Yamaha di pertengahan musim ini bisa jadi berada dalam kondisi serba sulit, bukan saja menghadapi persaingan dengan rival namun juga dalam menyikapi kedua pembalapnya yang kini sama-sama berpeluang besar menjadi juara dunia 2017, ya ada empat pembalap dengan 10 poin dan dua diantaranya adalah rider pabrikan Yamaha, dan ini pastinya akan membuat pusing boss tim Yamaha Massimo Meregalli, namun ini bukan yang pertama dialaminya dan sudah terbiasa mengelola dua pembalap cepat dimana dulu juga ada Valentino dan Lorenzo.
“Kami memenangkan empat kemenangan dan delapan podium, lebih banyak dari pada tim lainnya, dengan motor yang sama sekali baru. Maverick dan Valentino masing-masing memiliki 4 dan 10 poin dari pemimpin klasemen, tanpa jatuhnya Valentino di Prancis dan Maverick di Belanda kami mungkin akan menjadi yang pertama dan kedua di kejuaraan, tapi sebenarnya itu bukan penyesalan “kata Massimo, yang diwawancarai oleh Corriere dello Sport.it
Namun tetap saja pertarungan harus dilanjutkan persaingan dengan lawan dan dalam tim pastinya akan ada persaingan dan Yamaha menjamin keduanya akan mendapat perlakukan sama.
“Saat ini kita semua tahu bahwa kedua pembalap selalu mendapat dukungan yang sama, part yang sama dan kemungkinan yang sama dari Yamaha, dan tahun ini akan seperti itu”
Dan Yamaha tetap akan membentuk pasukan dan tim penyerang, dengan seorang pemuda (Vinales) yang kelaparan akan kemenangan dan orang tua (Rossi) yang susah untuk dijinakkan.
Massimo Meregalli pun menggambarkan bagaimana seorang Valentino di mata dia, dimana kebugaran fisiknya, dedikasinya dan semangatnya untuk olahraga ini adalah seperti pembalap berusia 22 tahun, bukan 38, tiga podium berturut-turut dalam tiga musim terakhir adalah hasil dari kondisi fisik, bakat dan kekuatan yang luar biasa. Massimo Meregalli pun akan segera katakan apakah akan diperbarui (kontrak) satu atau dua tahun setelah 2018. dan mereka akan bicara tentang itu tahun depan.
Dan tentang Vinales yang terlihat pertama mulai mendominasi dan kemudian menurun performanya Massimo Meregalli menjawab, bahwa Vinales masih dalam proses pembelajaran dengan ban Michelin yang baru, dan ternyata proses berlangsung lebih dari yang mereka duga dan ini telah memberi pelajaran juga pada tim Yamaha, karena Vinales menurut Yamaha juga memiliki sedikit pengalaman, seperti di Assen, tapi untuk anak laki-laki berusia 22 tahun benar-benar normal, dan Yamaha sangat senang dengan apa yang dia lakukan.
Dan inilah kiat Yamaha untuk sambut paruh kedua musim ini dengan berusaha menghindari kesalahan karena lawan tidak memberikan begitu saja kemenangan dan siapa yang paling ditakuti tim Yamaha ?
“Saya kira Honda menjadi lebih berbahaya dan bakat seorang Marquez akan menjadi elemen paling berbahaya di babak kedua kejuaraan.” tutup Massimo Meregalli
This post was last modified on 2 Agustus 2017 18:59
RiderTua.com - Setelah kemenangan sensasionalnya di GP Spanyol, Pecco Bagnaia menjalani tes hari Senin dengan relatif tenang di Jerez. Rider Ducati…
RiderTua.com - Setelah Jorge Martin (Pramac Ducati) crash, Miguel Oliveira sempat berada di posisi ke-6 pada race hari Minggu di Jerez.…
RiderTua.com - Wuling telah menampilkan mobil listrik ketiganya di Indonesia, yaitu Cloud EV. Hanya saja tidak seperti Air EV dan…
RiderTua.com - Chery Omoda E5 (atau hanya dikenal sebagai Omoda E5) kini dijual di sejumlah negara di seluruh dunia, tak…
RiderTua.com - Mitsubishi telah meluncurkan varian ramah lingkungan dari Xpander, baik model low MPV maupun low SUV di Thailand beberapa…
RiderTua.com - Aleix Espargaro menjalani balapan yang mengecewakan di Jerez. Usai tes resmi hari Senin, rider Aprilia itu bercerita mengenai detail…
Leave a Comment