Ketika pertama kali datang ke Indonesia, Wuling langsung ‘bermain’ ke pasar otomotif Tanah Air dengan meluncurkan LMPV Confero yang siap menyenggol Avanza dkk. Ternyata tak lama setelahnya Wuling pun langsung meluncurkan pesaing Innova yakni Cortez. Perang segmen MPV Wuling siap libas saingannya dan bikin kelas MPV semakin panas.
Baca juga: Inilah Bukti Kerasnya Persaingan Kelas Low MPV Indonesia
Kelas Paling Panas di Indonesia
Membahas MPV, segmen ini masih menjadi yang favorit bagi masyarakat Indonesia. Walau sempat mengalami penurunan penjualan pada tahun lalu, namun keberadaannya masih diperebutkan berbagai merek. Ada tiga jenis MPV, yaitu low, medium, dan high.
Kelas low MPV menjadi target pertama Wuling dengan meluncurkan Confero untuk melawan XeniAvanza, Xpander, Ertiga, dan Mobilio. Medium MPV ditempati Innova, Livina, Panther, Sienta, dan lainnya. Dan Wuling pun meluncurkan Cortez di segmen ini. Kelas high MPV ada Toyota Alphard, Nissan Elgrand, Hyundai H1, Mazda Biante dan Mitsubishi Delica. Apakah di kemudian hari nanti Wuling juga punya rencana untuk ikut ‘main’ di kelas high MPV ini ?
Dari ketiga segmen tersebut, LMPV merupakan kelas yang paling ketat persaingannya. Bagaimana tidak Avanza tetap menjadi pemimpin kelas ini, sementara Xpander yang juga pendatang baru berada tepat di belakang Avanza. Wuling Confero hingga saat masih belum menunjukkan bakal menggeser ‘dominasi’ Avanza di kelas ini meskipun sudah membanderol harga dengan murah.
Begitu juga Innova. Medium MPV andalan Toyota ini menguasasi pasar dengan dominasi hingga 73,35 persen penjualan di Indonesia. Akankah Cortez bakal menggulingkan ‘tahta’ Innova di kelas ini ? Dengan patokan harga yang ramah di kantong, Wuling percaya diri Cortez bakal mampu merayu pasar.
Kelas medium MPV dinilai Wuling tidak terlalu ketat persainngannya tak seketat LMPV. Jadi ada peluang kalau Cortez bisa menyusul Innova karena mempunyai segudang fitur canggih yang bisa mengalahkan saingannya ini.
Wuling dianggap merupakan produsen mobil asal China yang paling ‘nekat’. Karena tak takut berhadapan langsung dengan beberapa produsen mobil asal Jepang yang sudah eksis terlebih dulu di Indonesia selama beberapa tahun. Bahkan tak ragu menginvestasikan 700 juta dolar AS untuk membangun pabriknya di Indonesia.
