Karena dengan semua perangkat ini, mereka harus menekan antara 10 sampai 12 tombol di kokpit. Dan tidak jarang, satu perangkat tidak bisa lagi dinonaktifkan atau pembalap lupa menekannya. Atau pada tikungan pertama begitu jauh di belakang garis start sehingga perangkat holeshot tidak dapat dimatikan tepat waktu. Itu terjadi pada Jack Miller (Ducati) di Silverstone pada 2019.

Sementara beberapa hari lalu, dalam sebuah wawancara, bos KTM mengatakan, “Masalah seriusnya adalah pembalap tidak bisa lagi menyalip dengan normal. Kita harus relatif dekat bahkan memiliki kesempatan untuk menyalipnya. Tetapi jika kita terlalu dekat dengan motor di depan, ban depan jadi terlalu panas sehingga kita harus menjaga jarak.”

“Jika kita berbelok keluar dari slipstream yang ketat untuk menyalip, kita akan mengalami turbulensi sehingga pembalap kesulitan untuk tetap berada di atas motor dengan benar. Tetapi jika jaraknya terlalu jauh di ujung lintasan lurus untuk memulai manuver menyalip dengan perangkat ketinggian kendaraan dan seterusnya.”

“Itulah mengapa terkadang kita melihat balapan yang sangat membosankan seperti di Jerez, karena para pembalap merasa sangat sulit untuk menyalip. Dimana hal ini juga dikritik Marc Marquez. Para pembalap harus mengambil banyak risiko saat menyalip. Slipstream ke turbulensi winglet sangat berbahaya. Itulah mengapa ada banyak kesepakatan di antara para pembalap bahwa winglet terkadang memicu balapan yang sangat membosankan dan manuver menyalip yang sangat berbahaya.”

Misalnya, manuver pengereman Jack Miller yang gagal saat melawan Joan Mir di Portimao dan roda depan Marc Marquez slip di tikungan akhir Jerez, yang akhirnya memungkinkan pengejar yang jauh lebih cepat seperti Aleix Espargaro untuk menyalipnya.

Selain Ducati sebagai penemu, penggunaan winglet semakin tidak disenangi. Fakta bahwa winglet patah jika terjadi crash, yang meninggalkan bagian karbon di lintasan, dianggap sebagai kelemahan keselamatan lainnya.

Menurut pihak KTM, dengan seluruh perkembangan ini, terciptalah balapan yang membosankan dan bahkan tercipta lebih banyak lagi top speed yang mengerikan, karena 365 km/jam begitu mudah dicapai. Tidak ada pabrikan yang ingin menginvestasikan banyak uang untuk melakoni balapan yang membosankan.

Selain itu dengan mengubah aturan pelarangan winglet untuk membuat manuver menyalip lebih mudah. ​​Pembalap sendiri yang dapat membuat perbedaan setelah dia mendapatkan start yang buruk atau posisi grid yang biasa-biasa saja. Seorang pembalap harus bisa menyalip lawan ketika dia mempunyai kecepatan lebih. Ini semua tentang masalah ini. Di akhir balapan, peringkat juga harus mencerminkan performa pembalap secara adil.

Apakah Peraturan akan Berubah?

Tapi regulasi teknis di Kejuaraan Dunia MotoGP tetap tak berubah hingga akhir 2026. Jadi tidak ada yang berubah jika tidak ada konsensus di antara 6 pabrikan. Dan Ducati sepertinya tidak akan setuju jika ‘perangkat pintar’ yang ditemukan di Borgo Panigale harus dilarang.

Beberapa tim juga sedang mempertimbangkan langkah yang dapat diambil di MSMA untuk mengurangi top speed demi alasan keamanan. Mereka sedang mencari ide tanpa membuat balapan menjadi lebih buruk. Beberapa dari mereka sedang berusaha menemukan langkah-langkah lain yang masuk akal untuk menghentikan pengembangan top speed.

Gigi Dall’Igna

Hingga saat ini Ride Height Device belakang dipakai oleh semuanya. Sementara front device akan dilarang setelah 2022. Itu berarti berhenti di level ini.

Topik tentang winglet depan juga diangkat oleh para pembalap di Safety Commission. Bahkan ketika seorang juara hebat seperti Marc Marquez , juga membicarakannya secara terbuka. Dia tidak sendirian terkait pendapatnya itu, kedua pembalap Suzuki dan empat pembalap KTM juga menyoroti masalah winglet.. Mungkin jika semua usaha dan temuan Ducati dilarang apakah pabrikan Italia itu akan mundur dari MotoGP karena itu adalah jalan Ninja-nya?.. sepi dong balapan.. ?

Rafie Satya Pradipta

Leave a Comment

Recent Posts

Kolaborasi Yamaha dengan FILA, Luncurkan Fazzio Edisi Spesial

RiderTua.com - Salah satu skutik Yamaha yang berkolaborasi dengan FILA yakni sebuah brand fashion terkenal, menghasilkan edisi spesial dari Fazzio…

25 April 2024

CEO Ducati : Performa Marc Marquez Tidak Bisa Disamakan dengan Pembalap GP24

RiderTua.com - Marc Marquez mengukuhkan dirinya sebagai pembalap GP23 tercepat pada 3 seri pertama MotoGP musim 2024. CEO Ducati Claudio…

25 April 2024

Neta Memulai Produksi Mobil Listriknya di Indonesia

RiderTua.com - Akhirnya Neta dapat memulai perakitan mobil listriknya di Indonesia setelah memulai penjualannya sejak tahun lalu. Walau mereka baru…

25 April 2024

Citroen e-C3 Siap Diproduksi di Indonesia!

RiderTua.com - Walau Citroen mengimpor seluruh mobilnya dari luar negeri, modelnya dapat dijual dengan harga cukup terjangkau. Tentunya dengan kualitasnya…

25 April 2024

Aleix Espargaro : Fabio Quartararo Bertahan di Yamaha Bukan Hanya Karena Uang

RiderTua.com - Fabio Quartararo memilih tetap bertahan dengan Yamaha meski performa M1 sangat mengecewakannya. Aleix Espargaro ikut mengomentari hal ini, pembalap…

25 April 2024

Penjualan Mobil Listrik Ditargetkan Bisa Mencapai 17 Juta Unit?

RiderTua.com - Sejauh ini penjualan mobil listrik di seluruh dunia masih cukup bagus, walau dengan adanya penurunan tren di Eropa…

25 April 2024