RiderTua MotoGP – Jika melihat perselisihan antar tim MotoGP tahun ini kita akan sedikit membuat kita tersenyum. Argumen tiap tim terlihat “menyiasati” aturan walau jelas mendekati sebuah “pelanggaran”. Namun sepertinya mereka berusaha keras menembusnya. Kita pastinya pernah mendengar ungkapan yang bersifat sindiran terhadap para “pelanggar” aturan dengan ” Peraturan Dibuat untuk Dilanggar”… Dan jika kita melihat bahan yang diperdebatkan berupa spoiler yang kadang mereka menyebutnya “spoon” atau sendok, maka kita akan mengenal 3 macam sendok di MotoGP… Apa saja itu ?
Sendok ini pertama kali dipopulerkan oleh tim Yamaha ( YZR-M1) pertama kali muncul pada Agustus 2018 di GP Austria. Deflektor di bawah belly-pan ditujukan untuk mengalihkan air di sekitar ban belakang saat kondisi trek hujan. Berikut jawaban Valentino Rossi ketika ditanya media tentang penambahan bagian itu (Spray Deflektor). Menurut Valentino Rossi Spray deflektor ini untuk mengambil air dari ban belakang, dan juga untuk aquaplaning ( genangan air). Lumayan membantu dan menurut Rossi itu hal bagus. Tetapi jika jumlah genangan air banyak alat ini tidak maksimal juga. Jadi Yamaha gunakan sendok itu untuk menyibak air..
Sendok kedua disempurnakan oleh Ducati dan dipakai di Qatar. Dengan alasan yang mirip yaitu untuk mendinginkan ban. Menurut bos balap Ducati Gigi Dall’Igna, untuk mendinginkan ban belakang. Karena menurutnya manajemen ban belakang menentukan menang dan kalah. Gigi Dall’Igna menekankan bahwa sayap akan menurunkan suhu ban sebesar 7 derajat.
Honda Repsol tidak mendapat lampu hijau untuk memasang salinan ‘sayap’ spoiler Ducati yang kontroversial itu ke swingarm di Argentina. Menurut studi yang dilakukan Honda, sendok kecil itu memberikan efek tekanan ( downforce) ke roda belakang saat kecepatan tinggi dengan tekanan 4 hingga 6 kg di tanah.
Setelah ditolak saat pengajuan pagi hari, pada malam hari dengan memberikan argumen barunya sebagai alat pendingin untuk ban belakang, akhirnya disetujui dan di seri Amerika Honda mencobanya dan menurut Marc alat itu lebih seperti “stiffness balance rear arm” atau menjaga kekakuan lengan ayun motor. Dan sumbernya dari efek aerodinamika juga..
Yamaha memang terlihat tidak “dicurigai” namun ketika yang memakai Ducati yang ahli aerodinamika maka tim lawan protes. Massimo Rivola ( Tim Aprilia) seorang pria dengan pengalaman hebat di Ferrari dan di Formula 1 yang mengungkap pelanggaran itu. Dan dikuatkan oleh pernyataan Marc saat tes. Artinya walau jelas alat itu bisa digunakan sebagai alat aerodinamika maka tetap saja dilanggar.. Dan dengan cerdik mereka menyiasati celah aturan itu … Benarkah “Peraturan Dibuat untuk Dilanggar” itu sedang terjadi..? Hanya aspal dan ban yang tahu..
RiderTua.com - Salah satu skutik Yamaha yang berkolaborasi dengan FILA yakni sebuah brand fashion terkenal, menghasilkan edisi spesial dari Fazzio…
RiderTua.com - Marc Marquez mengukuhkan dirinya sebagai pembalap GP23 tercepat pada 3 seri pertama MotoGP musim 2024. CEO Ducati Claudio…
RiderTua.com - Akhirnya Neta dapat memulai perakitan mobil listriknya di Indonesia setelah memulai penjualannya sejak tahun lalu. Walau mereka baru…
RiderTua.com - Walau Citroen mengimpor seluruh mobilnya dari luar negeri, modelnya dapat dijual dengan harga cukup terjangkau. Tentunya dengan kualitasnya…
RiderTua.com - Fabio Quartararo memilih tetap bertahan dengan Yamaha meski performa M1 sangat mengecewakannya. Aleix Espargaro ikut mengomentari hal ini, pembalap…
RiderTua.com - Sejauh ini penjualan mobil listrik di seluruh dunia masih cukup bagus, walau dengan adanya penurunan tren di Eropa…
Leave a Comment