Franco Morbidelli : Kami Mengalami Masalah Besar untuk Masuk Q2

RiderTua.com – Franco Morbidelli berhasil meraih 3 kemenangan di MotoGP dan menjadi runner-up di tim Petronas-Yamaha pada 2020. Tapi sebagai pembalap pabrikan Yamaha, dia jarang disorot karena tidak mampu menunjukkan performa bagus. Saat dia comeback pasca operasi ligamen dan meniskus, Morbido menggantikan Maverick Vinales pada September 2021. Bahkan ketika dampak dari cedera ini mereda, pembalap blasteran Italia-Brasil itu sangat sulit mendapat kesuksesan.

Dua kali finis di posisi ke-4 pada balapan awal musim di Termas de Rio Hondo, menjadi hasil terbaiknya musim ini. “Pastinya ada beberapa balapan bagus, seperti di Argentina tahun ini. Dan beberapa comeback bagus setelah kualifikasi yang buruk, misalnya di Sepang. Saya ingat saya banyak melakukan manuver menyalip,” kata Franky.

Franco Morbidelli : Kami Mengalami Masalah Besar untuk Masuk Q2

Yamaha M1 jelas tidak kompetitif di tahun 2023. Bahkan Fabio Quartararo yang notabene adalah juara 2021 dan runner-up 2022, mengalami kesulitan besar sehingga hanya mampu menempati peringkat 10 di klasemen. Yamaha melakoni musim kedua tanpa kemenangan di era MotoGP, yang sebelumnya pernah terjadi pada tahun 2003.

Setidaknya di paruh pertama musim ini, Morbidelli bisa lebih mengimbangi rekan setimnya dibandingkan tahun lalu. Dia memasuki jeda musim panas dengan hanya selisih 7 poin di klasemen. “Ya, tahun ini saya merasa punya kesempatan menjadi pembalap terbaik Yamaha. Kami melakukannya dengan baik di paruh pertama musim, kami terlibat dalam pertarungan. Tapi di paruh kedua, mungkin karena pengumuman (kepergiannya dari Yamaha) atau mungkin karena beberapa hal lain yang terjadi di tim, Fabio melakukan pekerjaannya dengan baik dan dia membalap dengan baik tanpa cela,” ujar juara dunia Moto2 2017 itu.

Murid VR46 Riders Academy itu melanjutkan, “Kami mengalami masalah besar saat memasuki Q2 dan dia selalu berhasil masuk 10 besar pada hari Jumat. Itu berkontribusi saat dia menjalani paruh kedua musim yang buruk. Kami gagal langsung memasuki Q2 pada paruh kedua musim ini dan kami menderita karenanya. Itu membuat gapnya menjadi lebih besar. Tapi saya jelas merasa punya peluang dan terutama dalam hal kecepatan balapan, kecepatan selalu ada.”

Perubahan apa pun pada motor tidak akan terlalu berperan. “Tidak. Menurutku pihak lain hanya melakukan pekerjaan yang lebih baik. Di paruh pertama musim, mereka mengalami kesulitan yang sama seperti kami saat memasuki Q2. Di paruh pertama, saya sering mengalahkan Fabio di kualifikasi. Namun di paruh kedua musim, keadaan menjadi lebih sulit. Jadi mereka berhasil mengambil langkah maju tapi kami tidak,” jawab pembalap berusia 29 tahun itu, memberi respect kepada kru pit Quartararo.

“Dalam hal kecepatan kualifikasi, kami cukup terjebak pada saat itu. Dalam hal kecepatan balapan, kami melakukan pekerjaan dengan baik. Tetapi jika kita start dari posisi ke-14 di grid, sangat kecil kemungkinannya kita akan bisa mengejar Fabio di posisi ke-7 di grid. Kita mungkin bisa lebih dekat, tetapi kita tidak akan bisa menyalipnya,” pungkas Franky.