RiderTua.com – Sejauh ini, Luca Marini adalah salah satu pembalap MotoGP yang merosot drastis dalam klasemen. Pada 2023, ketika masih membela tim VR46 Ducati rider berusia 27 tahun itu selalu terlibat persaingan di barisan depan. Dia berhasil meraih 2 podium bahkan nyaris menang di GP Amerika. Maro menempati peringkat 8 dalam klasemen akhir dan akhirnya membuktikan bahwa dia juga memiliki bakat yang layak untuk MotoGP.
Pada tahun itu, Marini mencatatkan 16 kali crash. Sebagai perbandingan, Marc Marquez yang saat itu masih memperkuat tim Repsol Honda dinobatkan sebagai ‘raja crash’ pada 2023 setelah membukukan 29 kali crash. Sementara rekan setimnya Joan Mir menempati peringkat 2 dengan 24 kali crash. Dengan penampilannya yang solid tersebut, membuat Marini mendapatkan kontrak pabrikan pertamanya. Seperti kakaknya Valentino Rossi pada 2002, Marini juga mengenakan seragam Repsol dan naik sebagai pembalap pabrikan Honda pada 2024.
Luca Marini Menempati Peringkat Terakhir dalam Statistik Crash 2024, Apakah Karena Terlalu Berhati-hati atau Memang Strategi Balapnya?
Setelah bergabung dengan Honda dimana RC213V masih menjadi motor yang kurang kompetitif, hasilnya bisa ditebak. Luca Marini baru bisa mencetak poin pertamanya pada balapan ke-18 dan 10 balapan selanjutnya dia hanya bisa mencetak 4 poin. Di akhir musim 2024 atau setelah 40 balapan, suami Martha Vicenzi itu menempati peringkat paling buncit alias paling akhir sebagai pembalap reguler dalam klasemen tepat di depan pembalap wildcard KTM Dani Pedrosa dan Pol Espargaro. Meski begitu dia hanya mencatatkan 4 kali crash dalam 20 seri musim 2024 dan sejauh ini Marini menjadi pebalap MotoGP ‘teraman’.
Apakah sebuah kebetulan bahwa Marini finis terakhir tidak hanya di klasemen tetapi juga dalam statistik crash pada 2024? Namun data dari dua pembalap Honda lainnya akan menjawab.
Senasib dengan Marini, Johann Zarco juga merosot tajam dalam klasemen. Ketika masih membalap untuk tim Pramac Ducati dia menempati peringkat 5 dalam klasemen pada 2023, tetapi ketika dia pindah ke Honda bersama tim LCR rider asal Prancis itu hanya berada di peringkat 17 dalam klasemen sebagai pembalap Honda terbaik 2024. Namun Zarco membukukan 15 kali crash pada 2024, jumlah yang sama ketika masih menunggangi Desmosedici GP23 pada 2023.
Joan Mir terjatuh sebanyak 17 kali pada 2024. Namun, pengambilan risiko yang jelas lebih tinggi juga tidak membawa hasil signifikan bagi pembalap asal Mallorca Spanyol itu. Mir hanya menempati peringkat 21 atau di atas Marini dalam klasemen 2024.
Apakah Luca Marini sangat pintar? Satu hal yang pasti, catatan crash Marini yang sempurna bukanlah hasil dari kontrol kendaraan yang luar biasa, melainkan bukti dari strategi risiko yang berbeda. Semua pebalap Honda lainnya termasuk Marc Marquez, setidaknya harus memberi respect kepada Marini. Anehnya meskipun Marini lebih cepat dari Pecco Bagnaia dalam tes pasca musim di Valencia pada 2023, setelah libur musim dingin Maro langsung berada di barisan paling belakang dan tetap berada di posisi belakang hingga akhir musim.
Crash bukanlah bukti tindakan heroik, tetapi juga merupakan ekspresi dari tekad pembalap. Jika para pebalap menuntut komitmen penuh dari Honda dalam pengembangan RC213V, maka Honda akan menuntut hal yang sama kepada Marini. Perubahan kru seharusnya membantu Marini karena pada 2025, dia akan didampingi kepala kru baru Cristhian Pupulin yang sebelumnya menjadi kepala kru Pol Espargaro dan Jack Miller di KTM. Sementara itu, mantan kepala krunya Giacomo Guidotti sekarang mengawasi teknologi Yamaha M1 untuk Miller di tim Pramac.
