Ride Height Device Milik Joan Mir Malah ‘Dibuang’, Gak Ngaruh?

RiderTua.com – Joan Mir mungkin satu-satunya rider yang ‘menanggalkan’ perangkat ride height device (membantu akselerasi). Alat yang baru diperkenalkan Suzuki pada paruh kedua musim ini menghilang di GSX-RR milik Joan Mir. Mir mengatakan, “Kami bisa melihat bahwa saat ini kami tidak mendapatkan performa terbaik dari perangkat ini. Kami masih harus banyak memahaminya jika kami ingin menggunakannya setiap saat dalam race. Saya pikir kuncinya adalah, kita tidak perlu menyadari bahwa perangkat itu ada di motor. Tapi sekarang itu terbukti membuat perbedaan bagi kami. Berharap untuk segera mendapatkan yang baru karena kita membutuhkannya. Saya mungkin satu-satunya pembalap di grid yang tidak menggunakannya. Ini adalah sesuatu yang saya lewatkan.”

Ride Height Device Joan Mir Malah ‘Dibuang’

Pada latihan bebas hari Jumat, Joan Mir dibuat bingung dengan posisinya yang hanya menempati urutan ke-21. Tapi di FP3 pembalap Suzuki itu naik ke posisi ke-3, pada hari Sabtu Juara Dunia 2020 itu berhasil mencapai Q2. Usai kualifikasi, pembalap berusia 23 tahun itu mengakui kesalahannya. Tapi pada dasarnya dia sangat puas dengan hasilnya. Dia berada P7 di grid start. “Secara keseluruhan, saya sangat senang dengan hasil hari ini. Saya kembali menemukan perasaan yang sangat baik, yang sudah lama tidak saya rasakan. Tetapi untuk sementara waktu, itu yang saya butuhkan.

Kami mengambil langkah besar di FP3. Motornya bekerja jauh lebih baik ketimbang kemarin, saya langsung bisa cepat. Saya membukukan waktu 1:46 di pagi hari tanpa banyak kesulitan. Dalam kualifikasi kami bimbang antara ban depan medium dan hard, karena suhu yang tinggi. Dan itu mungkin kesalahan saat memilih kompon medium. Tapi itu adalah pengalaman yang akan kami bawa bersama kami di masa depan. Tetap saja, saya senang, terutama kecepatannya bagus,” ujar pembalap asal Spanyol itu.

Joan Mir menjelaskan, “Saya kembali menemukan perasaan yang baik di bagian depan. Saya punya masalah besar dengan hal itu kemarin dan di Silverstone, juga di Austria. Itu bukan yang terbaik. Untuk menjadi kompetitif dan memperebutkan kemenangan balapan, kita perlu lebih banyak mengambil resiko karena level motor telah meningkat sehingga kita menjadi lebih cepat. Untuk itu saya butuh feeling yang lebih baik di area depan. Saya sangat peka terhadap semua gerakan motor. Itu sebabnya saya bukan salah satu pembalap yang lebih sering crash. Saya membutuhkan perasaan yang tepat untuk mendapatkan hasil maksimal dari motor.”

Untuk balapan 23 lap nanti, sebagian besar lintasan MotoGP tampaknya bertaruh pada ban depan hard dan ban belakang soft. “Saya merasa cukup kuat dengan ban soft. Setelah 24 atau 25 lap, catatan waktu saya masih konstan. Saya pikir kompon hard membuat ban lebih sulit bekerja dengan baik ketika abrasi Dunlop (dari kelas Moto2) ada di trek. Ban soft mungkin sedikit lebih baik dalam hal ini, dan kita semua tahu itu. Tapi tentu saja berisiko karena jika ban ini habis, kita tidak hanya kehilangan 1 detik per lap, tetapi lebih dari itu. Jadi manajemen ban itu penting,” pungkas Joan Mir.