ITALIA— Pesta tim Ducati sambut kemenangan Dovizioso begitu meriah, bahkan boss Ducati Claudio Domenicali sempat melakukan selebrasi yang lain dari biasanya dengan menciumi motor Dovi di garasi, namun anehnya kemenangan di Barcelona kemarin seakan kemenangan yang mudah, pasalnya Dovi merasa dia tidak push motor hingga 100%, dan sepertinya justru itulah cerdiknya Dovi dalam mengelola tenaga melimpah dari Desmosedici, seperti dilansir saat press conference di website resmi motogp.com (11/06/2017)
“Aneh karena saya bisa menang tanpa menekan 100 persen dan ini belum pernah terjadi pada saya sebelumnya … Saya tidak tahu mengapa kita memenangkan dua balapan terakhir,” kata Andrea Dovizioso setelah kemenangan beruntunnya dalam seminggu.
Adalah sesuatu yang aneh jika seorang pembalap yang tidak tahu alasannya kenapa dia bisa menang begitu mudah tanpa menekan berlebihan dengan memacu motornya sampai limit, pastinya ada sesuatu yang terjadi, entah dia merahasiakan sesuatu atau apa.
Satu hal yang pasti adalah pernyataan bahwa Sirkuit Barcelona-Catalunya adalah sirkuit atau trek yang paling menantang bahkan jika dibandingkan dengan Phillip Island Aspal yang sudah usang dan terlalu banyak digunakan, bergelombang, licin dan rakus ban, itulah sebabnya mengapa Michelin juga mengatakan ini adalah sirkuit yang paling menantang MotoGP, bahkan lebih buruk lagi dari sirkuit Australia, dimana saat panas suhu trek melebihi 50 derajat Celcius dan dipastikan ban akan “minta ampun” saat akhir pekan jika digeber di trek ini.
Lalu rahasia apa sebenarnya yang ada pada Dovizioso sehingga dia memenangi balapan kedua berturut-turut,
Memang keunggulan secara umum dari Desmosedici kecepatan puncak saat di trek lurus itu tidak bisa dipungkiri namun dengan tidak bisamengatur ritme dengan baik di sektor lainnya maka akan sia-sia belaka,
Berikut penjelasan Dovi lebih jauh bagaimana dia menyiasati trek Catalunya yang tidak mudah itu,
“Kami segera menyadari bahwa kondisi lintasan a tidak begitu bagus dan sangat akus dengan ban belakan, Selama latihan kami tidak fokus untuk menjadi yang tercepat, kami fokus dalam bagaimana mengendarai sepeda dengan ban bekas dengan kondisi cuaca panas, yang minim grip (daya cengkram), tidak ada yang bisa memacu maksimal karena setiap orang harus menghemat bannya, banyak agar tahan lama.
Marc Marquez, seperti biasa, memberikan kecepatan terbaiknya, tidak peduli lima kali jatuh yang dialaminya dalam 24 jam sebelumnya, namun karena motornya tidak memiliki cengkeraman maka itu tidak membuat perbedaan, Apa yang hilang saat di trek lurus tidak bisa diganti saat di tikungan karena batasnya adalah ban.
Sementara Valentino Rossi berjuang dengan segala macam masalah pada motor YZR-M1 2017-nya cepat menghabiskan ban belakang.” ungkap Dovi
Akankah Teknik Dovi ini akan dipakai rider Ducati lainnya kala memacu Desmosedici termasuk Lorenzo? tentunya semua akan kembali pada Riding Style masing-masing, namun cara menghemat ban tadi bisa diaplikasikan pada semua motor IMHO.
RiderTua.com - Stefan Bradl dan Marc Marquez bekerja bersama untuk Honda selama bertahun-tahun. Setelah Baby Alien pindah ke tim satelit…
RiderTua.com, TT Circuit Assen - Hasil FP1 WSBK Belanda 2024 ..Jumat (19/4/2024), Pembalap ROKiT - Motorrad , Toprak Razgatlioglu menjadi…
RiderTua.com - Suzuki sempat melakukan penarikan terhadap Jimny 3-door di Australia beberapa bulan lalu. Belum lagi dengan adanya recall dua…
RiderTua.com - Tesla menjadi salah satu merek mobil listrik yang cukup dikenal di seluruh dunia. Meski demikian, mereka juga dikenal…
RiderTua.com - Chery telah menghadirkan sejumlah mobil listriknya di pasar global, termasuk Omoda E5. Meski demikian, mereka terbuka bagi merek…
RiderTua.com - Setelah gagal menggelar tes di Portimao karena cuaca buruk dan kemudian COTA menjadi akhir pekan yang menyedihkan bagi…
Leave a Comment