Akankah Rekor Top Speed Mugello 363,6 Km/jam akan Pecah Tahun Ini?

andrea dovizioso top speed

RiderTua.com – Dengan semakin berkembangnya teknologi, top speed di Kejuaraan Dunia MotoGP terus meningkat. Sejauh ini, nilai tertinggi musim 2023 dicetak oleh Maverick Vinales (Aprilia) dengan kecepatan 356,4 km/jam di Red Bull Grand Prix of The Americas (COTA-Texas).

Sebagai informasi, 5 tahun lalu, dengan top speed ini Andrea Dovizioso membukukan rekor mutlak di MotoGP pada FP2 di Mugello (kemudian langsung dilampaui di balapan GP Italia 2018 dengan 356,5 km/jam), kini kecepatan tersebut tidak cukup lagi untuk masuk 10 teratas daftar top speed.

Akankah Rekor Top Speed Mugello 363,6 Km/jam akan Pecah Tahun Ini?

Menariknya, di trek lurus sirkuit COTA sepanjang 1200 m, total ada 14 pembalap MotoGP yang mampu menembus kecepatan 350 km/jam tahun ini. Pada tahun 2022 hanya Enea Bastianini dan Jack Miller (saat itu masih di Ducati) yang berhasil menorehkannya di Austin masing-masing dengan kecepatan 350,6 km/jam.

“Kami mendapatkan top speed, sedikit dari aerodinamika dan lebih banyak dari perangkatnya. Semua hal ini memastikan top speed yang sangat tinggi. Jika kecepatan terus meningkat, zona run-off semua trek akan menjadi terlalu kecil,” ujar Marc Marquez.

Jika menilik dari sejarah, Dani Pedrosa memegang rekor top speed di kelas utama kejuaraan dunia balap motor untuk waktu yang lama. Pada tahun 2009, pembalap Honda itu membukukan 349,3 km/jam di Mugello. Baru 5 tahun kemudian, Andrea Iannone (Ducati) memecahkan rekor tersebut dengan kecepatan 349,6 km/jam di trek yang sama.

Terakhir pada tahun 2015, Marc Marquez memecahkan rekor 350 km/jam untuk pertama kalinya di Doha-Qatar. Namun, rekor kecepatannya hanya bertahan hingga GP Mugello di tahun yang sama. Sejak saat itu, Iannone secara bertahap meningkatkan rekornya menjadi 354,9 km/jam. Kemudian Andrea Dovizioso melanjutkan rekor top speed untuk Ducati di GP Italia 2018 (356,5 km/jam) dan 2019 (356,7 km/jam).

Pada tahun 2021, Johann Zarco mencapai tonggak sejarah lainnya. Pembalap Pramac Ducati itu mencatatkan kecepatan 362,4 km/jam di Doha-Qatar. Pada tahun yang sama, Brad Binder (Red Bull KTM) mampu menyamai rekor ini di Mugello.

Tahun 2022, Jorge Martin (Pramac Ducati) berhasil mencapai kecepatan 363,6 km/jam di slipstream pada lap kedua GP Italia pada lintasan start-finish Mugello sepanjang 1,141 km.

“Ini sangat berisiko. Saat kita masuk ke tikungan pertama, sungguh menakjubkan bagaimana angin menggerakkan motor. Tetap saja, rasanya menyenangkan bisa melaju begitu cepat,” kata Martin sambil tersenyum.

Jack Miller menegaskan, “Pada akhirnya setiap tahun perkembangan teknologi di MotoGP semakin baik. Dan akan ada perbaikan lebih lanjut. Batas kecepatan pada kecepatan 300 km/jam biasanya menjadi masalah besar. Kemudian mencapai 360 km/jam dan sekarang menjadi 363 km/jam. Perbedaan antara 360 dan 370 km/jam tidak besar.”

Dalam 2 minggu kita akan tahu, apakah GP Italia mendatang (9-11 Juni) akan memecahkan rekor kecepatan berikutnya

5 thoughts on “Akankah Rekor Top Speed Mugello 363,6 Km/jam akan Pecah Tahun Ini?

  1. Kalau semua mengejar topspeed nanti jatuhnya touring. Lihat motor terkencang berwarna merah yg menguasai motogp sekarang, sangat kencang. Akhirnya skill salip salipan pun hilang. Kalau bisa tiru lah marc marquez setiap bertanding All in. Namanya juga balapan,kalau mau teratur ya main catur. Motogp butuh pembalap All in, skill tinggi. Kalau lomba mesin terkencang,naik pesawat aja 800km/jam. Kenapa peminat motogp semakin berkurang? Karena motor semakin kencang, lebih mirip touring, pembalap main aman takut menyalip. Harusnya top speed semua motor dibatasi maksimal 340km/jam. Supaya semua pembalap bisa menunjukkan skill balapnya, tidak ada motor yg sangat kencang. Atau 1 pabrik motor aja yg kuasai, misalnya motor merah, biar seluruh pembalap punya motor yg sama dan bisa tunjukkan skill salip menyalip. Ini hanya keresahan saya sebagai penonton motogp. Setiap nonton selalu saja motor merah yg kuasai, masalahnya motor merah sangat kencang. Akhirnya saya hanya nonton motor merah touring 23 laps. Kecewalah, dramanya mana? salip salipannya mana?

  2. Drama gp jadul bukan hanya di trek,tapi juga di luar trek.kayak telenovela ada protagonis vs antagonis.pembalapnya merangkap aktor.sekarang bukan hanya motor yang membatasi drama,tapi karakter pembalapnya juga gak ada yang bakat jadi aktor.cuma mm93 aja aktornya.aktor antagonis.kalo gak ada protagonisnya ya gak serulah.gp.

  3. Yang berkompetisi disini bukan cuma pembalap tapi orang2 di garasi untuk peningkatan mesin dll juga ikut berkompetisi, wajarlah semua menuntut Jadi yg terdepan dan menciptakan inovasi,,, selama ga menyalahi regulasi,, gaskeun,, akhirnya yg ga bisa menyesuaikan akan tersingkir,,, itu ud hukum alam

    1. Terlalu banyak peraturan om.. terlalu banyak pinalty.. sengol sikit pinalty.. motogp Lupa, ini balapan dengan resiko besar. Pembalap juga tau semua resikonya, maksud om bambang di atas, coba bayangkan orang gila mana menyalip dengan kecepatan sangat tinggi di tikungan? Akhirnya pembalap berbaris teratur,takut mati itu normal. Seni salip menyalip di motogp itu sudah mulai hilang om, semua berlomba menciptakan motor terkencang supaya cepat finish. Padahal penonton butuh entertaiment sport, kami butuh drama di dalam dan di luar lintasan, kami butuh emosi pembalap. Kalau murni sport, penonton lebih baik main PS4 motogp 2023. Contohnya Rossi vs Marquez. Rossi vs Max Biaggi. Rossi vs Lorenzo. Motogp dengan dramanya dulu enak banget diikuti, sekarang pembalap motogp tidak punya emosi bertanding, semuanya Teman, bayangkan ada grup sampai 8 pembalap berteman tuh motor yg berwarna merah, coba lihat dulu 1 tim pabrikan pun saingan kayak Rossi VS Lorenzo. Drama ini yg hilang, motogp kehilangan Emosi yg membawa penonton seru nontonnya, mungkin pembalap takut kena pinalty hihihi

  4. Jadi begini pemirsa .. MOTO GP itu ajang balap motor .. sudah pasti semua mau punya motor kencang supaya bisa menang .. kalo motor nya kencang berarti pengembangan motor nya bagus .. begitupun sebaliknya nya .. jadi persaingan motor bukan hanya di sirkuit saja .. tapi persaingan di semua bidang teknologi otomotif nya juga .. itu semuanya hal biasa dalam persaingan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *