RiderTua.com – Pembalap tim resmi Ducati yang belum pasti masa depannya, Jack Miller mengatakan seputar polemik masalah tekanan ban, “Tekanan ban bisa menurun tajam jika kita memimpin seluruh balapan dan kita tidak memiliki udara panas di ban, tetapi jika tertinggal dari pembalap lain, tekanan ban akan tiba-tiba melonjak. Kemudian kita tidak dapat berhenti atau mengendarai motor. Ini subjek yang sulit,” tegas pembalap asal Australia itu.
Haruskah aturan yang lebih ketat dan pemberian hukuman mulai berlaku pada 2023 (seperti kemenangan Quartararo Moto2 yang dianulir pada 2018)?..”Menurut saya tidak benar-benar kita butuhkan (di MotoGP). Di kelas Moto2 saya merasa aturan itu justru diperlukan. Karena mereka seharusnya membalap dengan 1,5 bar dan malah ada pembalap dengan 0,6 atau 0,8 bar yang jelas merusak ban,” kata Miller..
Jack Miller: Tekanan Ban Seperti Di Ujung Pisau
Tahun lalu, Jack Miller merayakan kemenangan MotoGP ketiga sekaligus terakhirnya di Le Mans. “Saya senang bisa kembali balapan ke Prancis. Selalu menyenangkan saat kembali ke Le Mans, terutama setelah meraih kemenangan tahun lalu. Saya suka treknya dan sangat bagus. Saya benar-benar menantikan balapan disini setiap tahun, meskipun tidak semua orang bisa mempercayainya,” ujar Miller merujuk tentang kondisi cuaca yang sering tidak menguntungkan di GP Prancis.
Menjelang balapan ke-7 musim ini, tekanan ban Pecco Bagnaia menjadi topik besar yang diperbincangkan. Bos balap Ducati, Gigi Dall’Igna juga telah memberi klarifikasi mengenai hal itu pada Selasa malam dalam konferensi pers online yang diadakan secara singkat dengan media terpilih.
Apakah perangkat pengatur ketinggian memperburuk masalah? “Tidak. Selalu seperti ini. Dari pengalaman saya yang terbatas, ini akan menjadi lebih bermasalah ketika kami berganti pabrikan. Saya tidak berpikir perangkat itu mempengaruhi hasil”
Haruskah aturan yang lebih ketat dan pemberian hukuman mulai berlaku pada 2023 (seperti kemenangan Quartararo Moto2 yang dianulir pada 2018)? Apakah itu juga akan memengaruhi strategi balapan para rider? Haruskah seorang pembalap mempertimbangkan apakah dia harus membalap dengan lebih baik atau tidak?
Setelah merenung sejenak kemudian JackAss menjelaskan, “Ini tentu akan memberikan kita seperti ‘kunci pas’ ekstra dalam pekerjaan, yang menurut saya tidak benar-benar kita butuhkan. Di kelas Moto2 saya merasa aturan itu justru diperlukan. Karena mereka seharusnya membalap dengan 1,5 bar dan malah ada pembalap dengan 0,6 atau 0,8 bar yang jelas merusak ban.”
“Kita tidak mencoba untuk mendapatkan keuntungan. Kami hanya mencoba membalap di area yang tepat. Apakah kita mencapai nilai target atau tidak, tergantung pada bagaimana kecepatan balapan berkembang. Sesederhana itu. Kami tentu melakukannya tidak hanya untuk keuntungan performa, tetapi lebih dari mencegah kerugian performa. Karena selisih 0,1 sampai 0,2 sangat terasa.”
Apakah Miller bermasalah dengan hal ini? “Tidak, tapi pada umumnya saya bukan pembalap yang memimpin kelompok atau memimpin balapan,” imbuhnya sambil tertawa.
Tapi Miller merasakan efeknya di slipstream. “Ya, di Portimao misalnya, meskipun di sana tidak panas. Tetapi kita menyadarinya dengan sangat jelas, bahkan juga di Qatar. Kita menginjak rem di tempat yang biasa kita lakukan, tetapi motor tidak mau berhenti. Tekanan ban tentu menjadi masalah yang lebih besar di Thailand atau di trek panas lainnya,” pungkas rider berusia 27 tahun itu.