RiderTua.com – Pada musim 2021, Dean Berta Vinales (15), Hugo Millan (14) dan Jason Dupasquier (19) kehilangan nyawa. Yang terakhir, meninggalnya Dean Berta Vinales dalam insiden kecelakaan balap mendorong Dorna dan FIM mengambil langkah untuk menghindari terulangnya tragedi serupa di lintasan. Tapi apakah itu akan cukup?.. Tragedi tersebut mengajak semua orang yang terlibat, terutama penyelenggara untuk berkaca di balik tragedi yang terus terjadi di lintasan. Padahal tingkat keamanan sudah mencapai tingkat yang sangat tinggi, tetapi dalam menghadapi dinamika tertentu tidak mungkin untuk menghindari drama tersebut. Tapi sekarang FIM dan Dorna sedang mempelajari langkah-langkah baru untuk mencoba menghindari tragedi yang tidak begitu sering terjadi. Seperti dengan aturan, jumlah pembalap, usia minimum, penambahan alat peringatan bahaya di motor, performa motor dll…
Seberapa besar kesuksesan tindakan pencegahan seperti kejadian di sirkuit Jerez dalam balapan Supersport mendorong beberapa pihak untuk merenungkan dan mengambil semua tindakan yang mungkin dan dapat dilakukan. Seperti dilansir AS, Dorna dan Federasi Internasional sedang mempelajari berbagai hipotesis, seperti:
Dari tahun 2022, usia untuk berpartisipasi dalam kejuaraan Dunia dapat dinaikkan menjadi 17 tahun. Namun mengurangi jumlah peserta akan sulit untuk tahun depan: di MotoGP ada 22 pembalap di grid dan akan ada 24 pembalap tahun depan, Moto2 ada 30 pembalap dan Moto3 ada 30 pembalap. Dalam balapan SSP 300 di mana Sabtu lalu Dean Berta Vinales kehilangan nyawanya ada 42 pembalap yang turun di lintasan, jumlah yang sangat banyak.
mengenai sisi teknis yang secara instan menginformasikan pembalap secara elektronik dengan sinyal cahaya di ‘tampilan’ motor mereka tentang jatuhnya pembalap lain di lintasan akan memakan waktu terlalu lama untuk beroperasi. Namun solusi sebenarnya adalah mencegah motor-motor di grid menjadi semakin mirip dalam performa, memaksa para pembalap berjuang keras untuk memperebutkan tempat terdepan.
Masalah di kelas Moto3 dan Supersport 300 sangat mudah terjadi kecelakaan fatal, karena motornya terlalu mirip dan terlalu mudah dikendarai, itulah sebabnya pembalap berbakat sering kali tidak dapat membuat perbedaan untuk maju dan meningkatkan kecepatan. Ini juga mengapa pembalap bisa menggunakan manuver gila untuk melakukan overtake. Tentu saja mereka harus disalahkan atas manuver ini, tetapi aturan teknis juga menempatkan mereka dalam situasi itu.
RiderTua.com - Suzuki GSX-250R, motor sport touring yang hanya dijual di 2 negara saja yakni Jepang dan China untuk saat…
RiderTua.com - Sebelumnya Daihatsu diketahui melakukan manipulasi tes tabrak terhadap sejumlah mobilnya yang dijual di Jepang. Akibatnya beberapa model seperti…
RiderTua.com - Citroen telah meluncurkan mobil terbaru lainnya di Indonesia, yaitu C3 Aircross. Model SUV ini menjadi model ketiga dalam varian…
RiderTua.com - Tesla masih memimpin penjualan mobil listrik secara global pada kuartal pertama tahun ini. Seharusnya mereka sudah dapat mempertahankan…
RiderTua.com - Honda telah mencatatkan hasil penjualan yang cukup bagus sepanjang Maret lalu. Dengan lebih dari 10 ribu unit mobil…
RiderTua.com - Kemarin Selasa 23/04, MPM Honda Jatim mengadakan acara rolling city bersama skutik premium fashionable mereka yakni New Honda…
Leave a Comment