Categories: MotoGP

Permintaan Rossi Atasi Masalah ‘Triple M’ Datangnya Terlambat..!

RiderTua.com – Selain bakat pembalap, motor perlu menjadi senjata yang bisa digunakan untuk bertarung, dan bukan sebagai senjata tumpul atau ompong. Yamaha menderita ketika datang 3M (Michelin dan Magneti Marelli) yang menjadi momok pabrikan garputala itu.. Selama enam tahun pertama era “Triple M”, sebagian besar pembalap Yamaha menderita, selalu mengeluh tentang ban yang terlalu panas dan kurangnya akselerasi. Sejauh ini (musim 2021) tidak menjadi masalah, setidaknya bagi Quartararo dan Maverick Vinales. Yamaha tertinggal dalam memahami perangkat lunak Magneti Marelli.. Tidak seperti Honda, Yamaha tidak mempersingkat proses pembelajaran dengan mempekerjakan orang-orang dari Magneti Marelli seperti kebanyakan pesaingnya. Yamaha lebih menyukai filosofi DIY (dikerjakan sendiri). Kini Yamaha baru merasakan dampaknya dari perekrutan orang Magneti Marelli barunya (Marco Frigierio, yang diminta Rossi) selama tahun 2020, karena elektronik M1 disinyalir baru bisa bekerja lebih baik tahun ini. Yamaha selalu telat, yang diminta Rossi dulu lambat direalisasi, akhirnya tertunda bahkan setelah dia pergi dari tim resmi Yamaha. Yamaha terlambat karena reaksi perombakan ECU ini bisa dirasakan 2 tahun setelahnya, seperti dikatakan Takahiro Sumi…

Permintaan Rossi Atasi Masalah ‘Triple M’ Datangnya Terlambat..!

Dua tahun yang lalu, Valentino Rossi berpendapat kemunduran Yamaha dalam beberapa tahun karena kalah dari sisi elektronik dari Honda dan Ducati. Yamaha memang punya ahli mantan Ducati- Italia juga. Mereka mendatangkan Michele Gadda dari proyek WorldSBK Yamaha untuk menjadi Kepala Grup Kontrol Elektronik baru yang berbasis di Eropa. Namun Rossi merasa keberadaan masih kurang dalam menyelesaikan kelemahan utama M1.

“(MICHELE) GADDA ORANG YANG SANGAT BAIK. BAGIKU, KAMI BANYAK BERKEMBANG DENGANNYA. MASALAHNYA ADALAH KITA MEMBUTUHKAN LIMA ORANG MICHELE GADDA, TETAPI KITA HANYA PUNYA SATU!” KATA ROSSI.

Mereka ingin para insinyurnya menemukan jalan mereka melalui labirin Magneti Marelli karena, bagaimanapun juga, balapan tidak hanya tentang ‘muter-muter’ sirkuit, tapi juga sebuah universitas teknik nyata. Namun, pada akhir 2019 manajemen Yamaha sudah muak dengan hasil yang kurang abgus, sehingga mereka melakukan perekrutan staf dari Magneti Marelli dan dari Ducati, yang telah bekerja sama dengan Magneti selama beberapa dekade. Meskipun hasilnya tidak bisa dirasakan langsung tahun lalu, kini apakah ada tanda-tanda perbaikan di sisi Elektronik..?

“Sekarang kami pikir kami harus melakukan ini dua tahun lalu… Tim lain melakukan ini dan melakukannya dengan baik. Jika kami juga melakukan ini dua tahun lalu mungkin kami akan berada di level yang lebih baik sekarang,” kata pemimpin proyek MotoGP Yamaha Takahiro Sumi pada akhir 2019.

Mungkin Yamaha sekarang menerapkan apa yang dipelajarinya dari rekrutan barunya selama tahun 2020, karena elektronik M1 pasti bekerja lebih baik tahun ini. Semua pabrik bekerja dengan perangkat lunak yang persis sama yang mencakup pemetaan untuk pengiriman torsi, kontrol traksi, anti-wheelie, kontrol pengereman mesin, dan sebagainya. Yang terpenting bagi Yamaha adalah pengiriman torsi ke ban dan pemetaan kontrol traksi (TC). 

Dalam beberapa tahun terakhir, M1 tetap bermasalah dengan ban belakang yang terlalu panas, terutama di sirkuit tertentu, yang tidak memberikan ban cukup waktu untuk mendingin. Oleh karena itu, panas berlebih menyebabkan degradasi, yang mengurangi cengkeraman, membuat M1 semakin lemah saat balapan berlangsung.

Pemetaan Kontrol Traksi

Baik Vinales maupun Quartararo tidak mengeluhkan hal semacam itu tahun ini dalam tiga balapan..  Sebagian besar pabrik menggunakan filosofi torsi dan pemetaan TC yang serupa selama balapan. Mereka memulai balapan dengan peta torsi maksimum, karena ban belakangnya baru, sehingga bisa gaspol..

Saat balapan berlangsung ban belakang aus, jadi pembalap beralih ke peta torsi yang lebih lembut, untuk menghemat ban belakang, dan banyak juga yang beralih ke peta kontrol traksi yang lebih rendah. Pertanyaannya… apakah Quartararo dan Yamaha bisa terus menang di trek lain, dapatkah mereka..

ridertua

Leave a Comment

Recent Posts

CEO Ducati : Performa Marc Marquez Tidak Bisa Disamakan dengan Pembalap GP24

RiderTua.com - Marc Marquez mengukuhkan dirinya sebagai pembalap GP23 tercepat pada 3 seri pertama MotoGP musim 2024. CEO Ducati Claudio…

25 April 2024

Neta Memulai Produksi Mobil Listriknya di Indonesia

RiderTua.com - Akhirnya Neta dapat memulai perakitan mobil listriknya di Indonesia setelah memulai penjualannya sejak tahun lalu. Walau mereka baru…

25 April 2024

Citroen e-C3 Siap Diproduksi di Indonesia!

RiderTua.com - Walau Citroen mengimpor seluruh mobilnya dari luar negeri, modelnya dapat dijual dengan harga cukup terjangkau. Tentunya dengan kualitasnya…

25 April 2024

Aleix Espargaro : Fabio Quartararo Bertahan di Yamaha Bukan Hanya Karena Uang

RiderTua.com - Fabio Quartararo memilih tetap bertahan dengan Yamaha meski performa M1 sangat mengecewakannya. Aleix Espargaro ikut mengomentari hal ini, pembalap…

25 April 2024

Penjualan Mobil Listrik Ditargetkan Bisa Mencapai 17 Juta Unit?

RiderTua.com - Sejauh ini penjualan mobil listrik di seluruh dunia masih cukup bagus, walau dengan adanya penurunan tren di Eropa…

25 April 2024

Citroen C3 Aircross akan Dikirim ke Konsumen Bulan Depan

RiderTua.com - Citroen kini menghadirkan varian baru lainnya dari C3 di Indonesia, yaitu Aircross. Layaknya C5 Aircross yang sebelumnya dirilis,…

25 April 2024