RiderTua.com – Mencoba hitungan secara kasar kekuatan tiga tim raksasa tahun depan (Ducati -Honda- Yamaha). Persaingan MotoGP saat ini adalah mencapai level pertarungan teknologi. Kunci kemenangan motor ada pada manajemen ban. Dengan asumsi kekuatan mesin setara( Yamaha akan naikkan top speed tahun depan). Siapa yang punya ban lebih hingga akhir balapan dialah yang menang. Darimana pengaturan ban itu? tidak lain dari ECU, ban kurang grip, banyak spin, terlalu boros ban, dll, semua bisa di setel dari otak motor itu. Jadi jangan heran kalau ada yang tanya kenapa Honda dan Ducati kencang tapi ban tetap awet ?.. Karena Ducati punya Magneti Marelli, Honda punya Marc Marquez, Yamaha punya cornering speed saja !
Kenapa ECU seragam kok Yamaha paling menderita? Kuncinya menurut Bos Teknik MotoGP, Corrado Cecchinelli, adalah kalibrasi ECU. Karena elektronik semua seragam, cara kerja ECU sama untuk semua tim. Yang membedakan adalah adanya ribuan kombinasi angka dari program tiap-tiap pabrikan. ECU adalah otak motor, mengatur semua yang ada di motor baik hubungannya dengan sasis, traksi, roda ( ban).
Keuntungan Ducati meningkat sejak 2016 saat diberlakukannya elektronik tunggal, elektronik yang berasal dari Ducati. Dan hasilnya Honda, Ducati, lebih kuat. Yamaha adalah salah satu merek yang terus menderita dan tetap merugi, akibat aturan baru ECU hingga saat ini. Hal itu yang sudah dilakukan oleh Honda dengan merekrut Filippo Tosi yang pernah bekerja di Magneti Marelli dan Ducati. Dengan kondisi ini secara teknis Honda setara dengan Ducati namun dengan adanya Marquez, Ducati keteter. Bos Ducati pun mengakui lawan mereka bukan Honda tapi Marquez..
Yamaha Punya Cornering Speed dan Magneti Marelli
Solusi yang bisa menjadi satu-satunya pilihan bagi Yamaha adalah mendatangkan insinyur ECU yang memiliki pengalaman dengan Magneti Marelli. Dan tahun depan akan dilakukan Yamaha ( Marco Frigerio). Secara hitungan kasar saja :
- Ducati awalnya unggul dengan ECU Italia.
- Honda lebih unggul lagi dengan punya ahli ECU Italia dan Marc Marquez
- Yamaha tahun depan punya ahli ECU Italia
- Yang tidak dipunyai Honda dan Ducati adalah Cornering speed
- Dengan asumsi Yamaha naikkkan top speed M1 tahun depan
- Jadi tahun depan adalah pertarungan Marc Marquez dengan Cornering Speed Yamaha..
Penyakit Honda dan Ducati adalah susah belok, dan hanya Marquez yang mampu menutupinya. Wes lanjutkan hitungannya…itungen dewe…
Trending Artikel Minggu Ini ( Top5 ):
- Transfer Pembalap MotoGP 2021: Marquez Ditawar Ducati, Tebak Digaji Berapa Sama Tim Merah?
- Maverick Vinales Pasti Ke Ducati ! Uji Nyali ?
- Bom Carlo Pernat : Zarco ke Honda Vinales Diincar Ducati Dovi Merapat ke KTM !
- 4 Tahun Lagi Marc Marquez Akan Kelelahan Kendarai Honda RC213V !
- Kandidat Rekan Marquez di Honda: Bradl Pengalaman, Nakagami Orang Jepang, Zarco Mengomel !
dan 1 lagi T. bangkotan suruh pensiun saja, itu zarco masukkan lagi ke yamaha duet sama taro d pabrikan.
Dari 2016 motor kita sudah pada pengembangan yg benar, terbukti juara test pra musim dan juara seri awal musim… Dan pindah ke sdri eropa sampai valencia jadi ampas selama lamanya… Dan sampai 2019 tetap seperti itu ??
Masalah yamaha ada di ridernya, imputnya tidak akurat dan dilema dengan nama besar VR46 hingga input vinales akhirnya diabaikan.
Yamaha punya cornering honda dan ducati punya v4 top speed yg tidak dipunyai mesin inline i4, yg jelas honda punya marc, sedangkan yamaha punya si ehmmm. ✌️
Lo kowe nduwe opo to ? nganu…hahaha
Betul.. Dulu penyeragaman elektronik dibuat agar persaingan tidak berkutat antara honda – yamaha..ducati diuntungkan dengan elektronik yg selama ini dipake ducati.. Akhirnya skrg ducati perkasa, honda cepet tanggap dan yamaha telat antisipasi.. Harusnya tim kembali dibebaskan dengan ECU masing2… Karena levelnya semua pabrikab sudah hampir sama..
Yamaha bagus di corner speed karena kurang top speed, sama kaya Suzuki. Ntar kalo setting di ubah ke top speed, pasti keteteran di corner speed. Solusi nya cuma satu, kasih mesin factory ke rider yg tepat ?