Categories: MotoGP

Tragedi Kawin Paksa Karakter Lorenzo dan Iannone yang Berujung Bencana

Sebuah kisah menyedihkan dan tragis memang dialami dua pembalap papan atas ini, yaitu Jorge Lorenzo dan Andrea Iannone, walau penulis yakin seyakin – yakinnya keputusan untuk membeli kedua pembalap itu dilakukan oleh orang yang expert didunia adu kencang roda dua, pun bukan keputusan semata satu orang pengambil kebijakan, bahkan jika dilihat mereka adalah tim balap yang jago dengan strategi perang di trek, namun yang tidak habis fikir adalah kenapa mereka begitu ngotot dan sangat memaksakan kedua pembalap itu untuk “kawin” dengan sifat motor yang tidak sesuai dengan gaya melaju pembalap itu sendiri? OK lah kita bisa bilang pembalap adalah manusia dan bisa fleksible menyesuaikan, namun itu bukan perkara mudah, masih kurang percaya?  jika kita katakan para insinyur bisa menyulap motor menjadi ‘klik’ dengan ridernya tapi jelas itu perlu dana yang tidak sedikit, merombak basis mesin misalnya namun sejatinya yang lebih murah dan cepat adalah memilih pembalap yang sama dengan karakter motor, ibarat menjodohkan sesuatu itu lihat BIBIT, BEBET, BOBOT.

Jorge Lorenzo dari keluarga mesin lembut.

Dia adalah senjata andalah yang lain setelah Valentino Rossi di Yamaha, semenjak bergabung sepuluh tahun yang lalu(2008) Lorenzo memang tidak begitu saja cocok dengan calon ‘pasangan hidupnya’ yaitu Yamaha M1, sering jatuh terlempar dan sempat meremukkan tulangnya, ibarat suami-istri berantem dulu sebelum serasi dan setelah tiga musim masa adaptasi dan pengenalan watak pembalap dan motornya tahun 2010 dia bisa juara dunia, namun jangan salah.. ditahun pertama dengan Yamaha M1 dia sudah bisa peringkat 4 dunia, tahun kedua menjadi runner up, artinya karakter motor mendukung juga, ibarat istri Yamaha M1 adalah istri yang lembut, ramah, sabar dan tidak sombong ( bercanda).

Seiring berjalannya waktu kisah kedua pasangan ini akhirnya mencapai penghujung nya juga, Lorenzo ingin tantangan baru(mungkin gaji baru juga) dimana dengan iming-iming gaji selangit dan gaji super gede dari rumah Borgo Panigale akhirnya pinangan itu diterima Lorenzo, berganti pasangan dengan bersedia di kawainkan dengan pasangan hidup barunya…seorang “Istri” dengan nama Nyi Desmosedici yang ganas, liar dan larinya ‘sipat kuping’ sepertinya Lorenzo kaget dengan kondisi ini, tahun pertamanya sering hilang dari sorotan kamera, hanya beberapa seri dia terlihat bagus itupun di Spanyol (Jerez dan Catalunya) namun untuk seorang Juara dunia dengan gaji tinggi sepertinya itu ‘njomplag‘ coba kita lihat saja pembalap Spanyol yang lain Maverick Vinales dan Marc Marquez (karakter pembalap Spanyol itu kencang namun terukur)
OK sampai disini kita ambil kesimpulan sederhana saja bahwa hubungan Lorenzo dan Nyi Desmosedici ini kurang serasi di tahun ini, karena dia sudah terbiasa dengan mesin lembutnya Yamaha, titik kuat Yamaha adalah ‘Cornering Speed’ dan itu sudah mendarah daging dengan gaya balap Lorenzo sedangkan kekuatan Desmo adalah top speed, harus lebih banyak waktu lagi untuk memahami keduanya.

Andrea Iannone dari keluarga mesin Liar.

Andrea Iannone rider Italia dimana rata-rata rider Italia itu agresif dan mentalnya gede dan agak “gila”, namun saking gedenya hingga kawan sendiri dia seruduk dan sepertinya kita akan suka dengan aksi pembalap macam Iannone, (alm) Simoncelli, bikin adrenalin kita terpacu kencang pula saat menonton aksinya, entah karena pertimbangan apa sehingga Iannone dibuang oleh tim merah dan berlabuh di pabrikan Jepang Suzuki dengan mesin Inline yang notabene lembut dalan power deliverinya ke lintasan, sejatinya karakter Iannone dan Ducati sudah selaras sejalan dan terbukti beberapa kali dia naik podium, walau secara prestasi masih jauh dari 3 besar dunia, namun gaya balapnya membuat kita yakin dia adalah pembalap hebat.
Namun justru setelah gabung dengan motor lembut GSX-RR Iannone terlihat ngempos dan hilang dari peredaran, bahkan pengamat tim Kevin Schwantz bilang Iannone kalah karena sepertinya dia ingin Suzuki berperilaku seperti Ducati, Namun motor ini (GSX-RR) tidak akan pernah menjadi Ducati(Desmosedici)
Kesimpulan simplenya adalah kedua pembalap itu adalah ‘pembalap yang tertukar’ akan sangat sulit untuk bersaing dengan memaksakan karakter di era persaingan ketat saat ini, toh kalaupun bisa akan butuh waktu semusim, namun jika kita melihat siapa yang akan cocok dengan Ducati Desmosedici, penulis berani bertaruh bahwa Marc Marquez adalah rider yang pas buat karakter Ducati( ingat Marc gayanya mirip Stoner).

Akankah tragedi kawin paksa ini akan menjadikan kedua pembalap (Iannone & Lorenzo) menderita di dua musim kontrak mereka, mari kita lihat sama-sama kisahnya, sedangkan pasangan yang berjodoh musim ini adalah Maverick Vinales dengan Yamaha, karena Suzuki dan Yamaha “masih saudaraan” sehingga karakternya tidak jauh beda dengan inline engine-nya..Ciao.

This post was last modified on 6 Juli 2017 09:21

ridertua

Leave a Comment

Recent Posts

Neta Memulai Produksi Mobil Listriknya di Indonesia

RiderTua.com - Akhirnya Neta dapat memulai perakitan mobil listriknya di Indonesia setelah memulai penjualannya sejak tahun lalu. Walau mereka baru…

25 April 2024

Citroen e-C3 Siap Diproduksi di Indonesia!

RiderTua.com - Walau Citroen mengimpor seluruh mobilnya dari luar negeri, modelnya dapat dijual dengan harga cukup terjangkau. Tentunya dengan kualitasnya…

25 April 2024

Aleix Espargaro : Fabio Quartararo Bertahan di Yamaha Bukan Hanya Karena Uang

RiderTua.com - Fabio Quartararo memilih tetap bertahan dengan Yamaha meski performa M1 sangat mengecewakannya. Aleix Espargaro ikut mengomentari hal ini, pembalap…

25 April 2024

Penjualan Mobil Listrik Ditargetkan Bisa Mencapai 17 Juta Unit?

RiderTua.com - Sejauh ini penjualan mobil listrik di seluruh dunia masih cukup bagus, walau dengan adanya penurunan tren di Eropa…

25 April 2024

Citroen C3 Aircross akan Dikirim ke Konsumen Bulan Depan

RiderTua.com - Citroen kini menghadirkan varian baru lainnya dari C3 di Indonesia, yaitu Aircross. Layaknya C5 Aircross yang sebelumnya dirilis,…

25 April 2024

Marco Bezzecchi : Kami Belum Mencetak Satu Poin Pun di Sprint Race

RiderTua.com - Dari 3 sprint pertama musim 2024, duo rider VR46 Marco Bezzecchi dan Fabio di Giannantonio belum mencetak satu…

25 April 2024