Strategi Datsun Hadapi Persaingan dari Toyota-Daihatsu

Datsun sebenarnya bukan mobil baru. Doi sempat beken di tahun 1970 hingga 1980-an. Namun entah karena apa akhirnya meredup di tahun 1981. Dan seakan ‘mati suri’, kemudian Nissan menghidupkan kembali Datsun di tahun 2012. Datsun memulai debut pertama di India setahun setelahnya. Dan mulai dipasarkan di Indonesia, Rusia dan Afrika Selatan tahun 2014. Inilah salah satu strategi Datsun hadapi persaingan dari Toyota-Daihatsu.

Baca juga: Datsun Cross Fitur, Harga Dan Pilihan Warna

Persaingan Semakin Panas

Walaupun sudah cukup lama berada di Indonesia, Datsun tak henti-hentinya diserbu oleh penguasa pasar otomotif Indonesia yaitu Toyota-Daihatsu. Bahkan kedua aliansi produsen mobil ini akan menggelar proyek ECCC (Emerging-market Compact Car Company). Dan ini bisa menganggu penjualan mobil kompak Datsun di Indonesia.

Mengenai emerging market tersebut, Datsun tak mempermasalahkannya. Datsun tetap merasa optimis terjun di affordable segmen (segmen terjangkau) dan affordable price (harga terjangkau). Selain itu, segmen kelas bawah masih punya peluang besar di Indonesia, walaupun segmen LCGC sudah banyak pesaingnya dari berbagai merek.

Datsun melalui Cross, akan menggempur mobil crossover lainnya di Indonesia. Untuk saat ini Datsun tidak terlalu mengkhawatirkan gempuran duo Toyota-Daihatsu. Namun mau tidak mau Datsun harus bersiap menghadapi ‘serangan’ selanjutnya.

Tanggapan Datsun

Vincent Wijnen selaku Head of Marketing & Sales Nissan-Datsun Asia Oceania mengatakan

“Kami tak terkejut dengan proyek ECCC Toyota-Daihatsu. Kami punya ide dan begitu juga mereka. Lagi pula pasarnya masih sangat besar dan masih banyak yang mau beli mobil seperti di Indonesia saja yang penduduknya mencapai 250 juta orang. Soal pernyataan Datsun VS Toyota-Daihatsu di pasar emerging market, kami punya produk yang berbeda dan posisi berbeda, paket mobilnya juga beda. Misalkan Datsun Cross ini saja, kami sudah menyematkan transmisi CVT dan banyak safety feature”