
RiderTua.com – ‘Otot kawat balung wesi’ kalau dalam bahasa Indonesia adalah ‘otot kawat tulang besi’, istilah bagi tokoh pewayangan Gatotkaca. Jika anda berpendapat pembalap MotoGP Honda Marc memiliki bakat besar sehingga sulit dikalahkan, tidak sepenuhnya benar. Karena bukan hanya bakat. Dia adalah seorang pembalap yang telah mempelajari dan menganalisis bagaimana berperilaku agar menjadi tak tersentuh oleh siapapun. Otot Kawat Tulang Besi: Marquez Jatuh Tidak Terluka Bagai Gatotkaca !
Otot Kawat Tulang Besi: Marquez Jatuh Tidak Terluka Bagai Gatotkaca !

Seorang pembalap yang menemukan cara baru mengendalikan motor, bagaimana dia menggunakan sikunya dan bagaimana dia mengontrol pergeseran roda depan untuk menutupi kelemahan motor saat menikung.

Otot Kawat Tulang Besi
Banyak pembalap yang jatuh hebat dengan menderita cedera serius. Dia harus absen dan kehilangan beberapa balapan. Rekan setimnya saat ini adalah contoh paling nyata di atas motor yang sama sulitnya.. Jika melihat jatuhnya Marc di Thailand dia memakai teknik jatuh yang benar walau terlihat menakutkan… Namun ibarat dia punya ‘otot kawat tulang besi’… Bagaimana jika dia alami hal serupa dengan Lorenzo yang tidak bisa balapan di 4 seri tahun ini ( Belanda-Jerman-Ceko-Austria). Mungkin Dovizioso yang akan juara dunia… mungkin..

Marc Marquez tentu saja memiliki keberanian di atas rata-rata, tetapi dengan keberanian saja pembalap tidak cukup untuk menjadi yang terkuat. Berapa kali Marc “sengaja” jatuh untuk menemukan batas atau limit motornya?. Marquez bilang seorang pembalap harus rela jatuh 20 kali dalam setahun dan siap terluka. Mungkin juga latihan fisiknya yang memberinya reflek dan elastisitas saat dia crash, sehingga tanpa cedera serius. Termasuk otot-ototnya, pembalap Spanyol itu sering terjatuh, tapi dia selalu berhasil ‘jatuh dengan cara terbaik’. Itu bukan sebuah kebetulan, itu butuh latihan, persiapan dan belajar gaya membalap dalam kondisi kritis.

Metode Pertarungan
Disinyalir Marc Marquez berlatih jauh lebih serius dan punya metode khusus daripada kelihatannya. Tentunya dia adalah pembalap dengan talenta yang hebat, karena tanpa talenta pembalap tidak akan bisa seperti Marc yang sekarang. Tetapi dipastikan ada persiapan di belakangnya, bagaimana cara dia mengendarai motor, pembalap tidak melakukan gerakan itu secara tidak sengaja. Ini adalah tentang menganalisis, mempersiapkan, memahami bagaimana melakukannya, dan melatih mencoba lagi dan lagi.

Bintang Repsol Honda itu terus membaik, dan membaik lagi sejalan dengan jam terbangnya yang semakin tinggi, dia semakin matang. Ini bukan hanya bakat murni. Marc memiliki cara sendiri, punya banyak bakat, ada metode menganalisis dan mempelajari bagaimana untuk menjadi yang terkuat dari yang paling kuat. Pembalap yang akan mengalahkan Marquez adalah yang mempelajari bagaimana Marc melakukan semua itu.. Dan dipastikan tidak bisa tidur nyenyak sebelum menemukan cara mengalahkannya…
Trending Artikel Minggu Ini ( TOP7):
- Akhirnya Zarco Gabung Honda ! Semakin Dekat dengan Marquez?
- Bursa Rider 2021: Vinales Dilepas Yamaha? Sudah Ada Tawaran dari Suzuki, Ducati, Honda !
- Rossi Dilepas Yamaha? Ingat Sponsor Yamaha yang Hengkang Saat Ditinggal Valentino!
- Pisah dengan Rossi MotoGP Gemetar, Dorna Mencari Sosok ‘Pembalap yang Tepat’
- Dorna Girang, Marquez Tidak Membuat Penonton MotoGP Bosan !
- Marquez Mengadopsi ‘Pengereman Satu Jari’ Casey Stoner, Apa Kelebihannya?
- Neil Hodgson: Lorenzo Harus Keluar dari Honda Kembali ke Yamaha untuk Selamatkan Karirnya!
Sekalian Suparman juga kayaknya atau Rikkudo Sennin Atau Gundala judulnya
sak karepku to neh gawe judul..hahaha… ojo nesu..
Wkwkwk sak karepku juga komentar
yo wis.. tak tinggal turu ae.. nesuo…
Hahahaha
pak RT kok nesunan . wkwkwk
oraa…
Bener ya, diliat dr foto saat highside crash, kaki marc reflek ‘melipat’, yg kiri ke belakang yg kanan ke depan, entahlah apakah itu berdampak pada menjadj minimnya risiko patah tulang atau sendi..yg jelas beda banhet dgn posisi highsidenya lorenzo, kedua kakinya seolah pasrah terpelanting lurus ke atas, jd saat jatuh ke aspal, entah pergelangan kaki, betis, paha atau pinggul bisa kena dampak maksimal…
Salut buat marc atas refleknya
https://www.pinterest.com/pin/327918416600698504/
Ini posisi lorenzo kl highside, seringnya gini