Motor Konvensional Dialihkan ke Motor EV, Keputusan Tepat?

RiderTua.com – Motor konvensional atau bensin masih beredar luas di Indonesia hingga kini. Namun sejumlah orang berharap peralihan ke motor ramah lingkungan bisa segera dilakukan. Sebab motor konvensional menghabiskan bahan bakar fosil lebih banyak secara nasional. Apalagi dikhawatirkan ini dapat mengakibatkan tingkat emisi karbon menjadi semakin tinggi.

Baca juga: Motor Baru Triumph-Bajaj Mulai Terlihat, Artinya…

Motor Konvensional Paling Banyak Konsumsi Bensin

Penjualan motor bensin di Indonesia mengalami peningkatan tiap tahunnya, sebelum tahun 2020 dimana penjualannya turun drastis. Sejak saat itu, produsen roda dua berusaha untuk bangkit dari keterpurukan tersebut, dengan meningkatkan penjualan motornya. Tapi selama model tersebut berupa motor konvensional, mengurangi emisi karbon akan cukup sulit.

Terlebih diketahui motor bensin yang beredar di Tanah Air menghabiskan sekitar 69 persen bensin nasional. Memang karena kepemilikan motor jauh lebih besar ketimbang mobil atau kendaraan lainnya. Kalau dibiarkan, maka emisi karbon yang dihasilkan bisa semakin memburuk, dan seharusnya elektrifikasi dilakukan dengan segera.

Kurangi Emisi

Motor listrik dianggap menjadi pilihan yang tepat untuk mengurangi emisi. Seharusnya elektrifikasi pada motor sudah dianggap tepat, mengingat populasi sepeda motor yang cukup tinggi di Indonesia. Sehingga jumlah motor listrik yang tersedia di pasar harus ditambah dan terjangkau harganya.

Sejauh ini, model EV yang ditawarkan di pasar masih cukup terbatas. Terlebih dengan model seperti NIU hingga Alva tidak terlalu dikenal oleh masyarakat, dan merek ternama seperti Honda belum juga meluncurkan produknya. Walau Honda berencana untuk mulai merilis motor listriknya mulai tahun depan.

Dengan pemberian subsidi motor listrik, maka diharapkan penjualannya bisa ditingkatkan lebih jauh lagi. Meskipun subsidi ini hanya berlaku untuk model yang dirakit lokal.