Marco Bezzecchi : Sulit Mengendalikan Keausan Ban

RiderTua.com – Sejak tes pramusim, tim Pertamina Enduro VR46 yang diperkuat Marco Bezzecchi dan Fabio Di Giannantonio tertinggal dari tim Ducati lainnya. Musim ini pembalap dari tim Lenovo, Pramac dan Gresini berhasil meraih kemenangan dan podium dalam waktu singkat. Sementara hasil terbaik pembalap VR46 adalah finis ke-6 yang diraih Bezzecchi di GP Portugal.

Di sinilah kompleksitas besar MotoGP menjadi nyata. Musim lalu Bezzecchi secara konsisten kompetitif  dan hanya tersingkir dari perebutan gelar dunia di balapan kandangnya. Sebagai pemenang balapan dan peringkat 3 di Kejuaraan Dunia, sungguh mengherankan bahwa murid VR46 Academy itu mengalami kesulitan memahami seluk-beluk GP23. Seperti tahun sebelumnya, tim VR46 secara teknis tertinggal 1 tahun dari spesifikasi pabrikan terbaru. Selain pembalap Ducati Lenovo, GP24 hanya tersedia untuk tim Pramac.

Marco Bezzecchi : Sulit Mengendalikan Keausan Ban

Pada 2023 lalu, Marco Bezecchi secara khusus membuktikan bahwa motor yang dikembangkan sepenuhnya tidak harus merugikan. Faktanya, tahun 2024 ini tidak berbeda. Kecuali Marc Marquez yang menjadi satu-satunya pembalap yang sukses dengan Desmosedici GP23.

Suasana suram menyelimuti garasi VR46 Racing yang dipimpin Pablo Nieto dan Uccio Salucci. Alih-alih bisa membayangi tim pabrikan Ducati dalam skenario terburuk, seperti yang diharapkan kedua pembalapnya kembali ke lini tengah.

Tren peningkatan menjelang GP Portugal membuktikan bahwa situasi tim tidak benar-benar buruk. Bezzecchi menempati posisi ke-6 di grid yang kemudian posisi ini tidak berubah hingga garis finis pada race hari Minggu.

Namun pernyataan persnya yang ringkas menggambarkan ketidakpuasan. Murid Valentino Rossi itu mengatakan bahwa awal balapan jarak jauh bagus, tapi sayangnya dia kehilangan beberapa posisi di dua tikungan pertama. Bez berada di belakang Miguel untuk waktu yang sangat lama. “Saya harus dibelakangnya setidaknya dalam 70 persen balapan. Ketika saya selesai, saya bisa melaju sedikit lebih cepat dan dengan banyaknya crash pada akhirnya saya finis di posisi ke-6,” ungkap rider asal Rimini Italia itu.

Bagaimana Bezzecchi menilai kesulitan beradaptasi secara maksimal dengan Ducati GP23. “Secara umum, kami jelas mengalami kemajuan. Dibandingkan tes Sepang dan Qatar, saya merasa lebih baik. Saya sangat kuat saat mengerem. Tapi masuk ke tikungan apalagi apex, belok kanan belum pas. Sejumlah pembalap bahkan lebih kuat di sini. Namun kami akan berkonsentrasi pada hal itu,” ujar Bez.

“Yang aneh adalah ban semakin cepat aus pada balapan jarak jauh (Minggu), semakin sedikit masalah yang terjadi saat masuk dan saat berbelok. Selain itu, motornya terasa sedikit berbeda saat saya kendarai sendirian. Secara keseluruhan lebih baik, tapi kami harus terus bekerja,” pungkas Bezzecchi.

Marco Bezzecchi saat ini menempati peringkat 13 di klasemen. Kalender berikutnya adalah GP Amerika di Austin. Tahun lalu, rider berusia 26 tahun itu menyelesaikan balapan di posisi ke-6, tepat di belakang Miguel Oliveira. Pada balapan tahun ini, deja vu bisa saja terjadi.